MUNASSUS RENCANA KERJA UMUM

Kadin. Akreditasi dilakukan oleh Kadin Indonesia kepada asosiasi yang memiliki kompetensi melakukan sertifikasi berdasarkan sistem dan prosedur yang sudah ditetapkan. Persyaratan untuk tender pengadaan barangjasa di Indonesia tidak menggunakan SIUPP sebagai syarat kompetensi, namun menggunakan sertifikat sebagai bukti kompetensi.

11. SIM Keanggotaan

Sistem Informasi Manajemen Keanggotaan yaitu pendaftaranpendaftaran ulang anggota Kadin secara online menggunakan website dimulai tahun 2009 secara bertahap dan pada tahun 2010 seluruh Kadin Provinsi sudah mengimplementasikan SIM Keanggotaan. Langkah-langkah implementasi diatur lebih lanjut melalui pedoman yang diterbitkan oleh Kadin Indonesia.

12. KEANGGOTAAN TERCATAT

Pasal 4 UU No. 11987 menyebutkan semua perusahaan dan organisasi pengusaha baik yang tergabung maupun tidak tergabung dalam Kadin. Untuk itu Rapimnas Kadin 2006 telah menetapkan adanya keanggotaan tercatat. Melalui SKEP124DPXI2006 Kadin Indonesia telah mengatur mengenai pendaftaran anggota biasa tercatat. Pada tahun 2009 semua Kadin Provinsi sudah memulai melaksanakan pendaftaran anggota tercatat dan anggota luar biasa tercatat.

13. RATING

Rating adalah upaya untuk melakukan pemetaan terhadap posisi sebuah organisasi sehingga mampu melihat apakah organisasi tersebut sudah berfungsi sebagaimana mestinya dan telah memenuhi kebutuhan stakeholdersnya. Rating akan menjadi acuan dalam pembinaan organisasi yang terintegrasi mulai dari pengelolaan organisasi, program kerja, kerjasama, kepengurusan, stakeholders, sekretariat, sarana-prasarana dan sebagainya. Di masa depan Rating akan menjadi salah satu acuan bagi pelimpahan wewenang bagi Kadin Provinsi atau kegiatan akreditasi yang dilakukan oleh Kadin Indonesia. Rating bagi Kadin Provinsi dan AsosiasiHimpunan dilaksanakan oleh Kadin Indonesia, sedangkan Rating bagi Kadin KabupatenKota dilaksanakan oleh Kadin Provinsi yang sudah diberikan wewenangmandat oleh Kadin Indonesia setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan. Perlu dibentuk Tim Independen yang profesional untuk pelaksanaan rating. Rating dilakukan secara bertahap.

14. MUNASSUS

Perlu dilaksanakan Musyawarah Nasional Khusus MUNASSUS perubahan AD-ART Kadin, karena ada ketentuan yang masih multitafsir dan perlu diperjelas. Munassus dilaksanakan selambat-lambatnya 1 satu tahun semenjak pelaksanaan MUNAS V Kadin 2008. Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 55 93 3 PROGRAM STRATEGIS DAN REKOMENDASI KADIN PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL 1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak lima tahun terakhir sesungguhnya menunjukkan trend yang membaik sebelum terjadinya krisis global Oktober 2008, kendati masih masuk kategori sangat lambat, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sebelum terjadinya krisis tahun 1997. Tahun 2008 dan 2009 mendatang kita telah merasakan adanya perlambatan roda ekonomi dan ancaman stagflasi. Dan ini telah memberikan sinyal keras kepada pemerintah dan seluruh stakeholders yang terkait dengan pembangunan ekonomi, termasuk di dalamnya dunia usaha, untuk dapat bekerja lebih keras lagi agar pertumbuhan ekonomi dapat bergerak lebih cepat. 2. Trend kinerja pertumbuhan ekonomi yang tampak cenderung melambat akibat krisi global ini mengakibatkan pertumbuhan tidak mampu mendongkrak bergeraknya sektor ekonomi lainnya. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, yang tidak berkualitas, sehingga tidak mampu menciptakan kesempatan kerja secara signifikan. Dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segolongan atau lapisan masyarakat tertentu saja. Kenyataannya beban masyarakat bertamah berat dengan kenaikan harga- harga yang makin tidak terjangkau, sementara daya beli kian merosot. Jumlah angka penganggruran yang tidak makin berkurang, jumlah angka kemiskinan yang masih tidak berubah membaik bahkan cenderung bertambah miskin. Beberapa persoalan mendesak lainnya dan sangat menggangu atau berpotensi menjadi penghambat pertumbuhan adalah kondisi infrastruktur yang sangat tidak memadai. Hal ini mengakibatkan sistem produksi, transportasi dan distribusi terhambat dan tidak efisien. Belum lagi krisis energi, terutama listrik akibat lambatnya proses pembangunan listrik baru, yang diperkirakan akan baru siap pada 2010. Kedua hal ini, tentunya dapat menjadi penyebab sulitnya investasi masuk. Begitu pula turunnya produksi minyak selama ini, telah memaksa Indonesia menjadi negara importir minyak. Sementara kebutuhan BBM bersubsidi makin meningkat, yang pada akhirnya telah memperberat posisi fiskal pemerintah. Ketergantungan Indonesia terhadap pangan impor juga sekarang telah memukul kondisi domestik yang kian “sempoyongan”. Akibatnya lonjakan harga makin menggila dan tak terbendung. Situasi harga ini kecenderungannya akan terus merangkak naik sampai terbentuknya keseimbangan harga baru. Masih banyak lagi persoalan bangsa ini, yang kesemuanya memerlukan penanganan yang baik dan bijak, agar tujuan pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat, kemandirian bangsa dan lain-ldain serta tetap berkibarnya NKRI dapat diwujudkan. PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL 1. Indikasi terjadinya penurunan ekonomi global sudah nampak sejak beberapa waktu yang lalu. Ekonomi AS tahun ini diproyeksikan hanya tumbuh 1,2 , turun dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2007 sebesar 2,2. Bahkan IMF lebih ekstrim lagi menurunkan target pertumbuhan ekonomi AS tahun ini dari 1,5 menjadi 0,5. Sementara pertumbuhan ekonomi Eropa juga diperkirakan akan melambat menjadi 1,3 di tahun 2008. Tingkat inflasi AS diperkirakan meningkat menjadi 4,0 di tahun 2008 dan Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 56 93 tingkat inflasi di Eropa diperkirakan meningkat dari 2,1 menjadi 3,6. Dampaknya, hampir seluruh negara di dunia akan mengalami perlambatan pertumbuhan, termasuk China yang merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia, dimana pertumbuhan ekonominya diperkirakan akan melambat menjadi 10 di 2008. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan permintaan impor dan mendorong penurunan harga komoditas global, sehingga akan menekan perekonomian negara-negara berkembang, khususnya yang berbasis pada ekspor komoditas. 2. Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, otomatis mempengaruhi volume perdagangan yang makin menciut. Jika pada tahun ini, sampai akhir 2008 tingkat volume perdagangan dunia masih dapat mencapai diatas 7, maka pada tahun 2009 diproyeksian akan mengalami penurunan yakni hanya mencapai sekitar 2,1. 3. Krisis keuangan di AS yang bermuasal dari kasus sub-prime mortgage dinilai jadi pemicu dari segala perlambatan ekonomi yang melanda negeri itu sejak pertengahan 2007. Akibatnya tentu sangat dirasakan negara-negara lainnya, karena secara global konsumsi AS merupakan terbesar di dunia, mencapai 41,2 atau 10 kali lebih besar dibandingkan dengan China. Itu menjadi kekhawatiran global karena ekspor ke AS akan turun drastis. Dampaknya menimpa kinerja ekspor sejumlah negara, termasuk Indonesia. Secara langsung atau tidak langsung perlambatan AS pasti berdampak negatif bagi Indonesia. Faktanya, ekspor Indonesia ke AS hanya naik 5 pada 2007. Dan di tahun 2008-2009 diperkirakan akan ada penurunan tajam. 4. Terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang disebabkan antara lain karena terjadinya krisis finansial, ditambah lagi krisis energi dan ancaman krisis pangan, telah memberi dampak yang sangat keras terutama dunia usaha. Kenaikan ongkos produksi di saat kondisi pasar yang lesu baik pasar domestik maupun internasional telah memangkas omzet penjualan, dan bisa berujung pada kebangkrutan. Realitas hari ini, banyak perusahaan yang sudah megap-megap, bahkan tak sedikit yang gulung tikar. Bagi Indonesia, tidak banyak pilihan untuk dapat menghindar, tapi bisa dilakukan upaya untuk memperkecil dampak negatif dari krisis tersebut. Bahkan jika Indonesia jeli mengamati trend yang berkembang, terutama berkaitan dengan masalah pangan, maka dengan segenap daya guna memanfaatkan peluang, mengoptimalkan potensi dan kemampuan yang ada, niscaya bangsa ini akan dapat bangkit dari keterpurukan. Untuk ini diperlukan kebijakan yang bersifat darurat dan jika perlu menempuh strategi yang tidak populer. PROGRAM DAN KEGIATAN KADIN DEWASA INI 1. Kadin selaku wadah organisasi dunia usaha dan mitra pemerintah dalam pembangunan nasional, memiliki peran yang sangat besar bagi suksesnya proses pembangunan. Termasuk dalam hal penanganan berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa ini, terutama yang terkait dengan perekonomian. Selama ini cukup banyak program dan kegiatan yang dilakukan oleh Kadin dalam rangka turut memperbaiki iklim ekonomi dan kehidupan dunia usaha. Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena persoalan yang dihadapi negeri ini begitu kompleks dan untuk mengurainya diperlukan dukungan dari seluruh komponen bangsa. Tidak cukup hanya dukungan, tapi partisipasi aktif dengan suatu kesadaran kebangsaan yang tinggi untuk, secara bersama-sama melakukan menyelamatkan “kapal” yang tidak tertutup kemungkinan akan dapat karam. Upaya bersama ini perlu dilakukan secara berkesinambungan, tidak hanya jangka pendek maupun menengah tapi mencakup jangka panjang. Demi keberlanjutan masa depan bangsa. Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 57 93 2. Cukup banyak kegiatan Kadin Indonesia yang telah dilakukan selama kurun waktu 2004 – 2008, terutama dalam turut memberikan masukan kepada pemerintah bagi penyusunan kebijakan yang diperlukan. Kadin Indonesia aktif dan dilibatkan dalam berbagai penyusunan UU, baik yang telah diberlakukan maupun yang saat ini masih diperjuangkan. Aktifnya Kadin Indonesia dalam memberikan respon terhadap berbagai perkembangan yang terkait dengan ekonomi, telah makin mendekatkan hubungan Kadin dengan pemerintah. Bahkan saat ini hampir setiap kegiatan terutama yang terkait dengan keputusan yang berakibat pada dunia usaha, Kadin selalu dilibatkan partisipasinya. Artinya, keberadaan Kadin makin diperlukan sebagai mitra sejajar pemerintah. Namun memang tidak dipungikiri bahwa masih banyak persoalan Kadin secara internal yang perlu dibenahi dan ditingkatkan, agar kecepatan persepsi masyarakat tentang Kadin dapat diikuti dengan kondisi internal yang sesungguhnya. 3. Beberapa highlight kegiatan yang dilakukan Kadin Indonesia, diantaranya sebagai berikut:  Penyampaian Roadmap Industri Nasional dan Visi Kadin 2030 Revitalisasi Industri dan Investasi  Infrastructure Summit I II  Asia – Africa Business Summit  Penyampaian Action Plan untuk Bidang Pangan, Energi dan Infrastruktur  Penyelesaian masalah buruhketenagakerjaan  Partisipasi dalam penyusunan :  Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi melalui Inpres No. 3 tahun 2006  Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dan 2 dua Perpres No. 76, 77 Tahun 2007 Tentang Daftar Negatif Investasi beserta Pedoman yang kemudian di Revisi menjadi Perpres No. 111 Tahun 2007  UU Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial  UU Kepabeanan  UU Ketentuan Umum Perpajakan  UU Pajak Penghasilan  UU Energi  RUU Perdagangan  RUU Pelayanan Publik  RUU Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia  RUU Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah  RUU Administrasi Pemerintahan  RPP Pesangon  Perpres No. 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern  SK Menperin No. 78 Th. 2007 ttg OVOP One Village One Product  Permendag No. 11M-DAGPER32006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang DanAtau Jasa  dan masih banyak lagi lainnya  Program Aku Cinta Produk Indonesia Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 58 93  dan Lain-lain. 4. Dari seluruh partisipasi Kadin Indonesia dalam turut mengupayakan terwujudnya perbaikan ekonomi maupun iklim usaha yang lebih baik, pada tahap implementasinya ada beberapa yang secara penuh dan sesuai dengan harapan Kadin dapat dilaksanakan. Namun banyak juga yang belum dapat dilaksanakan, kalaupun hal itu sudah dilaksanakan, masih banyak yang belum optimal hasilnya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, karena persoalan di negeri ini begitu kompleks. Namun upaya yang secara terus menerus harus terus dilakukan oleh Kadin agar seluruh upaya yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. PROGRAM STRATEGIS KADIN KE DEPAN 1. Mencermati perkembangan ekonomi global dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia serta melihat kemampuan pembiayaan pemerintah yang sangat terbatas, begitu pula imbas yang diakibatkan ekonomi global yang pada akhirnya banyak melumpuhkan kegiatan usaha nasional, maka program strategis Kadin ke depan harus lebih terfokus. Program ini pada akhirnya harus disosialisasikan dan disampaikan kepada pemerintah, agar dunia usaha dan pemerintah memiliki kesamaan visi dalam mengatasi kondisi perekonomian bangsa dan secara bersama serta bersinergi program tersebut dilaksanakan. Disisi lain, secara internal organisatoris masih banyak persoalan yang harus dibenahi oleh Kadin Indonesia, sebagaimana banyak disampaikan dan fakta di lapangan bahwa pembangunan daerah sampai saat ini masih didominasi Jawa. Ada beberapa daerah yang memang berkembang cukup baik terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah, namun masih banyak daerah lainnya yang masih terbelakang. Di lain pihak, perkembangan Kadin di daerah nampaknya kurang mendapat pembinaan langsung, bahkan menurut beberapa laporan, pengurus Kadin Indonesia sangat jarang sekali terjun ke daerah. Hal inilah yang pada akhirnya menjadi gap dan pada kenyataannya mereka tertinggal oleh berbagai aktifitas dan informasi yang dilakukan Kadin Indonesia. Untuk ini diperlukan program yang fokus untuk mendorong tumbuhnya pembangunan ekonomi daerah, yang antara lain secara internal peran Kadin daerah juga harus diperkuat. Program strategis yang perlu dan akan dilaksanakan oleh Kadin sesungguhnya keberhasilannya kelak akan lebih banyak ditentukan oleh pemerintah. Hal ini didasari karena seluruh program tersebut pada akhirnya yang harus melaksanakan perbaikannya adalah pemerintah. Namun karena Kadin adalah mitra sejajar pemerintah dan Kadin memiliki kepentingan atas keberhasilan program tersebut, maka Kadin harus secara proaktif ikut mendukung bahkan melaksanakan secara bersama program tersebut. 2. Beberapa program jangka pendek dan mendesak yang perlu dilaksanakan secara terfokus untuk kurun waktu sd 5 tahun ke depan, antara lain:  Memperbaiki kinerja dan memperkuat sektor keuangan:  Mendorong pemerintah agar dapat memperkuat cadangan devisa  Penurunan BI rate sehingga bunga bank juga akan turun, kredit perbankan lebih mudah diperoleh dan lain-lain  Mengupayakan insentif pajak, seperti restitusi pajak dan lain-lain  dan lain-lain.  Mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor riil:  Prioritas pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, pelabuhan  Prioritas pembangunan ketahanan pangan nasional swasembada beras, gula, keledai, jagung, daging  Prioritas pengadaan energy listrik, gas, bio fuel Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 59 93  Mendorong berkembangnya sektor manufaktur prioritas yang padat karya  Mendorong berkembangnya UMKM  dan lain-lain.  Reformasi Birokrasi:  Percepatan realisasi APBN untuk belanja barang, belanja modal dan belanja rutin, dengan demikian sektor riil akan terdorong tumbuh  Percepatan regulasi untuk mengatasi peroalan krisis dan mendesak  Percepatan pelayanan dan fasilitas, termasuk mengurangi korupsi, pungli serta perda yang memberatkan dunia usaha  dan lain-lain.  Mendorong tumbuh dan berkembangnya ekonomi daerah  Memperkuat fungsi dan peran Kadin daerah  dan lain-lain. MENINGKATKAN PEREKONOMIAN PEDESAAN INDONESIA Program pedesaan secara umum adalah daerah potensial ekonomis dan tenaga kerja yang belum signifikan dalam program pelaksanaan pembangunan Indonesia. Dari hasil penelitian Kadin Indonesia maka dianggap perlu untuk masa 5 tahun mendatang ditingkatkan program Perekonomian Pedesaan Indonesia. Dari pengamatan Kadin Indonesia di Thailand bahwa pembangunan pedesaan sangat memberikan keuntungan bagi Wirausaha Desa maupun Investor luar pedesaan. Program Peningkatan Perekonomian Pedesaan Indonesia bertujuan terciptanya pemerataan pendapatan, berkurangnya urbanisasi, membuka kesempatan kerja, mengurangi pengangguran dan tumbuhnya Wirausaha-wirausaha Desa serta membuat fondasi ekonomi Indonesia kuat. Usaha yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan adalah: 1. Pembangunan PrasaranaSarana a. Jalan Desa b. Listrik Desa c. Irigasi Desa d. Pasar hasil pertanian dan pengolahan hasil pertanian 2. Menerbitkan kebijakan investasi dan tata ruang jalan pedesaan 3. Icon sektor usaha desa a. Hasil pertanian b. Industri pengolahan hasil pertanian c. Industri kerajinan tangan d. Eco Tourism 4. Menerbitkan kebijakan peran serta Kantor Kedinasan KabupatenKecamatanPedesaan REKOMENDASI KADIN Dalam menghadai krisis global saat ini, Kadin Indonesia menilai pemeritah masih bertindak setengah-setengah ketika banyak negara melangkah agresif dengan menambah alokasi Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 60 93 belanja pemerintah sebagai stimulus ekonomi. Stimulus diperlukan untuk membangun keyakinan, menumbuhkan permintaan dan menghindari pemutusan hubungan kerja PHK. Stimulus ekonomi menjadi inisiatif global untuk mereduksi perluasan ekses dari krisis finansial saat ini. Telah digagas dan diimplementasikan banyak negara. Stimulus ekonomi diimplementasikan dengan kesadaran bahwa tekanan akibat ekses krisis finansial saat ini tak cukup direspons dengan bertahan. Respons atas tekanan itu harus langsung pada jantung persoalannya, yakni membangkitkan keyakinan dan kepercayaan publik, mendorong permintaan atau konsumsi dan menciptakan lapangan kerja baru. Stimulus ekonomi dijadikan trouble shooter. Stimulus ekonomi di banyak negara pun lebih terarah pada ekonomi yang mengandalkan kegiatan produksi barang dan jasa, bukan ekonomi finansial. Muncul kecenderungan untuk menyeimbangkan fungsi serta peran ekonomi riil dan ekonomi keuangan. Kecenderungan ini menguat setelah disadari bahwa mengandalkan sektor keuangan dan sistem perbankan sebagai nakhoda pembangunan ekonomi tak jarang menimbulkan ketidak pastian yang berlarut-larut. Rangkaian stimulis ekonomi di sejumlah negara itu menggambarkan bagaimana upaya pemerintah di setiap negara membangkitkan keyakinan confidence masyarakat. Bagaimana pun, secara psikologis, paket stimulus ekonomi akan mampu membangun optimisme masyarakat dalam menangkal setiap ekses dari krisis finansial sekarang ini. Semua paket stimulus itu fokus pada upaya mendongkrak permintaan atau konsumsi dan mereduksi ancaman gelombang PHK. Apa yang sudah kita lakukan untuk lolos dari kebuntuan akibat krisis finansial global sekarang? Kita lebih sibuk merumuskan langkah-langkah pengamanan. Kita bahkan terkesan ragu dan bertindak setengah-setengah dalam menerobos kebuntuan saat ini. Masukan atau aspirasi dari dunia usaha dan para ekonom praktis tak digubris. Pemerintah baru menjanjikan percepatan penyerapan anggaran belanja pemerintah sebesar Rp 100 triliun sepanjang Desember 2009 serta penurunan pajak Rp 12,5 trilyun. Kebijakan yang telah direalisasikan pekan ini adalah penurunan harga premium bersubsidi sebesar Rp 500 per liter. Pemerintah juga menjanjikan stimulus fiskal lain yang belum diketahui modelnya. Komunitas pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Kadin Indonesia mengingatkan pemerintah tentang urgensi stimulus fiskal. langkah ini diperlukan karena perekonomian nasional telah bertahun-tahun terperangkap oleh rendahnya daya beli rakyat dan memburuknya kinerja sektor riil. Krisis finansial saat ini praktismengeskalasi persoalan yang melingkupi perekonomian kita. Untuk itu, Kadin Indonesia merekomendasikan pada pemerintah untuk segera menyiapkan stimulus yang diperlukan untuk membongkar perangkap yang terbentuk oleh rendahnya konsumsi dan lesunya sektor riil kita. Memburuknya kinerja sektor riil praktis menyulitkan perusahaan meningkatkan pendapatan atau upah pekerja. Upah pekerja yang tetap ditengah kenaikan harga barang dan jasa berakibat pada turunnya daya beli pekerja, otomatis menurunkan konsumsi atau permintaan. Pada gilirannya pertumbuhan ekonomi yang terganggu. Kadin Indonesia berpendapat, kekuatan konsumsi dan daya beli rakyat harusnya dijaga secara konsisten, karena sudah terbukti bahwa konsumsi masyarakat menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kini, bukan hanya daya beli orang kebanyakan yang anjlok, tetapi masyarakat yang berkecukupan pun mulai mengurangi volume konsumsinya sebagai tindakan berjaga-jaga. Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 61 93 Kadin juga merekomendasi stimulus fiskal berupa penundaan pajak bagi usaha yang banyak menyerap tenaga kerja sebagai salah satu stimulus. Kewajiban pajak yang ditunda bisa digunakan pengusaha untuk membayar para pekerja. Dunia usaha juga mendesak pemerintah menurunkan harga solar bersubsidi Rp 1.000 per liter. Penurunan harga solar bersubsidi akan mendongkrak daya beli masyarakat secara signifikan dan menjadikannya sebagai dukungan untuk menstimulus kinerja sektor riil. Kadin bahkan yakin menurunkan harga solar akan memberi dampak luas bagi sektor riil, terutama Usaha Kecil Menengah UKM. Harga solar yang murah akan meningkatkan produksi industri makanan dan minuman, serta mengurangi beban biaya distribusi barang. Nelayan bisa meningkatkan daya saingnya dan melanjutkan usaha penangkapan ikan. Mengingat penurunan harga premium-solar bersubsidi sebagai stimulus fiskal, faktor keseimbangan APBN tidak harus diprioritaskan, setidaknya untuk saat ini ketika kita tak bisa menghindar dari ekses krisis finansial. Kita harus tegar dalam menstimulir potensi ekonomi masyarakat. Ketegaran itu menuntut pengorbanan pemerintah-negara yang diimplementasikan melalui keberanian merancang defisit APBN tahun berjalan- tahun mendatang sedikit lebih besar. Mengapa tidak melihat defisit itu sebagai investasi pemerintah-negara dalam upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Untuk mendongkrak kekuatan konsumsi rumah tangga, pemerintah perlu menurunkan harga gas elpiji dan tarif listrik. Penurunan harga gas dan tarif listrik membuat biaya produksi semua sektor usaha lebih efisien dengan harga produk yang lebih kompetitif. Faktor stimulus lainnya yang amat diperlukan saat ini adalah penurunan BI Rate hingga menjadi 8,5 persen, penurunan tarif listrik, menurunkan harga bahan bakar minyak BBM bersubsidi. Kadin juga mengharapkan dukungan kuat dari perbankan, dengan menurunkan suku bunga pinjaman menjadi 13 persen. Suku bunga pinjaman sekarang yang mencapai 17 persen terlalu berat bagi pengusaha. Selain itu, belajar dari pengalaman tahun ini dan tahun sebelumnya, Kadin merekomendasikan pemerintah agar pada tahun 2009 dan seterusnya meningkatkan efektivitas pengelolaan anggaran sehingga publik berani mengandalkan APBN sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Penyerapan anggaran yang begitu lamban dalam tahun-tahun terakhir ini mestinya tak berulang di tahun-tahun mendatang. Menempatkan Pokok-Pokok Pikiran yang disampaikan Ketua Umum Kadin Indonesia sebagai kebijakan utama Kadin Indonesia 2008 – 2013 yaitu : 1. Memantapkan stabilisasi ekonomi dengan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, memulihkan transaksi antar bank, dan tersedianya likuiditas maupun pendanaan yang memadai untuk kelancaran sektor usaha. 2. Menyediakan rambu-rambu untuk mencegah masalah keuangan yang berpotensi sistemik dengan mekanisme yang jelas dan dapat segera diimplementasikan apabila terjadi krisis likuiditas perbankan. 3. Mempercepat tersedianya paket stimulus yang signifikan dan mencakup insentif perpajakan untuk sektor padat karya dan UKM,maupun percepatan waktu restitusi pajak. 4. Mempercepat pelaksanaan ekspansi fiskal yang effektif khususnya penyerapan optimal untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dsb. 5. Mempercepat implementasi kebijakan sektor agro, pangan dan energi melalui koordinasi erat antar departemen, dan antara pusat dan daerah. 6. Meninjau kembali beberapa ketentuan perpajakan dengan tujuan penurunan atau Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 62 93 pembebasan pajak untuk barang barang tertentu untuk meningkatkan permintaan domestik. 7. Mendorong percepatan pelaksanaan proyek infrastruktur yang terbentur berbagai kendala, dan pengembangan industri kreatif nasional. 8. Mengkaji peluang efisiensi biaya logistik dipelabuhan, biaya listrik peak hour dsb. dan rasionalisasi berbagai iuran dan retribusi baik dipusat maupun daerah. 9. Terus memajukan Indonesia sebagai tempat investasi atraktif, dan melakukan perlindungan pasar dalam negeri dari barang selundupan dan melalui mekanisme yang disepakati WTO. 10. Meningkatkan daya saing dan produktivitas daerah dan nasional dengan melalui lembaga Peningkatan Daya Saing Nasional dan penguatan organisasi di Kadin untuk urusan daya saing. 11. Meningkatkan keterlibatan Kadin dalam setiap pengadaan barang dan jasa pemerintah sekaligus meningkatkan peran serta UMKM serta mengganti Keppres 802003 tentang pengadaan barangjasa pemerintah dengan Perpres pengadaan barang dan jasa pemerintah yang lebih jelas dan tegas untuk menjamin percepatan penyerapan APBNAPBD. 12. Pemberdayaan dan pengembangan PT UKM Indonesia untuk akses pemasaran dan PT PKPI untuk akses ke finance khususnya untuk UMKM di daerah. 13. Implementasi Hasil Rakornas Kadin Perdagangan 2008 seperti yang terdapat dalam Buku Butir-butir Pemikiran Perdagangan Indonesia 2009-2014 sebagai Roadmap Perdagangan KADIN Indonesia dengan memberi perhatian pada pemberdayaan tokowarung dan pasar-pasar tradisional di tingkat pedesaan dan perkampungan. 14. Penyusunan cetak biru pengembangan bisnis dan potensi usaha daerah dan nasional dengan memperhatikan Roadmap Kadin Indonesia dengan melibatkan Kadin Provinsi. 15. Meningkatkan peran Kadin dalam pembangunan perdesaan termasuk dalam hal pengembangan produk andalan, unggulan dan akses pasar sentra-sentra produksi. 16. Peran dominan pelaku usaha Indonesia dalam perekonomian dan pasar domestik. 17. Meningkatkan citra Indonesia khususnya dalam hal peningkatan industri pariwisata. 18. Stimulus pemberdayaan UMKM penggunaan APBD untuk UMKM diperbesar. 19. Peningkatan ekspor melalui eksibisi dan promosi yang dikoordinir oleh Kadin dan memanfaatkan informasi dan jaringan pasar yang tersedia. 20. Peningkatan peran pendidikan, pelatihan dan penelitian untuk meningkatkan kompetensi, inovasi, dan teknologi melalui kerja sama Kadin, Lembaga Pendidikan dan Pemerintah dan untuk menumbuhkan industri kreatif. 21. Penciptaan dan pengembangan pebisnis baru melalui pelatihan kewirausahaan entrepreneurship. 22. Gerakan dunia usaha yang berwawasan kebangsaan. 23. Pembentukan media komunikasi penanganan ancaman krisis ekonomi melalui pembentukan crisis centre antara lain website yang merupakan link antara Pemerintah dan Kadin. 24. Melanjutkan program insentif bagi industri dalam negeri yang seimbang antara industri hulu dan hilir melalui harmonisasi tarif dan penghindaran pajak berganda baik di pusat maupun di daerah. 25. Meningkatkan likuiditas bagi dunia usaha dan menekan suku bunga kredit dengan memberlakukan blanket guarantee jaminan penuh simpanan dan program lainnya. Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 63 93 DEWAN PENASEHAT KADIN INDONESIA MASA BAKTI 2008-2013 Ketua : Syarif C. Sutardjo Wakil : Oesman Sapta Odang Soy Pardede Kodradi Sofyan Wanandi Anggota : 1.Yan Darmadi 2.Mooryati Sudibyo 3.Noer Yoesoep 4.Sugeng Saryadi 5.Subronto Laras 6.Aviliani 7.Wisnu Suhardono 8.Ibih Hassan 9.Danny Smendap 10.Aip Sjaifudin 11.Ono Purbo 12.Dahlan Iskan 13.Derom Bangun 14.Hotasi Nababan 15.Teuku Suryansyah 16.Zainuddin Hamid 17.Fathomy Asaari 18.Djoko Moeljono 19.Bambang Riyadi Soegomo 20.Mustapha Jatim 21.Alam Surya Putra Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 64 93 DEWAN PERTIMBANGAN KADIN INDONESIA MASA BAKTI 2008-2013 Ketua : Suryo Sulisto Wakil Daerah : Aksa Mahmud Wakil BUMN : Rinaldi Firmansyah Wakil Koperasi : Sarwono Kusumaatmadja Wakil Swasta : Agusman Effendi Anggota : 1. Arifin Panigoro 2. Chairul Tanjung 3. Agus Martowardoyo 4. Gatot Suwondo 5. Deddy Aditya Sumanegara 6. Burhanudin Napitupulu 7. Dito Ganinduto 8. Noes Sudiono 9. Eva Riyanti Hutapea 10. Muchayat 11. Ponco Sutowo 12. Ciputra 13. Subagio Wiryoatmojo 14. Arfan Sofan 15. Hasyim Djoyohadikusumo 16. Alwinsyah Loebis 17. Tience Sumartini 18. Poppy Dharsono 19. Gusti Tarkelin Soerbakti 20. Alwi Hamu Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 65 93 21. Prayogo Pangestu 22. Anthony Salim 23. Edwin Suryajaya 24. Malkan Amin 25. Fuad Hasan Masyhur 26. Robert Budi Hartono 27. Hotbonar Sinaga 28. Bambang Sudjagad 29. Basuki Wiwoho 30. Rainal Rais 31. H. M. Azwir Dainy Tara 32. Noke Kiroyan 33. Johanes Sinungan 34. John Sanova 35. Basril Djabar 36. Rudjito 37. Hartati Murdaya 38. Sudradjat D. P. 39. Enggartiasto Lukita 40. Said Umar Husin 41. Soendoro 42. Indra Budiyono Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 66 93 DEWAN PENGURUS LENGKAP KADIN INDONESIA MASA BAKTI 2008-2013 KETUA UMUM : MOHAMAD S. HIDAYAT 1.WKU bidang Orginisasi Keanggotaan ADI PUTRA TAHIR KOMITE TETAP 1.Pemberdayaan Kadin Propkabkota Ketua: Taufik Mustafa Wakil: Laksmo Imawanto Wakil: Suryo Susilo Wakil: Yana Mulyana 2.Pemberdayaan Asosiasihimpunan Ketua: Krishna Trypriadharma Wakil: A.Hamid Dipopramono Wakil: Basrizal Basir 3.Registrasi ALB AB Ketua : Yudi Yulius Wakil : Itho Bariumanto 4.Pengembangan Keanggotaan Ketua : A.Rachman Usman Wakil : John Paturusi 5.Pengembangan Organisasi Ketua : Ridwan M. Hisyam Wakil : Ollies Datau Wakil : Zain Masyhur 6.Kemitraan Daerah Ketua : Herman Heru Suprobo Wakil : Ali Patiwiri 2.WKU PEMBERDAYAAN PELAKU USAHA Dan POTENSI SDA DAERAH TONNY ULOLI KOMITE TETAP 1.Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Alam Daerah Ketua: Ngadiono Wakil: Nasihin Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 67 93 Wakil: Yakobus L Salim Wakil: Muhammad Surya 2.Pemberdayaan Promosi dan Investasi Daerah Ketua : Roem Kono Wakil : Ismail Hasyim Ning Wakil : Adil Hakim Tantowi Wakil : Dewi Parawatasari Yunus 3.Pengembangan Pelaku Usaha Daerah Ketua : Hasnuryadi Sulaiman Wakil : Renny Soediro Wakil : Sas Famariandi 4.Permodalan dan Perbankan Ketua : Aditya Indrajaya Wakil : Husni Thamrin Wakil : Friedrika Widyasari 5.Regulasi Implementasi Otonomi Daerah dan Perizinan Ketua : Safari Azis Wakil : Wisnu Pentalolo Wakil : Agus Surya Wakil : Alizaldi 6.Kajian dan Pengembangan Inovasi Desain dan Teknologi Ketua : Marzuki Daud Wakil : Ferdinand Lumempow Wakil : Fauzi Ali Wakil : Syahrazad 3. WKU bidang UMKM dan KOPERASI SANDIAGA S UNO KOMITE TETAP 1. Akses Informasi Peluang bisnis UKM Ketua: Muhammad Maulana Wakil: Indira Kartini Sofwan Wakil: Ari Batubara Wakil: Kristina N Nana Krit Wakil: Mudrajad Kuncoro Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 68 93 2. Akses Permodalan Ketua: Glen Glenardi Wakil: Damayanti Hakim Tohir Wakil: Setiawan Sudarmadji Wakil: Ali Said Wakil: Siti Jamaliah Budiharto 3. Akses informasi Pasar dan Jaringan Usaha Ketua : Rina Fahmi Idris Wakil : SK Wahyu Widodo Wakil : Nunki Juniarti Wakil : Jusuf Sanggarabudi Wakil : Tjut Syahnaz Rijadi 4.Pengembangan Kemitraan Usaha Ketua: Dina Napitupulu Wakil: Moh. Gunther Gemparalam Wakil: Reza Pribadi Wakil: Triharsono Mukti Wibowo Wakil: Mohammad Ghufron 5.Pengembangan Kewirausahaan Ketua : Susi Pudjiastuti Wakil : Syaiful Zein Wakil : Pandji G Danuhusodo Wakil : Hendy Setiono Wakil : Aditya Chandra Wardhana 6.Pengembangan Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi Ketua : Bambang Ismawan Wakil : Novita Dewi Wakil : Nanny A zainuddin Wakil : Panji G Danuhusodo Wakil : Chandra Tirtawijaya 4.WKU bidang Konstruksi dan Konsultasi SOEHARSOYO KOMITE TETAP 1. Pengembangan Sarana dan Prasarana Konstruksi Ketua : Sudarto Wakil : John Pieter Nainggolan Wakil : Tengku Zulfikar Wakil : Yul Santoso Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 69 93 2.Konsultasi Konstruksi Ketua : Bahder Johan Wakil : Ronny Trianggono Wakil : Nova Iriansyah 3.Konsultansi Non Konstruksi Ketua : Suwarmo Supeno Wakil : Wakil : Haryono Wakil : Gondo Subedjo 4.Pembinaan dan Diklat Konstruksi Ketua : Bachtiar Ujung Wakil : Eko Prastowo Wakil : Adang Surahman Wakil : Hilman Muchsin 5.Pembiayaan Konstruksi Ketua : Dadang Sukandar Wakil : Koko Santoso Wakil : Andi Rukman Wakil : Harry Danardojo 6.WKU bidang Hubungan Kerjasama Ekonomi Internasional JOHN A PRASETIO KOMITE TETAP 1.Kerjasama Ekonomi Multilateral Perdagangan Internasional Ketua : Oloan Siahaan Wakil : Ari P. Ariotedjo Wakil : Ricardo Simanjuntak Wakil : Meiriana Soetoyo Wakil : Alvin Sariaatmadja 2.Kerjasama Ekonomi Antar Kawasan dan Perdagangan Regional Ketua : Sudhamek Wakil : Adi Harsono Wakil : Eko D. Haryanto Wakil : Franky Sibarani Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 70 93 3.Asia Pasifik Ketua Bersama Co-Chairman : Steve Sondakh dan Ariful Hidayat Wakil : Rudy Suliawan Wakil : Wahyuni Bahar Wakil : Fakir Chand Wakil : Joseph Siswanto Wakil : Emmeline Hambali Wakil : Paul Mukandan Wakil : Aimee Dawis Wakil : Tatyana Sutara Waki : Dave A. Fikarno Laksono 4.Amerika dan Karibia Ketua : Diono Nuryadin Wakil : Ignasius Jonan Wakil : Rudy Halimun Wakil : Hasan Soedjono Wakil : Satish Mahtani Wakil : Ari Singgih 5.Uni Eropa dan Negara Eropa Lainnya Ketua : Shanty Poesposoetjipto Wakil : George Iwan Marantika Wakil : Jimmy Sudharta 6.Afrika Ketua : Mintarjo Halim Wakil : Heinrych W Napitipulu Wakil : Sujono Wakil : Aryanto 7.Timur Tengah dan OKI Ketua : Fachry Thaib Wakil : Sachman H. Kadiman Wakil : Budi Saroso 7.WKU ENERGI dan SUMBER DAYA MINERAL HERMAN AFIF KUSUMO KOMITE TETAP 1.Hulu Migas Ketua : Hadi Bil’id Wakil : Satya W Yudha Wakil : handoyo Prawiro Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 71 93 Wakil : Anton Tjahyono Wakil : Firlie Hanggodo Ganinduto Wakil : Teuku Riefky Harsya 2.Hilir Migas dan Petrokomia Ketua : Jatnika Wakil : Amir Sembodo Wakil : Moh. Noor Adib Wakil : Sukamto Wakil : Wahyu Rahardjo Wakil : Biben Akbar 3.Pertambangan Mineral Bahan Galian Industri Ketua : Wahid Usman Wakil : Armando Mahler Wakil : Tato Miraza Wakil : Anthon Radiumanto Wakil : Juangga Mangasi Mangunsong Wakil : Acil Munaf 4.Batubara dan Panas Bumi Ketua : Airlangga Hartarto Wakil : Jefrey Mulyono Wakil : Andre Mamuaya Wakil : Lawrence Barki Wakil : Bambang hadi Wakil : Tjahyono Imawan 5.Ketenagalistrikan Ketua : Bakti Luddin Wakil : Praptono Wakil : Ichsan Gading Wakil : Dodo Suharso Wakil : Nasir Nawawi Wakil : Dwihartanto Wakil : Iman Kusumo Wakil : M.Arsyad Rasyid 6.Pengembangan Energi Ketua : Ali Herman Wakil : Achmad Hafis Tohir Wakil : Erwin Sadirsan Wakil : Hariyara Tambunan Wakil : Lisminto Wakil : Paulus Parmo Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 72 93 Wakil : Arya Rizqi D 7.WKU bidang INVESTASI PERHUBUNGAN CHRIS KANTER KOMITE TETAP 1.Pengembangan Investasi Luar Negeri Ketua : Shinta Wijaya Kamdani Wakil : Vino Nasution Wakil : Adisatrya Sulisto Wakil : Hamdani 2.Pengembangan Investasi Daerah Ketua : BM Koesoemawardhana Wakil : Irawati Hermawan Wakil : Hardini Pusposari 3.Pendanaan dan Prasarana Investasi Ketua : Erwin Hadiyanto Wakil : Rachmat D Wakil : Patrick Waluyo Wakil : Tonny Wenas Wakil : Andy Mario 4.Angkutan Darat dan ASDP Ketua : Murphy Hutagalung Wakil : Ekasari Lorena Soerbakti Wakil : Ario Wijanarko Sunarto Wakil : Bayu Priawan Joko Sutono 5.Angkutan Laut Ketua : Carmelita Hartoto Wakil : Anwar Satta Wakil : Arthur Warokka 6.Angkutan Udara Ketua : Tengku Burhanudin Wakil : Karin E.I. Item Wakil : Capt Budi Tanjung Wakil : Arief Wibowo Wakil : Badar Tando Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 73 93 8.WKU bidang Perindustrian , Riset dan Teknologi RACHMAT GOBEL KOMITE TETAP 1.Industri Agro dan Kimia Ketua : Erwin Aksa Wakil : Harmidy Haroen Wakil : Achmad Widjaya Wakil : Made Suryadana 2.Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Alat Angkut Ketua : Gunadi Sindhuwinata Wakil : Rifat Saugi; Wakil: Ali Soebroto Oentaryo Wakil : Alam Suryaputra; Wakil: M. Yusuf Wakil : Wartam Radjid; Wakil: Alberto D. Hanani 3.Industri Makanan , Minuman dan Tembakau Ketua : Thomas Darmawan Wakil: Ratna Sari Lopies Wakil : Hengky Wibawa 4.Industri Tekstil, Apparel dan Alas Kaki Ketua : Ade Sudrajat Wakil : Redma Gita Wirawasta Wakil : Bartolomeus Saleh Wakil : Binsar Marpaung 5.Industri Kecil, Menengah dan Aneka Ketua : Ambar Tjahyono Wakil : Aldy Rianto Indarto Wakil : Widayati Soetrisno 6.Riset, Teknologi dan Standardisasi Ketua : A. Azis Pane Wakil : Rauf Purnama Wakil : Hari Kalisaran 7.Inovasi dan Produktifitas Ketua : A. Safiun Wakil : Dasep Ahmadi Rangkuman Hasil Munas V Kadin -- 74 93

9. WKU Bidang Ekonomi Kreatif dan Jasa lainnya KETUT SUARDHANA LINGGIH