Indonesia mencapai 6,4 persen. Kondisi ini membuktikan bahwa daya tahan perekonomian Indonesia sudah lebih kuat dalam menghadapi berbagai shock, baik dari
dalam maupun luar negeri. Dampak krisis ekonomi Amerika Serikat terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan tidak sebesar dampaknya pada China dan Vietnam.
Hal ini disebabkan fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas
moneter dalam negeri.
03. Kepercayaan Investor Institusional Asing
Kenaikan investasi fisik Produk Domestik Bruto sejalan dengan kenaikan investasi dalam bentuk penanaman modal. Dari data investasi periode Januari – Juni 2008, atau paruh
pertaman tahun 2008, terlihat bahwa realisasi investasi dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN sebesar 32 prosen. Sementara pertumbuhan investasi asing pada
Januari – Juni 2008 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya meningkat sangat tinggi hingga 160 prosen, walaupun pertumbuhan untuk PMDN
terkoreksi sampai sekitar 60 prosen. Membaiknya iklim investasi juga terlihat dari peningkatan pemintaan dari berbagai barang
import, khususnya capital goods maupun raw material. Permintaan imported capital goods pada semester I2008 mencapai USD 8,165 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang
sama tahun lalu sebesar USD4,758 miliar. Hal yang sama juga terlihat pada permintaan imported raw material yang pada semester I2008 mencapai USD45,002 miliar lebih
besar dibandingkan semester I 2007 yang baru mencapai USD25,714 miliar.
04. Perbankan Membaik, tapi Undisbursed Loans Tinggi
Sektor perbankan menunjukkan kondisi yang baik di mana NPL sistem perbankan berada pada posisi 4,0 per Juli 2008 dibandingkan 4,6 di tahun 2007, dengan tingkat LDR
yang telah mencapai 79 per Juli dibandingkan 69,2 di 2007, serta CAR yang terjaga di level 17,6, jauh di atas ketentuan minimum 8 - dengan catatan bahwa jumlah kredit
yang belum dicairkan undisbursed loans masih tetap tinggi.
5. Pendukung Utama Pertumbuhan
Sementara itu secara sektoral, pendukung utama pertumbuhan adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, yang tumbuh sebesar 20 persen pada semester I 2008.
Kemudian diikuti oleh Sektor Listik, Gas dan Air Bersih yang tumbuh sebesar 11,9 persen, dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan yang tumbuh sebesar 8 persen.
Tingginya pertumbuhan pada ketiga sektor jasa ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia berjalan cukup pesat seiring dengan tingkat investasi di ketiga
sektor tersebut.
Meskipun Sektor Industri Pengolahan hanya tumbuh sebesar 4,1 persen, namun sektor ini tetap merupakan sektor penggerak ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto PDB. Lebih dari separuh PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2008 berasal dari tiga sektor terbesar, yaitu Sektor Industri
Pengolahan, Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Masing- masing sektor ini memberikan kontribusi 27,3 persen, 14,7 persen, dan 1,3 persen
terhadap PDB.
6. Ekspor
Meningkatnya harga ekspor berbagai komoditas perkebunan dan pertambangan jelas merupakan faktor penting dalam perekonomian Indonesia dewasa ini. Seperti tahun-
tahun sebelumnya, pada tahun inipun perekonomian Indonesia sangat didukung oleh kenaikan ekspor barang yang mencapai 30,8 persen pada pada semester I 2008 lalu.
Dari kenaikan ini, sektor migas mencatat kenaikan nilai ekspor sebesar 65,32 persen dan sektor non migas mencatat kenaikan ekspor sebesar 23,2 persen.
Rangkuman Hasil Munas V Kadin --
4
93
07. Kebijakan Fiskal