Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi masyarakat dunia, tak terkecuali masyarakat di Indonesia. Dalam pendidikan terjadi adanya proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang baik ditandai dengan adanya interaksi yang positif dan adanya timbal balik antara guru dengan murid. Menurut Dwi Siswoyo, dkk 2008: 19 Interkasi yang positif ini maksudnya adalah tidak hanya guru yang aktif menjelaskan, akan tetapi siswa juga aktif dalam bertanya. Dengan demikian adanya hubungan interaksi yang positif, diharapkan menjadikan siswa-siswa menjadi cerdas seperti dalam tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dalam UU RI No. 20 tahun 2003 yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jadi, supaya potensi siswa berkembang optimal guru perlu memperhatikan dan mempersiapkan setiap proses pembelajaran dengan baik. Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang tinggi. Martinis yamin 2007: 11 menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Prestasi 2 waktu tertentu terhadap hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan. Prestasi belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor, menurut Slameto 2003 faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Prestasi diperoleh dengan motivasi belajar dari siswa. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi seorang siswa akan mendapatkan nilai maupun prestasi yang membanggakan, karena siswa merasa ada dorongan atau motivasi yang tinggi didalam dirinya akan mendapatkan prestasi yang baik. Pentingnya motivasi belajar itu sendiri menurut A.M. Sardiman 2011 motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang ada didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga kebutuhan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Motivasi belajar muncul dikarenakan adanya dorongan atau keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar di sekolah. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memiliki semangat dalam mengikuti setiap kegiatan belajar mengajar disekolah maupun saat belajar di rumah sehingga tujuan belajar yang diinginkan akan semakin mudah didapat. Dengan demikian, motivasi belajar perlu dimiliki oleh setiap siswa. 3 Namun, realitanya siswa-siswi di SMP N 1 Rakit Banjarnegara belum memiliki motivasi belajar yang baik. Hal ini, berdasarkan wawancara dengan guru BK yang dilakukan pada tanggal 7-9 November 2013 diketahui, bahwa beberapa siswa sering tidak mengikuti pelajaran bahkan sering tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Dari wawancara tersebut, juga diketahui beberapa siswa sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal tersebut juga diperkuat dari hasil belajar mereka yang kurang memuaskan. Hasil wawancara yang dilakukan kepada para siswa, diketahui bahwa beberapa siswa mengaku berangkat sekolah hanya karena terpaksa disuruh orang tua sehingga ketika di sekolah siswa tidak tertarik dengan apa yang di sampaikan oleh guru, yang ada dipikirannya hanya kapan bel pulang sekolah berbunyi. Bahkan ada beberapa siswa yang sering membolos karena malas mengikuti pelajaran. Menurut pengakuan siswa kurangnya perhatian dan dukungan orang tua menyebabkan siswa malas untuk belajar. Orang tua siswa juga tidak pernah menyuruh siswa untuk belajar di rumah, sehingga siswa tidak pernah belajar di rumah. Dari hasil wawancara tersebut juga diketahui bahwa beberapa siswa mudah menyerah dan tidak mau belajar lagi ketika menghadapi kesulitan belajar, dan saat ditanya mengenai cita-cita mereka bingung menjawabnya. Hasil observasi yang dilakukan di sekolah, diketahui hasil belajar beberapa siswa nilainya dibawah rata-rata. Hal ini dilihat dari nilai raport mereka yang kurang memuaskan karena untuk mencapai nilai standar 4 kelulusan mereka harus mengikuti ujian remidial. Selain itu saat pelajaran berlangsung beberapa siswa terlihat ramai sendiri dan tidak memperhatikan guru. Beberapa siswa juga terlihat sedang berada dikantin saat jam pelajaran. Berdasarkan ciri motivasi belajar dari A.M. Sardiman 2011: 83, dapat disimpulkan bahwa beberapa siswa di SMP N 1 Rakit memiliki motivasi belajar rendah. Motivasi belajar rendah ini perlu penanganan. Salah satu teknik yang bisa dilakukan yaitu bimbingan kelompok teknik homeroom. Menurut Pietrofesa dalam Romlah, 2006, teknik homeroom adalah teknik untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa diluar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor. Penggunaan teknik homeroom diharapkan lebih efektif membantu permasalahan siswa. Karena, dengan teknik homeroom guru dapat memberikan layanan tentang kebiasaan sehari-hari dalam belajar, cara-cara belajar seperti cara mempelajari buku, membuat rangkuman, karangan membaca kamus, juga masalah kelanjutan studi, pekerjaan dan cita-cita. Dengan dilakukannya bimbingan kelompok dengan teknik homeroom, siswa dapat lebih terbuka dalam mengemukakan masalahnya karena siswa merasa nyaman dalam kelompok tersebut dan siswa akan merasa lebih santai seperti saat mereka bersama keluarganya di rumah. Hal –hal semacam ini yang dapat memotivasi siswa untuk menjadi lebih baik. 5 Alasan lain diberikannya layanan bimbingan kelompok teknik homeroom karena di sekolah ini belum pernah menerapkan layanan tersebut dalam membantu memecahkan masalah belajar siswa. Berdasarkan wawancara dengan guru bimbingan dan konseling, cara yang ditempuh oleh guru untuk mengatasi masalah belajar siswa masih sangat kurang yaitu dengan memberikan bimbingan klasikal dan jarang sekali memberikan bimbingan indiviu kelompok sehingga masalah yang dialami siswa kurang bisa dipahami guru. Hal ini jelas akan berbeda apabila menerapkan layanan bimbingan kelompok teknik homeroom karena siswa akan merasa nyaman dalam mengungkapkan masalahnya. Diterapkannya layanan ini, diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dan semangat mengikuti pelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Tria Ratna Dewi 2012 tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik homeroom untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam bidang akademik di SMK Kartika 2 Surabaya, menyimpulkan bahwa adanya peningkatan kepercayaan diri siswa dalam bidang akademik setelah diterapkannya layanan bimbingan konseling kelompok teknik homeroom. Penelitian lain yang dilakukan oleh Acik Citra Saptanti 2012 tentang peningkatan motivasi belajar siswa melalui bimbingan kelompok pada siswa kelas VIII C SMP N 2 Pabelan kabupaten Semarang tahun ajaran 20112012, menyimpulkan bahwa setelah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok, motivasi belajar siswa meningkat. Dari studi pendahuluan ini dan melihat 6 hasil yang didapat, diharapkan layanan bimbingan kelompok teknik homeroom lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan studi pendahuluan dan berbagai pertimbangan hasil yang akan didapat dari layanan ini, layanan bimbingan kelompok teknik homeroom diharapkan akan lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Maka dari itu dipilihlah layanan bimbingan kelompok teknik homeroom, karena dianggap lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar dan belum pernah diterapkan pada penelitian –penelitian terdahulu.

B. Identifikasi masalah

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 188

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 8 67

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK MODELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SIRAMPOG BREBES TAHUN AJARAN 2015 2016

1 16 245

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 KOTA METRO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 7 76

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PERBAUNGAN T.A 2015/2016.

1 3 28

PENGARUH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 26

PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM TOPIK KESPRO TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 5 24

PENINGKATAN KOHESIVITAS KELOMPOK MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 14 YOGYAKARTA.

1 7 176

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PROBLEM SOLVING TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 KERTANEGARA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 56

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF TALK UNTUK MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 11 SEMARANG

2 22 59