Faktor Risiko Klasifikasi Patofisiologi

setidaknya sebagian disebabkan oleh deteksi dan klasifikasi yang tepat dari perdarahan kecil dengan neuroimaging modern Flaherty dkk, 2010. Risiko perdarahan intraserebral tampaknya sedikit lebih besar pada pria dibandingkan pada wanita. Di Amerika Serikat kulit hitam dan Hispanik memiliki insidensi jauh lebih tinggi dibandingkan kulit putih. Di antara orang kulit hitam dan Hispanik, risiko perdarahan intraserebral paling sering pada orang muda dan setengah baya. Lokasi dominan perdarahan intraserebral dalam otak juga bervariasi dalam populasi yang berbeda. Di Amerika Serikat, Eropa, dan Australia, perdarahan yang berasal dari periventrikular, nukleus kaudatus, kapsula interna, putamen, globus pallidus, atau talamus adalah yang paling umum, diikuti oleh perdarahan lobar pada gray matter atau white matter subkortikal. Sedangkan dalam sebuah studi berbasis populasi yang besar di Jepang, perdarahan lobar hanya terjadi 15 dari keseluruhan perdarahan intraserebral Flaherty dkk, 2010.

II.1.3. Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Sjahrir, 2003 1. Non modifiable risk factors a. Usia b. Jenis kelamin c. Keturunan genetik Universitas Sumatera Utara 2. Modifiable risk factors a. Behavioral risk factors 1. Merokok 2. Unhealthy diet : lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low fruit diet 3. Alkoholik 4. Obat-obatan : narkoba kokain, antikoagulansia, anti platelet, obat kontrasepsi b. Physiological risk factors 1. Penyakit hipertensi 2. Penyakit jantung 3. Diabetes mellitus 4. Infeksi lues, arthritis, traumatik, AIDS, lupus 5. Gangguan ginjal 6. Kegemukan obesitas 7. Polisitemia, viskositas darah meninggi dan penyakit perdarahan 8. Kelainan anatomi pembuluh darah 9. Dan lain-lain

II.1.4. Klasifikasi

Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke berdasarkan atas patologi anatomi lesi, stadium dan lokasi sistem pembuluh darah Misbach, 2011. Universitas Sumatera Utara I. Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya : 1. Stroke iskemik a. Transient Ischemic Attack TIA b. Trombosis serebri c. Emboli serebri 2. Stroke hemoragik a. Perdarahan intraserebral b. Perdarahan subaraknoid II. Berdasarkan stadium : 1. TIA 2. Stroke in evolution 3. Completed stroke III. Berdasarkan lokasi sistem pembuluh darah : 1. Tipe karotis 2. Tipe vertebrobasiler

II.1.5. Patofisiologi

Perdarahan intrakranial meliputi perdarahan di parenkim otak dan perdarahan subaraknoid. Insiden perdarahan intrakranial kurang lebih 20 adalah stroke hemoragik, dimana masing-masing 10 adalah perdarahan subaraknoid dan perdarahan intraserebral Caplan, 2000. Perdarahan intraserebral biasanya timbul karena pecahnya mikroaneurisma Berry aneurysm akibat hipertensi maligna. Hal ini paling Universitas Sumatera Utara sering terjadi di daerah subkortikal, serebelum, dan batang otak. Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriol berdiameter 100 – 400 mikrometer mengalami perubahan patologi pada dinding pembuluh darah tersebut berupa lipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Pada kebanyakan penderita, peningkatan tekanan darah yang tiba-tiba menyebabkan rupturnya penetrating arteri yang kecil. Keluarnya darah dari pembuluh darah kecil membuat efek penekanan pada arteriol dan pembuluh kapiler yang akhirnya membuat pembuluh ini pecah juga. Hal ini mengakibatkan volume perdarahan semakin besar Caplan, 2000. Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan sekitarnya lebih tertekan lagi. Gejala neurologik timbul karena ekstravasasi darah ke jaringan otak yang menyebabkan nekrosis Caplan, 2000. Perdarahan intraserebral sekunder sekitar 12 sampai 22 dari seluruh kejadian perdarahan intraserebral disebabkan oleh penyebab lain selain pecahnya pembuluh darah kecil, misalnya, aneurisma, malformasi arteri-vena, transformasi hemoragik stroke iskemik, dan neoplasma Brouwers dkk, 2012. Universitas Sumatera Utara

II.1.6. Penanganan