Metode pelaksana program dan pelatihan

d. Monitoring dan evaluasi Kegiatan evaluasi terhadap hasil sebuah program pendidikan dan pelatihan menjadi penting untuk dilakukan sehingga dapat diketahui apakah tujuan sebuah program diklat yang telah dilaksanakan tercapai atau tidak. Hasil evaluasi tersebut selanjutnya dapat menjadi umpan balik dalam penyusunan rencana program pendidikan dan pelatihan selanjutnya.

5. Metode pelaksana program dan pelatihan

Estiningsih 2008 menyatakan ada dua strategi pendidikan pelatihan yang dapat dilakukan organisasi, yaitu metode di luar pekerjaan off the job side dan metode di dalam pekerjaan on the job side a. Metode di luar pekerjaan off the jon side Pada metode ini pegawai yang mengikuti pendidikan atau pelatihan keluar Sementara dari pekerjaannya, mengikuti pendidikan dan pelatihan secara intensif, metode ini terdiri dari 2 teknik, yaitu : 1 Teknik presentasi imformasi, yaitu menyampaikan informasi yang tujuannya mengintroduksikan pengetahuan, sikap dan keterampilan baru kepada peserta. Teknik ini dapat dilakukan melalui ceramah biasa, teknik diskusi, teknik pemodelan perilaku behavioral modeling, metode kelompok T, yaitu mengirim pekerja ke organisasi yang lebih maju untuk dipelajari teori dan mempraktikkannya. 2 Teknik simulasi, simulasi adalah meniru perilaku tertentu sedemikian rupa sehingga peserta pendidikan dan latihan merealisasikan seperti keadaan sebenarnya, Teknik ini seperti : simulator alat 0 alat kesehatan, studi kasus case study, permainan peran role playing, dan teknik dalam keranjang in basket, yaitu dengan cara memberikan bermacam–macam masalah dan peserta diminta untuk memecahkan masalah tersebut sesuai dengan teori dan pengalamanya. b. Metode di dalam pekerjaan on the jon side Pelatihan ini berbentuk penguasa pekerja baru, yang dibimbing oleh pegawai yang berpengalaman atau senior Wilson, 1983 ; Sloane dan Witney, 1988. Pekerja yang senior yang bertugas membimbing pekerja baru diharapkan memperlihatkan contoh–contoh pekerjaan yang baik, dan memperlihatkan penanganan suatu pekerjaan yang jelas. Selain kedua metode di atas, Estiningsih 2008 menyatakan bahwa terdapat beberapa metode lain yang dapat dilakukan dalam organisasi, sesuai dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan, organisasi langsung di tempat kerja, yaitu belajar sendiri self- learning, tutorial, studi kasus, gugus kendali mutu. a. Self – Learning belajar sendiri Belajar secara mandiri merupakan suatu pembelajaran melalui modul, yaitu materi yang berisi langkah–langkah proses belajar yang sistematis, Modul disusun sedemikian rupa, sehingga peserta atau pembaca modul dapat dengan mudah dituntut untuk mempelajarinya langkah demi langkah. Peserta harus mengikuti langkah–langkah atau tahapan yang ada dalam modul tersebut. Dalam menggunakan modul, diperlukan adanya narasumber atau instruktur yang dapat memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan peserta, setelah mengikuti pembelajaran melalui modul, biasanya diikuti dengan lembar evaluasi, untuk menilai seberapa jauh para peserta dapat memahami isi modul tersebut. Kelebihan dari cara pembelajaran ini adalah menjamin kemampuan belajar tiap peserta, dapat menjangkau banyak peserta serta dengan cepat dapat dapat menilai kecakapannya. Sedangkan kelemahannya, memerlukan banyak waktu dalam menyusul modul biaya pembuatan moduk tinggi. Dalam hal ini diperlukan motivasi yang kuat dari peserta untuk belajar. b. Tutorial Tutorial adalah suatu metode dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan tugas pada suatu kelompok dengan topik tertentu yang kemudian didiskusikan dalam kelompok tersebut. Tujuan dari cara ini adalah memantapkan pemahaman peserta terhadap materi. Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan referensi atau buku–buku dan waktu yang cukup untuk pembahasan, tutornara sumber, dalam sistem ini peserta berinteraksi melalui diskusi ilmiah berdasarkan referensi yang tersedia dan hasilnya disusun dalam suatu makalah untuk kemudian dipresentasikan. Kelebihan metode ini adalah analisis suatu topik dibahas secara mendalam, sehingga menjamin dasar ilmiahnya dan terjadinya interaksi dalam kelompok. c. Studi Kasus Studi kasus adalah suatu metode pembelajaran dengan mengajak peserta menganalisis masalah dan memilih alternatif–alternatif pemecahan masalah. Metode ini bertujuan untuk membantu peserta mengembangkan daya intelektualnya dan keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah, kasus yang dibahas harus memberikan pengalaman yang realistik, aktual, praktis, dan mempunyai keterkaitan dengan ruang lingkup pekerjaannya. Pemilihan kasus perlu mempertimbangkan latar belakang pendidikan peserta, penggunaan metode ini didahului dengan penjelasan mengenai prinsip–prinsip pendekatan dan pemecahan masalah, sehingga peserta dapat mengembangkan kemampuannya untuk menganalisis suatu permasalahan. d. Gugus kendali Mutu Gugus Kendali Mutu merupakan proses perbaikan kinerja staf secara terus–menerus, melalui suatu wadah yang melibatkan staf pada tingkat pelaksana dalam kelompok kecil 3 – 8 orang dan berada dalam satu lingkup kerja yang sama. Tujuan dari gugus kendali mutu ini adalah untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan semua staf berperan serta dalam memecahkan masalah di tempat kerjanya, guna meningkatkan mutu dan produktifitas kerja.

C. Latar Belakang Pendidikan