Koreksi atas Sistem Finansial Global

V HASIL-HASIL MUNAS V KADIN Materi-materi bahasan dalam Munas V Kadin terdiri dari Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kadin Indonesia masa bakti 2004-2009, Kebijakan Umum dan Rencana Kerja Umum Kadin 2008-2013, Organisasi dan Pokok-pokok Pikiran Kadin Indonesia Kedepan. Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kadin Indonesia masa bakti 2004-2009 telah diterima secara aklamasi oleh Munas V Kadin dan materi bahasan lainnya dibahas dalam sidang- sidang komisi disahkan dalam sidang pleno Munas V Kadin sebagai berikut : 1 KEBIJAKAN UMUM DAN RENCANA KERJA UMUM KADIN 2008-2013 A. KEBIJAKAN UMUM

I. Perekonomian Global

Kebangkrutan Uni Soviet dan runtuhnya Tembok Berlin menandai berakhirnya Perang Dingin. Era baru telah terbentang. Hampir seluruh negara praktis lebih berkonsentrasi membangun perekonomian dan menjalin interaksi ekonomi yang lebih intens dengan luar negeri tanpa mengindahkan perbedaan sistem politik. Karena hampir seluruh negara kian membuka diri dan mengurangi hambatan-hambatan perdagangan secara drastik, praktis pasar dunia sudah terintegrasi. Istilah globalisasi, liberalisasi, dan flat world, mencerminkan dinamika baru ini. Tak hanya di bidang perdagangan, melainkan juga telah merambah ke hampir segala bidang kehidupan. Globalisasi atau integrasi ekonomi dunia tentu saja tidak berwajah tunggal. Tak melulu meningkatkan kesejahteraan rata-rata warga dunia dan menurunkan tingkat kemiskinan, tetapi juga menghadirkan sosok kelabu seperti ketimpangan yang melebar dan kemakmuran yang semu. Krisis finansial yang bermula dari masalah subprime mortgage di Amerika Serikat merupakan pertanda betapa rapuhnya sendi-sendi sistem keuangan dunia yang merupakan salah satu pilar utama kapitalisme global. Namun, setidaknya hingga sekarang, kapitalisme sudah menunjukkan kemampuannya berulang kali menghadapi krisis serupa untuk selanjutnya memperbarui diri tatkala regulasi tak lagi menopang sistem. Pendulum tampaknya masih terus bergerak dinamik mencari keseimbangan baru beriringan dengan sistem pasar yang bekerja mengoreksi para pelaku dan regulasi yang sudah menjauh dari relnya.

1. Koreksi atas Sistem Finansial Global

Sistem kapitalisme yang menopang perekonomian negara-negara maju ditandai oleh pasar finansial yang tumbuh sangat pesat yang telah jauh lepas kaitan dengan perkembangan sektor produksi barang dan jasa nonfinansial. Rekayasa produk-produk keuangan dengan aneka ragam derivatifnya telah menghasilkan kemakmuran semu, ibarat buih yang mudah sirna diterpa angin. Sistem kapitalisme telah berulang kali mengalami koreksi. Namun, penataan ulang atas Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 15 93 krisis yang tengah berlangsung belakangan ini tampaknya membutuhkan waktu yang lebih lama ketimbang krisis-krisis sebelumnya. Karena, pemicu utama kali ini murni dari Wal Street, bukan dari main Street. Krisis dewasa ini juga menyentuh dimensi yang lebih filosofis dan elemen-elemen utama dari sistem. Di masa mendatang, tak tertutup kemungkinan proses koreksi serupa akan terus berlangsung. Karena, terlepas dari berbagai kelemahannya, sistem kapitalisme memiliki built in mechanism untuk mengoreksi dirinya sendiri. Sudah barang tentu, proses koreksi akan menimbulkan instabilitas dan gejolak perekonomian dunia. Sejalan dengan penurunan dominasi negara-negara maju, terutama Amerika Serikat, perekonomian dunia tidak lagi serentan seperti di masa lalu. Kemerosotan ekonomi Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, tak menjalar tanpa kendali ke seluruh dunia. Terbukti, pertumbuhan ekonomi dunia hanya turun sekitar satu persen saja pada tahun 2008. Bahkan negara-negara berkembang masih tumbuh cukup tinggi, yakni 6,9 persen, hanya terpangkas satu persen saja pada tahun yang sama. Sepanjang tidak terperangkap pada praktik kapitalisme finasial global, niscaya negara- negara berkembang akan memiliki daya tahan lebih kokoh dalam menghadai turbulensi kapitalisme global. Apalagi seandainya muncul inisiatif-inisiatif baru untuk mengimbangi kekuatan-kekuatan ekonomi utama dunia saat ini, yakni Amerika Serikat dan Eropa. Asia, misalnya, dapat lebih bahu membahu untuk menjadi kekuatan baru yang sangat disegani, mengingat sumbangsihnya terhadap produk domestik bruto dunia kian meningkat dan memiliki kekayaan finansial yang sangat besar.

2. Pergeseran Kekuatan Ekonomi