Tingkat Kesejahteraan Berdasarkan Indikator Kependudukan
sehari-hari. Ketika dirinya atau salah seorang anggota keluarganya sakit, beliau bergegas untuk membawanya ke sarana kesehatan umum, yaitu
Puskesmas. Hal ini berdasarkan hasil wawanacara berikut ini: “Ya tentunya semua orang berpendapat bahwa kesehatan adalah yang
terpenting...nah tapi jika ada saya atau anggota keluarga saya ada yang sakit, ya harus segera diobati...kami biasa berobat ke Puskesmas
karena tidak dipungut biaya untuk berobat dan obat yang harus ditebus...ya fasilitas semacam itu harus dimanfaatkan, karena kita ingin
hidup sehat” wawancara dengan Bapak Waluyo pada tanggal 17 Juli 2014.
Unsur lain yang paling dominan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari adalah tentang ketercukupan asupan gizi yang diperoleh oleh
setiap anggota keluarga dalam makanan yang dikonsumsinya. Hasil pengumpulan data seluruh responden menunjukkan bahwa mayoritas
pengrajin bambu di Desa Sendari dalam kondisi cukup. Kondisi kecukupan gizi ditandai dengan terpenuhinya empat sehat: nasi,sayur,
lauk, dan buah. Salah seorang informan menyatakan bahwa dalam hal konsumsi keluarga asupan gizinya terpenuhi, yaitu dengan konsumsi yang
memenuhi standar empat sehat lima sempurna. Hal ini berdasarkan hasil wawancara berikut ini:
“Di keluarga saya empat sehat lima sempurna terpenuhi...ya setiap hari selalu ada nasi, sayur, lauk...lauknya entah itu tahu, tempe, atau,
daging ayam...itu selalu ada. Trus buah-buahannya yang paling sering pisang dan jeruk. Trus susu buat anak saya yang paling kecil..kalau
yang besar sudah tidak minum susu lagi” wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 17 Juli 2014.
Berbeda halnya dengan asupan gizi yang dikonsumsi oleh keluarga Ibu
Sri Rahayu sehari-harinya, keluarga Bapak Waluyo menyatakan bahwa
unsu-unsur empat sehat lima sempurna tidak setiap hari dirasakan oleh keluarganya. Hal ini berdasarkan hasil wawancara berikut ini:
“Kalau di keluarga saya, untuk makan sehari-hari yang penting sudah tersedia sayur dan lauk sudah cukup...ya kalau ada rejeki yang lebih
beli buah, tapi kalau untuk susu tidak, karena nggak biasa minum susu...kaya orang kaya aja..ya intinya yang penting buat makan tu nasi
ada temennya...gitu aja sudah cukup kok” wawancara dengan Bapak Waluyo pada tanggal 17 Juli 2014.
Sementara itu, bagi keluarga Bapak Jumadi unsur empat sehat lima
sempurna harus terdapat dalam menu makan keluarganya sehari-hari. Bagi Bapak Jumadi, kesehatan itu penting, yang dapat terwujud dari pola makan
yang sehat dan teratur. Oleh karena itu Bapak Jumadi sangat peduli dengan asupan gizi dan segala yang dikonsumsi oleh anak-anaknya. Hal
ini berdasarkan hasil wawancara berikut ini: “Menurut saya empat sehat lima sempurna itu harus selalu ada dalam
menu makanan yang dihidangkan bagi keluarga saya, karena menurut saya kesehatan itu yang utama, yang salah satunya dapat terwujud dari
pola makan yang sehat dan teratur. Nah pola makan yang sehat itu diantaranya dengan senantiasa makan makanan yang sehat dan
bergizi...ya saya selalu menyuruh istri saya untuk selalu menyediakan nasi, sayur, lauk, buah, dan susu tiap kali makan, terutama untuk
makan pagi, itu wajib hukumnya...karena kalau makan pagi itu kan untuk berkegiatan selama sehari, jadi makannya harus yang bergizi dan
sehat” wawancara dengan Bapak Jumadi pada tanggal 17 Juli 2014. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa para pengrajin
kerajinan bambu tersebut sangat mengutamakan kesehatan dan memperhatikan asupan gizi keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan
responden apabila anggota keluarga jatuh sakit segera dibawa ke rumah sakit atau dokter. Kebutuhan mengenai makanan selalu mengupayakan
empat sehat lima sempurna. Hasil ini meperkuat analisa perhitungan dari
data yang menunjukkan sebagian besar pengrajin bambu kondisi kesehaan keluarganya bagus. Dengan demikian kesejahteraan diukur dari tingkat
kesehatan dan gizi mayoritas termasuk dalam kategori tinggi