sering diawali pada frekuensi 4000 Hz, tapi kadang-kadang 6000 Hz, yang kemudian secara bertahap semakin dalam dan selanjutnya akan
menyebar ke frekuensi didekatnya, dimana khasnya didapati perbaikan pada 8000 Hz. Hal inilah yang membedakannya dari prebiaskusis HSA,
2007.
Gambar 2.5. Audiogram GPAB menunjukkan takik di frekuensi 4000 Hz Vinodh Vaeranna, 2010
2.9 Penatalaksanaan dan Pencegahan
Sesuai dengan penyebab ketulian, penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya dari lingkungan bising. Bila tidak mungkin dipindahkan dapat
dipergunakan alat pelindung telinga terhadap bising seperti sumbat telinga earplug, tutup telinga earmuff dan pelindung kepala helmet
Bashiruddin Soetirto, 2007. Program pencegahan gangguan pendengaran atau Hearing Loss
Prevention Program HLPP merupakan suatu program yang diterapkan di lingkungan tempat kerja untuk mencegah terjadinya gangguan
pendengaran akibat paparan kebisingan pada pekerja. Program tersebut terdiri dari 7 komponen yaitu: identifikasi dan analisis sumber kebisingan,
kontrol kebisingan dan kontrol administrasi, tes audiometrik berkala, APD
Universitas Sumatera Utara
Alat Pelindung Diri, motivasi dan edukasi pekerja,pencatatan dan pelaporan data; dan evaluasi program Bashirudin, 2010.
2.10 Kerangka Teori
2.11 Kerangka Konsep
Keterangan: = Variabel independen bebas
= Variabel dependen terikat
Intensitas Kebisingan dB Diatas NAB 85dB
Dibawah NAB 85 dB
Auditori Tidak ada gangguan auditori
Non- Auditori
Gangguan Fisiologi
Gangguan Psikologi
Kerusakan sel rambut luar
koklea Gangguan
Pendengaran Akibat Bising
Peningkatan: tekanan darah, denyut nadi, metabolisme basal,
peristaltik usus, ketegangan otot Gangguan: sulit tidur, emosional,
komunikasi, konsentrasi
Usia Gangguan Pendengaran Akibat Bising GPAB
Masa Kerja Pemakaian APD
Kebisingan
Peningkatan Tekanan Darah
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 MATERI DAN METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah bersifat deskriptif dengan
pendekatan studi potong lintang cross sectional study.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Begerpang PT. PP. Lonsum. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Juli 2013 sampai bulan
Desember 2013.
3.3 Populasi, sampel penelitian dan besar sampel
3.3.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di
Pabrik Kelapa Sawit Begerpang PT. PP. Lonsum yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.3.2 Sampel penelitian Sampel penelitian adalah anggota populasi penelitian yang diperiksa
oleh peneliti secara acak, bersedia ikut dalam penelitian serta memenuhi kriteria penelitian.
• Kriteria inklusi
1. Karyawan yang bekerja di Pabrik Kelapa Sawit Begerpang PT. PP. Lonsum.
2. Usia 18-56 tahun. 3. Masa kerja 1 tahun.
4. Pada pemeriksaan THT rutin tidak dijumpai kelainan yang mempengaruhi fungsi pendengaran.
5. Bersedia diikutsertakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
• Kriteria eksklusi
1. Ada riwayat penyakit telinga yang mempengaruhi sistem fungsi pendengaran.
2. Ada riwayat trauma kepala, trauma akustik yang mempengaruhi fungsi pendengaran.
3. Ada riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran yang dibawa sejak lahir.
4. Ada riwayat penyakit sistemik seperti : DM, Hipertensi, Malaria dan lain-lain, yang dapat menyebabkan tuli sensorineural.
5. Ada riwayat mendapat obat ototoksik asam salisilat, kanamisin, dan streptomisin.
3.3.3 Besar sampel Penentuan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Tana, 2002.
Pada penelitian sebelumnya proporsi gangguan pendengaran pada karyawan di Pabrik Kelapa Sawit Begerpang PT. PP. Lonsum., sehingga
kami mengambil proporsi tuli akibat bising WHO yaitu 16 McCullagh, et al, 2011; Yiin, et al, 2011;.
� =
�
∝2 ×� ×�
�
2
Zα = deviat baku alfa = 5 = 1,96
Q = 1- P
P = proporsi kategori variabel yang diteliti = 16
= 0,84
d = presisi = 10
Besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 51,63 52 orang. Pada penelitian ini jumlah sampel sebanyak 60 orang.
Universitas Sumatera Utara
3.4 Variabel Penelitian