Patogenesis dan Histopatologi Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Gangguan Pendengaran Akibat Bising dan Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Peningkatan Tekanan Darah (Penelitian pada Karyawan Pabrik Kelapa Sawit Begerpang PT. PP. Lonsum Kabupaten Deli

4. Bising impulsif. Bising jenis ini memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengaran. 5. Bising impulsif berulang. Sama dengan bising impulsif, hanya saja disini terjadi secara berulang-ulang. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51 tahun 1999 memperlihatkan tentang nilai ambang batas faktor fisik dalam lingkungan kerja, termasuk didalamnya tentang kebisingan Keputusan Menteri Tenaga Kerja, 1999. Intensitas bising dan waktu paparan perhari dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Intensitas Bunyi dan Waktu Paparan yang Diperkenankan Keputusan Menteri Tenaga Kerja, 1999. Intensitas Bising dB Waktu paparan perhari jam 85 8 87,5 6 90 4 92,5 3 95 2 100 1 105 ½ 110 ¼

2.5 Patogenesis dan Histopatologi

Mekanisme dasar terjadinya GPAB merupakan kombinasi dari faktor mekanis dan metabolik yakni adanya paparan bising kronis yang merusak sel rambut koklea dan perubahan metabolik yang menyebabkan hipoksia akibat vasokontriksi kapiler oleh karena bising Ferrite Santana, 2005. Gangguan pendengaran akibat bising juga merupakan interaksi dari faktor lingkungan dan faktor genetik Laer, et al, 2006. Penilaian GPAB secara histopatologi menunjukkan adanya kerusakan pada alat korti di koklea terutama sel-sel rambut. Kerusakan yang terjadi pada struktur organ tertentu bergantung pada intensitas dan lama paparan. Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar seperti stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kaku. Dengan bertambahnya Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Kerusakan Alat Korti karena Paparan Bising: a alat korti normal; b sel rambut luar tampak menghilang; c sel rambut luar dan dalam menghilang dan struktur penunjang kolaps; d Keseluruhan alat korti kolaps. Maltby, 2005 intensitas dan durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya stereosilia, kerusakan pada stria vaskular, kolaps sel-sel penunjang, hilangnya jaringan fibrosit dan kerusakan serabut saraf Daniel, 2007; Kujawa Liberman, 2009.

2.5.1 Kerusakan sel-sel rambut koklea

Paparan bising secara primer akan merusak sel-sel rambut koklea. Pada awalnya kerusakan terjadi pada sel-sel rambut luar, namun jika paparan bising terus berlanjut kerusakan dapat merusak sel-sel rambut dalam. Pada kasus-kasus yang berat, dapat terjadi kerusakan total dari sel-sel organ korti Gambar 2.1, 2.2, 2.3. Daerah yang paling sering mengalami kerusakan biasanya sekitar 10-30 mm dari tingkap bundar Gambar 2.4. Daerah inilah frekuensi antara 3-6 kHz diterima, dimana dapat dijelaskan pada frekuensi 4 kHz sering terjadi takik yang menggambarkan gangguan pendengaran akibat bising Maltby, 2005. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Kerusakan Minimal pada Sel-sel Rambut Luar Maltby, 2005 Gambar 2.3. Kerusakan Sel-sel Rambut Luar yang Luas dan Minimal pada Sel-sel Rambut Dalam Maltby, 2005 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4. A Telinga; B Daerah Koklea yang Paling Sering Mengalami Kerusakan Akibat Paparan Bising Kurmis, 2007

2.6 Gejala