Gambar 2.4. A Telinga; B Daerah Koklea yang Paling Sering Mengalami Kerusakan Akibat Paparan Bising Kurmis, 2007
2.6 Gejala
Dampak bising akan menyebabkan hilangnya pendengaran yang bisa disertai dengan tinitus. Berat gangguan pendengaran berhubungan
dengan keparahan tinitus. Mazurek, et al, 2010. Biasanya gangguan pendengaran akibat bising ini diketahui dengan adanya penurunan
kemampuan berkomunikasi seringnya dikenali oleh anggota keluarga atau orang-orang terdekatnya dan kegiatan sehari-hari seperti menonton
televisi dan penggunaan telepon.
Universitas Sumatera Utara
Secara klinis gangguan pendengaran akibat bising menunjukkan penurunan pengenalan suara pada frekuensi tinggi. Hal ini dapat
menyebabkan penderita malah jatuh pada perasaan terisolasi dan depresi dari lingkungan sekitar daripada mencari pengobatan untuk pendengaran.
GPAB bersifat sensorineural, hampir selalu bilateral Humann, et al, 2011.
Derajat ketulian menurut ISO: 1. Normal
: peningkatan ambang batas antara 0 -25 dB 2. Tuli ringan
: peningkatan ambang batas antara 26-40 dB 3. Tuli sedang
: peningkatan ambang batas antara 41-55 dB 4. Tuli sedang berat
: peningkatan ambang batas antara 56-70 dB 5. Tuli berat
: peningkatan ambang batas antara 71-90 dB 6. Tuli sangat berat
: peningkatan ambang batas antara 90 dB
2.7 Pengaruh Paparan Bising
Bising berpengaruh terhadap tenaga kerja, sehingga dapat
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan secara umum, antara lain gangguan pendengaran, gangguan fisiologi serta gangguan psikologi
Nadya, et al, 2010. Gangguan fisiologi dapat berupa peningkatan tekanan darah,
percepatan denyut nadi, peningkatan metabolisme basal, vasokonstriksi pembuluh darah, peningkatan peristaltik usus serta peningkatan
ketegangan otot Penney Earl, 2004; Atmaca, Peker Altin, 2005; Mallapiang, 2008. Efek fisiologi tesebut dapat disebabkan oleh
peningkatan rangsang sistem saraf otonom. Keadaan ini sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap keadaan bahaya yang
terjadi spontan Bashiruddin, 2010. Gangguan psikologi dapat berupa stres tambahan apabila bunyi
tersebut tidak diinginkan dan mengganggu, sehingga menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan melelahkan. Hal tersebut diatas dapat
menimbulkan gangguan sulit tidur, emosional, gangguan komunikasi dan
Universitas Sumatera Utara
gangguan konsentrasi yang secara tidak langsung dapat membahayakan keselamatan tenaga kerja Cook Hawkins, 2006; Huboyo, 2008.
Pengaruh bising pada timbulnya gangguan pendengaran telah banyak ditelti Moller, 2006. Secara klinis paparan bising pada organ
pendengaran dapat menimbulkan reaksi antara lain: a. Adaptasi yang merupakan respon kelelahan akibat rangsangan
adalah keadaan terdapatnya peningkatan ambang dengar pada telinga yang segera terjadi akibat paparan bising. Pada paparan
dengan intensitas kurang dari 70 dB pemulihan dapat terjadi dalam 0,5 detik Alberti, 2002.
b. Peningkatan Ambang Dengar Sementara Temporary Treshold Shift
Peningkatan ambang dengar sementara merupakan keadaan terdapatnya peningkatan ambang dengar akibat paparan bising
dengan intensitas yang cukup tinggi secara perlahan-lahan, biasanya diawali pada frekuensi 4000 Hz. Pemulihan dapat terjadi
dalam beberapa menit atau jam, bahkan sampai beberapa hari setelah paparan Alberti, 2002.
c. Peningkatan Ambang Dengar Menetap Permanent Treshold Shift Peningkatan ambang dengar menetap terjadi akibat pajanan
bising dengan intensitas sangat tinggi berlangsung singkat eksplosif atau berlangsung lama yang menyebabkan kerusakan
pada berbagai struktur koklea antara lain kerusakan organ korti, sel-sel rambut dan stria vaskularis Alberti, 2002.
Saat ini sangat diyakini bahwa proses terjadinya GPAB berawal dari peningkatan ambang dengar sementara dimana dapat terjadi pemulihan
setelah bebas dari paparan bising. Oleh karena itu diasumsikan bahwa gangguan pendengaran yang terjadi pun sifatnya juga sementara, kecuali
jika terjadi paparan bising berulang dan dalam jangka waktu yang lama, maka terjadi peningkatan ambang dengar secara menetap dan akhirnya
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan terjadinya GPAB secara menetap pula Olaosun, et al, 2014.
Efek pertama paparan bising berupa peningkatan ambang dengar sementara yang diartikan sebagai peningkatan ambang dengar rata-rata
sebesar 10 dB atau lebih pada frekuensi 2000, 3000, dan 4000 Hz. GPAB yang terjadi secara menetap sering disertai gejala tinitus, dimana terjadi
peningkatan secara dominan pada frekuensi tinggi 3000-6000Hz dengan efek paling besar pada frekuensi 4000 Hz. GPAB yang menetap bersifat
ireversibel dan semakin memburuk jika paparan terhadap bising terus berlanjut Elsawaf, et al, 2014.
Patofisiologi terjadinya GPAB adalah merupakan dampak rusaknya struktur telinga dalam khususnya stereosilia dari sel-sel rambut
membarana basilaris koklea, terutama pada daerah basal , yang akhirnya menyebabkan terjadinya kematian sel. Hal inilah yang dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan ambang dengar sementara dan menetap. Progresifitas GPAB dapat melalui dua tahap, yaitu peningkatan
ambang dengar sementara dan menetap Sareen Singh, 2014.
2.7.1 Tekanan darah
Tekanan darah menunjukkan keadaan dimana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh
jantung ke seluruh anggota tubuh, dengan kata lain tekanan darah juga berarti kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas
dinding pembuluh darah. Tekanan darah juga sering disebut sebagai suara dimana detak jantung pertama kali didengar dengan bantuan alat
stetoskop. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti berikut : 12080 mmHg,
angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi, yang biasa disebut tekanan darah sistolik. Angka 80 mmHg
menunjukkan ketika jantung sedang berelaksasi disebut tekanan darah diastolik Ganong, 1999.
Universitas Sumatera Utara
Hingga saat sekarang alat ukur yang masih akurat digunakan untuk mengukur tekanan darah secara tidak langsung ialah sphygmomanometer
air raksa. Kadang-kadang dijumpai sphygmomanometer dengan pipa air raksa yang letaknya miring terhadap bidang horizontal permukaan air
dengan maksud untuk memudahkan pembacaan hasil pengukuran oleh pemeriksa. Satuan tekanan darah standar, tekanan darah hampir selalu
dinyatakan dalam milimeter air raksa mmHg karena manometer air raksa telah dipakai sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah
Singgih,1995. Joint National Committee JNC VII membuat klasifikasi tekanan
darah seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.2. Klasifikasi Tekanan Darah JNC VII,2004.
Klasifikasi Tekanan Darah TD
TD Sistolik
mmHg
TD Diastolik
mmHg Normal
120 dan 80
Prehipertensi 120-139
atau 80-89 Hipertensi derajat 1
140-159 atau 90-99
Hipertensi derajat 2 160
atau 100
Mekanisme terjadinya peningkatan tekanan darah karena kebisingan belum sepenuhnya terjelaskan, namun hal ini mungkin disebabkan karena
katekolamin yang dilepaskan dari medula adrenalis sebagai hasil aktivasi sistem adrenergik, efek kelenjar suprarenal, angiotensin dan efek
langsung bising pada dinding pembuluh darah arteri yang berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Stimulasi yang
disebabkan kebisingan melalui sistem saraf simpatis menyebabkan kenaikan tekanan darah oleh karena meningkatnya tahanan pembuluh
darah perifer dan kontraktilitas otot jantung. Stimulasi kebisingan yang terjadi secara berulang dapat menyebabkan perubahan struktur pembuluh
darah berupa penyempitan pembuluh darah perifer sehingga elastisitas
Universitas Sumatera Utara
semakin berkurang dan akhirnya menghasilkan peningkatan tekanan pada pembuluh darah secara permanen Shinghal, et al, 2009.
2.8 Diagnosis GPAB