Tingkat Kesejahteraan Berdasarkan Indikator Ketenagakerjaan
penghasilan para pengrajin setiap bulannya diantaranya karena banyaknya pengrajin bambu yang bekerja secara individual, memproduksi bambu
secara tradisional dan masih melayani kebutuhan lokal, sementara ada pengrajin yang telah memproduksi bambu dengan bantuan mesin dan
berorientasi ekspor ke luar negeri, keterbatasan informasi tentang akses untuk memperkenalkan produksi kerajinan bambu dalam ajang pameran
di tingkat lokal, nasional, atau internasional, serta permasalahan modal yang kurang bagi pengrajin kecil. Hal ini berdasarkan hasil wawancara
berikut ini: “Ya kalau untuk masalah penghasilan dari para pengrajin setiap
bulannya memang pasti ada perbedaannya. Ya perbedaan tersebut yang menyebabkan munculnya permasalahan tidak meratanya
pendapatan para pengrajin. Permasalahan tersebut dikarenakan banyaknya pengrajin bambu yang bekerja secara individual,
memproduksi bambu secara tradisional dan masih melayani kebutuhan lokal, sementara ada pengrajin yang telah memproduksi
bambu dengan bantuan mesin dan berorientasi ekspor ke luar negeri, keterbatasan informasi tentang akses untuk memperkenalkan produksi
kerajinan bambu dalam ajang pameran di tingkat lokal, nasional, atau internasional, serta permasalahan modal yang kurang bagi pengrajin
kecil. Sebenarnya kalau menurut saya untuk masalah penghasilan itu kan rejekinya orang beda-beda ya. Jadi kalau ada yang merasa hal ini
merupakan permasalahan besar, khususnya bagi pengrajin yang pendapatan tiap bulannya kecil menurut mereka, ya itu merupakan
pekerjaan rumah bagi kami khususnya bagi saya selaku ketua paguyuban. Ya semoga kedepannya kami dapat memberikan solusi
atau bahkan bantuan dari setiap permasalahan yang dihadapi para
anggota” wawancara dengan Bapak Paidi pada tanggal 16 Juli 2014. Terlepas dari permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin, omset
pendapatan yang diperoleh oleh para pengrajin setiap bulannya dapat dikatakan cukup baik, yang dapat dilihat dari jumlah pesanan yang
semakin meningkat.
Pendapatan dalam satu bulan termasuk dalam kategori cukup, hal ini juga berdasarkan hasil wawancara berikut ini:
“Kalau untuk omset pendapatan yang diperoleh para pengrajin setiap bulannya, sepengetahuan saya omsetnya bagus, pesanan terus
meningkat” wawancara dengan Bapak Paidi pada tanggal 16 Juli 2014.
Dengan pendapatan yang diperoleh oleh para pengrajin bambu setiap bulannya, sebagian besar pengrajin merasa bahwa pendapatan yang
mereka peroleh cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka sehari-hari. Hal ini berdasarkan hasil wawancara berikut ini:
“Dengan pendapatan yang saya peroleh setiap bulannya dari usaha ini, saya merasa dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga saya
kok” wawancara dengan Bapak Jumadi pada tanggal 17 juli 2014. Senada dengan yang disampaikan oleh Bapak Jumadi, Ibu Sri
Rahayu juga berpendapat yang sama bahwa pendapatan yang diperolehnya dari usaha kerajinan bambu tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
dan keluarganya sehari-hari. Hal ini berdasarkan hasil wawancara berikut ini:
“Cukup...alhamdulillah mencukupi buat kebutuhan hidup sehari-hari” wawancara dengan Ibu Sri Rahayu pada tanggal 17 Juli 2014.
Pendapat lain diutarakan oleh Bapak Waluyo tentang ketercukupan penghasilannya dari usaha kerajinan bambu yang digelutinya. Baginya,
meskipun penghasilannya dari usaha kerajinan bambu cukup untuk kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, akan tetapi tidak banyak yang
dapat disisihkan untuk ditabung. Hal ini berdasarkan hasil wawancara berikut ini: