Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator
Nomor Pernyataan
Kesejahteraan Kependudukan
1 Kesehatan dan gizi
2,3 Pendidikan
4,5 Ketenagakerjaan
6 Taraf dan pola konsumsi
7,8,9 Perumahan dan
lingkungan 10,11
Kemiskinan 12
Indikator Sosial lainnya 13,14,15
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Tingkat kesejahteraan tersebut dilihat dari indikator
kesejahteraan dari Badan Pusat Statistik BPS pada tahun 2011. Indikator keluarga sejahtera berdasarkan BPS 2011 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Keluarga Sejahtera Indikator
Tinggi Sedang
Rendah
Kependudukan Produktif
usia 15-64 thn Belum produktif
usia 0-14 thn Tidak produktif
usia 65 thn Kesehatan dan
gizi Bagus
Cukup Kurang
Akses Pendidikan Mudah Cukup
Sulit Ketenagakerjaan
35 jamminggu antara 15jamminggu
sampai 35 jamminggu
15 jamminggu
Taraf dan pola konsumsi
Rendah Cukup
Tinggi Perumahan dan
lingkungan Layak huni
Semi layak huni Tidak layak huni
Kemiskinan Rendah
Sedang Tinggi
Indikator Sosial lainnya: rekreasi,
Komunikasi, informasi
Terpenuhi Kurang terpenuhi Tidak terpenuhi
Sumber: BPS 2005 2011 Pada penelitian ini terdapat skor pada masing-masing klasifikasi indikator,
yaitu skor 3 untuk klasifikasi tinggi, skor 2 untuk klasifikasi sedang, dan skor 1 untuk klasifikasi rendah.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil Desa Sendari, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta
Desa Sendari merupakan salah satu desa di Kabupaten Sleman, yang sebagian besar penduduknya memiliki usaha industri kerajinan dengan
bahan dasar bambu yang nantinya akan dibuat menjadi mebel seperti kursi dan meja. Selain itu, industri juga membuat kerai bambu, sekat ruangan,
lampu meja dan gazebo. Industri-industri kerajinan di Desa Sendari telah berkembang sejak lama, maka tak heran jika akhirnya desa ini dijadikan
sebagai sentral desa industri kerajinan bambu. Sejarah tercetusnya usaha kerajinan bambu di Desa Sendari yaitu pada
tahun 1961. Pada waktu itu salah seorang pengrajin bambu bernama Kartodwijo memberikan pelatihan kepada warga di Desa Sendari tentang
pembuatan kerajinan bambu. Dari pelatihan yang sering dilakukan, masyarakat mulai pandai membuat kerajinan berbahan dasar bambu. Sejak
saat itu, perkembangan dari pelatihan kerajinan bambu mulai dirasakan hasilnya, yaitu warga Desa Sendari mulai membuka usaha kerajinan bambu
dan melakukan proses produksi. Pemasaran kerajinan bambu yang dihasilkan oleh masyarakat Desa
Sendari tidak hanya pada lingkup daerah atau nasional saja, akan tetapi telah merambah pasar internasional. Hal tersebut dibuktikan dengan ekspor
kerajinan bambu ke Negara Inggris, Norwegia, Amerika, Prancis yang telah