Jenis dan Desain Penelitian

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis kuantitatif. Menurut Creswell Asmadi Alsa, 2007: 13 penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berujud bilangan skor atau nilai, peringkat atau frekuensi, yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel yang lain. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Latipun 2006: 8, yang dimaksud dengan penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Manipulasi yang dilakukan dapat berupa situasi atau tindakan tertentu yang diberikan kepada individu atau kelompok, dan setelah itu dilihat pengaruhnya. Eksperimen ini dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja . Secara garis besar, ada tiga jenis desain eksperimen Latipun, 2006. Jenis desain yang paling tepat untuk penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang 38 berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan ekperimen Sugiyono, 2010 : 116. Desain tersebut dipilih dengan pertimbangan sulitnya menentukan kelompok kontrol yang bisa digunakan untuk eksperimen murni. Dasar lain digunakannya desain eksperimen kuasi karena penelitian ini termasuk penelitian sosial. Dalam kuasi eksperimen terdapat dua bentuk desain yaitu Time- Series Design dan Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini menggunakan bentuk desain yang Nonequivalent Control Group Design, desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random Sugiyono, 2010 : 116. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan treatment seperti keadaan biasanya. Adapun gambar untuk desain Quasi Experimental Design ini adalah : Gambar 2. Rancangan Nonequivalent Control Group Design Keterangan : O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen X : Pemberian perlakuan O 1 X O 2 O 3 O 4 39 O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok control Tahap-tahap eksperimen kuasi: 1. Pra eksperimen a. Penentuan Sampel Pada tahap pra eksperimen pertama yaitu menentukan sampel dari populasi, dan memilih sampel yang akan dijadikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penelitian ini menggunakan teknik purposive untuk menentukan subjek. Subyek yang dipilih adalah anak yang memiliki motivasi belajar yang rendah yang diketahui melalui hasil observasi dan wawancara. Berdasarkan wawancara dan observasi diperoleh hasil kelas VIII yang terdiri dari delapan kelas, merupakan kelas yang mempunyai permasalahan motivasi belajar rendah. Dari ke delapan kelas tersebut diperoleh 12 siswa yang mempunyai motivasi belajar paling rendah. Maka dipilihlah 6 siswa kelas VIII sebagai kelompok kontor dan 6 siswa kelas VIII sebagai kelompok eksperimen. Setelah itu dilakukan diskusi dengan guru pembimbing tentang metode yang akan digunakan dan waktu pelaksanaan metode. b. Pembuatan Skala Motivasi Belajar Setelah penentuan sampel, dilanjutkan membuat tes pretest dan posttest dengan menggunakan skala motivasi belajar untuk mengukur motivasi belajar siswa. Setelah membuat skala motivasi belajar dilakukan uji coba instrumen skala motivasi belajar. 40 2. Eksperimen Pada tahap eksperimen terdiri dari pre-test, pemberian treatment atau perlakuan, dan post-test. a. Awal atau pre-test Pretest ini dilakukan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa sebelum dilakukannya treatment pada kelompok eksperimen. Pretest diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, hasil pretest dari kedua kelompok kemudian dianalisis untuk mengetahui kondisi awal motivasi belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama atau tidak. b. Perlakuan atau treatment Pemberian perlakuan atau treatment dengan menggunakan metode bimbingan kelompok teknik homeroom hanya dilakukan terhadap kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan karena hanya digunakan sebagai pembanding. c. Tes akhir atau post-test Test ini diberikan setelah pemberian treatment atau perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa antara kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. 41 3. Pasca Eksperimen Tahap ini merupakan tahap penyelesaian atau akhir eksperimen. Dalam tahap ini data pre-test dan post-test dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik. Hasil penghitungan tersebut berguna untuk menjawab hipotesis.

B. Skenario Treatment

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 188

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 8 67

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SIRAMPOG BREBES TAHUN AJARAN 2015 2016

1 16 245

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 7 76

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PERBAUNGAN T.A 2015/2016.

1 3 28

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 26

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM TOPIK KESPRO TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 5 24

PENINGKATAN KOHESIVITAS KELOMPOK MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA.

1 7 176

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 56

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF TALK UNTUK MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 11 SEMARANG

2 22 59