Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala heterokedastisitas. Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada ketiga uji di atas,
sedangkan uji autokorelasi tidak digunakan. Hal ini dikarenakan uji autokorelasi yang bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t – 1 atau sebelumnya muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Maka uji autikorelasi ini sering ditemukan pada time series, sedangkan data yang
dikumpulkan oleh penulis ada data crossection. Maka masalah autokoresi relative tidak terjadi.
G. Metode Analisis Data
Untuk menentukan hubungan yang berlaku antara pemahaman terhadap SAP, pendidikan dan pelatihan, serta latar belakang pendidikan yang berpengaruh
terhadap penyusunan laporan keuangan daerah pada pemerintah Kota Binjai, maka analisis statisik yang digunakan adalah persamaan Regresi Linear Berganda.
Model persamaannya adalah sebagai berikut : Y = a = b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
= ∑
Dimana : Y = Penyusunan laporan Keuangan daerah
X
1
= Pemahaman terhadap SAP X
2
= Pendidikan dan pelatihan X
3
= Latar belakang pendidikan
a = Konstanta b
1
= Koefisien regresi pemahaman terhadap SAP b
2
= Koefesien regresi pendidikan dan pelatihan b
3
= Koefesien regresi Latar Belakang ∑ = tingkat kesalahan pengganggu
H. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Signifikan Simultan Uji – F
Uji ini dasarnya menunjukan apakah semua variabel independent yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara bersama–sama
terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya :
Ho : b
1
= b
2
= 0, artinya variabel independent secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya semua variabel independent secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen. Criteria pengambilan keputusan :
Jika probabilitas 0.10, maka H
a
diterima Jika probabilitas 0.10, maka H
a
ditolak
2. Pengujian Simultan Parsial Uji – t
Uji statistic t disebut sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independent secara parsial
terhadap variabel dependen.
Bentuk pengujiaanya adalah : Ho : b
1
= 0, artinya suatu variabel independent secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Ha : b
1
≠ 0, artinya variabel independent secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan : Jika probabilitas 0.10, maka H
a
diterima Jika probabilitas 0.10,maka H
a
ditolak
3. Koefisien Determinan R
2
Pengujian koefesien determinan R
2
digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independent yang diteliti terhadap variasi
naik turunnya variabel dependen Ghozali, 2005 : 83. Selanjutnya, Ghozali 2005 : 83 menerangkan bahwa koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan
satu 0 ≤ R
2
≤ 1. Hal ini berarti bila R
2
= 0 menunjukan tidak adanya pengaruh antara variabel independent terhadap variabel dependen, bila R
2
semakin besar mendekati 1 menunjukan semakin kuatnya pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependen dan bila R
2
semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independent terhadap variabel
dependen.
I. Jadwal dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Pemerintah Kota Binjai dengan alamat Jl. Jend. Sudirman No. 6 Binjai
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pemerintah Kota Binjai
1. Sejarah Ringkas Pemerintah Kota Binjai
Kota Binjai terletak antara 3 31’40’2’’lintang Utara dan 98
27’3’’-98 32’32’’ Bujur Timur dengan luas wilayah ± 9.023,62 Ha terbagi atas 5 lima
kecamatan dan 37 tiga puluh tujuh kelurahan. Secara umum topografi Kota Binjai adalah mendatar dari bergelombang,
dengan ketinggian sekitar ± 28 meter di atas permukaan laut dengan rata–rata kemiringan 5 .
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 10 Tahun 1986, wilayah Kota Binjai berbatasan dengan :
1 Sebelah Utara dengan Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan
kecamatan Hamparan perak Kabupaten Deli Serdang; 2
Sebelah Selatan dengan Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang
3 Sebelah Barat dengan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat
Temperatur udara rata–rata 1 satu tahun adalah 23,3 C s.d 31.4
C dengan Kelembapan antara 81 CH dan 83 CH dan curah hujan sebesar 2.195
mmtahun. Berdasarkan kondisi umum Kota Binjai terdapat beberapa hal yang dinilai
strategis dapat dikembangkan dalam penyelenggaraan pembangunan kota di berbagai bidang meliputi :
1. Hidrologi
Ditengah Kota Binjai, mengalir 3 tiga buah sungai yaitu sungai Binjei, sungai Mencirim dan Sungai Bangkatan menyatu dengan sungai mencimin
di kelurahan setia kecamatan Binjei Kota, sedangkan sungai Bingei dan sungai Mencirim memiliki potensi yang besar dalam menghasilkan
galian C. Air Sungai Bingei dipakai sebagai bahan baku air PDAM Tirtasari.
2. Kondisi Land Use Kota Binjai
Pola tata guna tanah dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan, dalam hal ini penggunaan untuk permukiman terus bertambah sedangkan
lahan sawah dan perkebunan cenderung semakin berkurang. 3.
Posisi Regional dalam pembangunan. Kota Binjai berada pada lintasan jalan Negara antara Banda Aceh dengan
Kota Medan dan Daerah Wisata Bukit Lawang dan berada pada wilayah pembangunan Medan Metropolitan Area yang dikelilingi oleh perkebunan
rakyat. 4.
Demografi. Berdasarkan hasil registrasi penduduk akhir Tahun 2009 penduduk kota
Binjai berjumlah 257.105 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 2.849 jiwa per KM terdiri dari 127.621 jiwa laki–laki dan 129.484 jiwa
perempuan. Perkembangan penduduk Kota Binjai mengalami peningkatan dari Tahun
ke tahun. Pada tahun 2008 penduduk Kota Binjai sebanyak 252.652 jiwa.
Walaupun jumlah penduduk meningkat, akan tetapi laju pertumbuhan penduduk menurun dari 1,74 di tahun 2008 menjadi 1,73 di tahun 2009.
Urusan Pemerintah Kota Binjai ditentukan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara
pemerintah, pemerintahan Daerah provinsi dan Pemerintahan Kabupaten kota, yang kemudian ditetapkan dalam peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 20 Tahun
2008 tentang urusan pemerintahan yang menjadi kewenagan pemerintahan Daerah Kota Binjai.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan Daerah Kota Binjai, terdiri dari :
- Urusan wajib sebanyak 26 urusan;dan
- Urusan pilihan sebanyak 5 urusan.
Urusan wajib yaitu : 1.
pendidikan; 2.
kesehatan; 3.
lingkungan hidup; 4.
pekerjaan umum; 5.
penataan Ruang; 6.
perencanaan pembangunan; 7.
Perumahan; 8.
Kepemudaan dan Olah Raga; 9.
Penanaman Modal; 10.
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
11. Kependudukan dan Catatan Sipil;
12. Ketenagakerjaan;
13. Ketahanan pangan;
14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
15. Keluarga Berencana dan keluarga Sejahtera;
16. Perhubungan;
17. Komunitas dan informatika;
18. Pertahanan;
19. Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri;
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,
perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian; 21.
Pemberdayaan Masyarakat; 22.
Sosial; 23.
Kebudayaan; 24.
Statistik; 25.
Kearsipan;dan 26.
Perpustakaan Urusan pilihan yaitu ;
1. Perikanan;
2. Pertanian;
3. Pariwisata;
4. Industri;
5. Perdagangan;
Urusan pemerintahan lainnya meliputi urusan pemerintahan yang diluar yang diselenggarakan oleh pemerintahan daerah sepanjang menjadi
kewenangan daerah. Urusan pemerintahan tersebut di atas tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari peraturan Daerah tersebut di
bawah ini : 1.
Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 17 tahun 2007 tentang Organisasi Sekretariat Daerah Kota Binjai, Sekretariat Dewan
perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai dan staf Ahli Walikota Binjai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Binjai
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Organisasi Sekretariat Daerah Kota Binjai, Sekretariat Dewan perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai dan
staf Ahli Walikota Binjai. 2.
Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 18 Tahun 2007 tentang Dinas– Dinas Daerah Pemerintahan Kota Binjai.
3. Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Organisasi Lembaga Teknis Daerah pemerintah Kota Binjai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun
2007 tentang Organisasi Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kota Binjai.
4. Peraturan Derah Kota Binjai Nomor 20 Tahun 2007 tentang Organisasi
Kecamatan Pemerintahan Kota Binjai. 5.
Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 21 Tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kelurahan Pemerintahan Kota Binjai.
Kewenangan dan tugas dari unit–unit yang membantu kelancaran pelaksanaan tugas–tugas kepala Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah,
Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah yang terdiri dari Badan dan Kantor, serta pemerintah kecamatan dan kelurahan.
2. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Binjai
Adapun organisasi perangkat daerah Kota Binjai yang telah dibentuk berdasarkan peraturan dan ketentuan diatas terdiri dari :
I. Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD Kota Binjai dan Staf Ahli Walikota
Binjai. I.1. Sekretariat Daerah.
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Sekretarias Daerah yang bertanggung jawab kepada
Walikota. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu kepala Daerah dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan,
administrasi, organisasi dan tata laksana, pelayanan administrasi kepada seluruh perangkat daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah ini mencakup :
1 Melakukan pengkoordinasian perumusan Kebijakan Pemerintah
Daerah terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan administrasi pemerintah;
2 Menyelenggarakan administrasi pemerintah;
3 Melaksanakan pembinaan pembangunan;
4 Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan;
5 Melaksanakan pembinaan administrasi, organisasi, dan tatalaksana
serta memberikan pelayanan teknis administrasi kepada instansi vertikal;
6 Melaksanakan koordinasi perumusan peraturan perundang–undangan
dan pembinaan hukum yang menyangkut tugas pokok pemerintahan di daerah dan penyusunan anggaran;
7 Melaksanakan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga;
8 Mengelola sumber daya aparatur keuangan prasarana dan sarana
pemerintahan daerah kota; 9
Melaksanakan tugas lain yang diberikan walikota sesuai tugas pokok dan fungsinya.
Organisasi Sekretariat Daerah Kota Binjai terdiri dari : 1
Asisten pemerintahan Daerah Kota Binjai terdiri dari : a
Bagian Pemerintahan; b
Bagian Agrania dan Kerjasama; c
Bagian Kesejahteraan Rakyat; d
Bagian Hukum dan perundang–undangan; 2
Asisten Perekonomian dan Pembangunan, terdiri dari : a
Bagian Perekonomian; b
Bagian Pembangunan; c
Bagian Penanaman Modal;
3 Asisten Administrasi Umum, terdiri dari :
a Bagian Umum dan protokol
b Bagian Organisasi dan tatalaksana
c Bagian Hubungan masyarakat.
d Bagian Pengelolaan Data Elektronik PDE dan Sandi dan
Telekomunikasi Santel I.2. Sekretariat DPRD Kota Binjai, terdiri dari :
a Bagian Umum;
b Bagian Keuangan;
c Bagian Risalah dan Persidangan;
d Bagian Hukum dan perundang–undangan.
I.3. Staf Ahli Walikota Binjai, terdiri dari :
a Bidang Hukum dan Politik;
b Bidang Pemerintahan;
c Bidang Pembangunan;
d Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia;
e Bidang Ekonomi dan Keuangan.
1. Dinas–Dinas Daerah Kota Binjai, terdiri dari :
a Dinas Pendidikan dan Pengajaran;
b Dinas pemuda dan Olah Raga;
c Dinas Kesehatan;
d Dinas Sosial;
e Dinas Tenaga Kerja;
f Dinas perhubungan;
g Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
h Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
i Dinas Pekerjaan Umum;
j Dinas Tataruang perumahan dan pemukiman;
k Dinas Koperasi, Usaha kecil dan Menengah;
l Dinas Perindustrian, perdagangan dan pasar;
m Dinas Pertanian;
n Dinas Kebersihan dan pertamanan;
o Dinas pengelola Keuangan dan Aset Daerah.
2. Lembaga Teknis Kota Binjai, terdiri dari : a
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; b
Badan Kesatuan Bangsa, politik, dan linmas; c
Badan pengendalian Dampak Lingkungan Daerah; d
Badan Keluarga Berencana KB dan Pembangunan keluarga Sejahtera;
e Badan Pendidikan dan pelatihan;
f Badan Pelaksana penyuluhan dan ketahanan pangan;
g Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah;
h Kantor Pemberdayaan Perempuan;
i Kantor Pemberdayaan Masyarakat;
j Kantor Penilitian dan pengembangan;
k Badan Kepegawaian Daerah;
l Inspektorat Kota;
m Rumah Sakit Umum Daerah Dr. RM. Djoelham;
n Kantor pelayanan Terpadu Satu Pintu;
o Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Satpol PP.
3. Kecamatan Pemerintah Kota Binjai, terdiri dari :
a Kecamatan Binjai Kota;
b Kecamatan Binjai Utara;
c Kecamatan Binjai Timur;
d Kecamatan Binjai Selatan;
e Kecamatan Binjai Barat;
4. Kelurahan Pemerintah Kota Binjai, terdiri dari 37 Kelurahan.
5. Badan Narkotika Kota Binjai.
B. Analisis Hasil Penelitian
Dari hasil regresi linear berganda dapat dilihat bahwa sumber daya manusia memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak signifikan terhadap kendala
dalam penerapan SAP. Dalam menyusun laporan keuangan kepala SKPD dan staf PPK SKPD masih menggunakan jasa konsultan
Untuk pendidikan dan latar belakang memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kendala dalam penerapan SAP. Pengaruh dari pendidikan dan
pelatihan ini dapat dikatakan kuat karena hasil nilai sig. Menunjukkan sebesar 0.001. dari hasil ini dapat dikatakan bahwa dengan tingginya pendidikan dan
pelatihan dari para pegawai. Maka akan meningkatkan kendala dalam penerapan SAP. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan diperlukan pendidikan dan pelatihan
yang tinggi atau loyalitas terhadap suatu pekerjaan. Sedangkan untuk latar belakang pendidikan memiliki pengaruh yang
positif tetapi tidak signifikan kendala dalam penerapan SAP. Dapat dilihat nilai sig Variabel 0.219 lebih besar dari pada 0.10. menyatakan bahwa latar belakang
pendidikan yang tersedia tidak mempengaruhi secara besar bagaimana proses penyusunan pelaporan keuangan.
Hasil ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang mana dalam penelitian terdahulu menghasilkan pengaruh yang negatif dari variabel sumber daya manusia
dan penelitian ini berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kendala dalam penerapan SAP. Adapun persamaan hasil ini mungkin dikarenakan dalam
menyusun laporan keuangan. Pemerintah Kota Binjai juga masih menggunakan jasa konsultan. Sedangkan untuk perangkat pendukung juga menunjukkan hasil
yang tidak sama dengan penelitian terdahulu yaitu berpengaruh positif tetapi tidak signifikan sehingga temuan untuk variabel pendukung ini tidak mendukung hasil
penelitian India 2007. Untuk variabel pendidikan dan latihan. Peneliti menambahkan variabel latar belakang pendidikan untuk menyempurnakan
penelitian terdahulu yang tidak meneliti masalah latar belakang pendidikan yang diterapkan di pemerintahan tempat penelitian dilakukan dan hasilnya variabel
komitmen berpengaruh positif dan signifikan. Karena ada perbedaan antara harapan dengan kenyataan yang mana
seharusnya sumber daya manusia dan perangkat pendukung berpengaruh secara
positif dan signifikan maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Hasil yang berbeda kemungkinan disebabkan oleh karena alat ukur belum mengukur apa
yang harus diukur 1.
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai
minimum, nilai maksimum. Nilai rata-rata dan standart deviation simpangan baku data yang digunakan dalam penelitian. Data statistic deskriptif
ditampilkan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1.
Hasil Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
PEMAHAMAN SAP 36
5 22
13.92 4.265
PENDIDIKAN PELATIHAN
36 9
20 14.83
2.854 LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN 36
4 20
14.69 3.999
Valid N listwise 36
3
Berdasarkan data dari tabel 4.1. dapat dijelaskan bahwa : a.
Hasil pengukuran variabel sumber daya manusia yang diungkapkan Pemahaman SAP memiliki jumlah N sebanyak 36, dengan nilai
minimum 5, nilai maksimum 22, mean 13,92 dan standard deviation simpangan baku 4.265, artinya bahwa variabel Pemahaman SAP
memiliki tingkat kepercayaan atau reliabilitas sebesar 4.265 dan mendekati sifat homogenitas.
b. Hasil pengukuran variabel pemahaman SAP yang diungkapkan
Pendidikan dan Pelatihan memiliki jumlah sampel N sebanyak 36,
dengan nilai minimum 9, nilai maksimum 20 mean 14.83 dan standard deviation simpangan baku 2.854. artinya bahwa variabel pemahaman
SAP memiliki tingkat kepercayaan. c.
Hasil pengukuran variabel latar belakang pendidikan yang diungkapkan latar belakang pendidikan memiliki jumlah sample N
sebanyak 36, dengan nilai minimum 4, nilai maksimum 20, mean 14.69 dan standard deviation simpangan baku 3.999, artinya bahwa
variabel latar belakang pendidikan memiliki kepercayaan atau reliabilitas sebesar 3.999 dan mendekati sifat homogenitas.
d. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 36 buah
2. Hasil Uji Kualitas Data
Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrument penelitian dapat dievaluasi melalui uji relibilitas dan validitas Huck dan
Cornier. 1996 :108. Uji tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan
instrument. Ada dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur reliabilitas dan validitas yaitu uji reliabilitas dengan melihat
koefisien cronbach alpha. Nilai reliabilitas dilihat dari cronbach alpha masing-masing instrument penelitian jika memiliki nilai cronbach alpha
lebih besar dari 0.5 dianggap reliable Nunnally, 1967 validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara korelasi antara skor butir dengan skor
faktor harus berkorelasi positif, kemudian membandingkan r tabel dengan
r hasil dari tiap butir pertanyaan. Secara rinci hasil uji reliabilitas dan hasil uji reliabilitas dan hasil validitas disajikan pada tabel 4.2. dibawah ini.
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Pemahaman X
2
Pertanyaan Corrected Item Total
Correlation r tabel
VALIDITAS 1
0.507 0.3338
Valid 2
0.609 0.3338
Valid 3
0.581 0.3338
Valid 4
0.478 0.3338
Valid 5
0.534 0.3338
Valid
Kolom corrected item total correlation merupakan korelasi antara skor item dengan total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrument.
Untuk menguji validitas, butir pernyataan tersebut harus dibandingkan dengan r tabel pada r = 0.05 dengan derajat kebebasan. Pada signifikan 5 dengan derajat
bebas df = 33, r tabel sebesar 0.3338. Berdasarkan gambar tabel 4.2. terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan empat pertanyaan valid karena r hitung r
tabel pada taraf signifikan 5 Berdasarkan hasil maka item pertanyaan variabel sumber daya manusia
dapat disimpulkan lolos uji validitas. Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar
0.749, berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas yang tinggi
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Pemahaman X
2
Pertanyaan Corrected Item Total
Correlation R tabel
VALIDITAS 1
0.331 0.3338
Tidak Valid 2
0.78 0.3338
Valid 3
0.625 0.3338
Valid 4
0.5 0.3338
Valid
Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.3. di atas, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r
tabel
kecuali pada item pertanyaan ke-1. Berdasarkan hasil ini maka pengujian dilakukan ulang
dengan mengeluarkan item pertanyaan yang dinyatakan tidak valid pada pengujian pertama. Hasil pengujian kedua disajikan pada tabel 4.4. berikut.
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Pemahaman X
2
Pertanyaan Corrected Item Total
Correlation r tabel
VALIDITAS 1
0.729 0.3338
Valid 2
0.729 0.3338
Valid 3
0.5 0.3338
Valid
Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.4. di atas, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r
tabel.
berdasarkan hasil ini maka item pertanyaan variabel komitmen dapat disimpulkan lolos uji validitas. Hasil penelitian terhadap realiabilitas kuesioner menghasilkan
angka cronbach alpha lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 0.840 berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kusioner sudah memiliki reliabilitas
yang tinggi.
Tabel 4.5. berikut ini menyajikan hasil uji validitas terhadap item pertanyaan perangkat pendukung.
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Pendidikan dan Pelatihan X
3
Pertanyaan Corrected Item Total
Correlation r tabel
VALIDITAS 1
0.69 0.3338
Valid 2
0.812 0.3338
Valid 3
0.863 0.3338
Valid 4
0.76 0.3338
Valid
Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.5. di atas, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel.
Berdasarkan hasil ini maka item variabel perangkat pendukung dapat disimpulkan lolos uji validitas. Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan
angka cronbach alpha lebih besar dari 0.5 yaitu sebesar 0.898, berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas
yang tinggi. 3.
Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas Menurut central limit therem, asumsi normalitas akan terpenuhi
apabila jumlah sampel yang digunakan lebih dari satu sama dengan 25 Mendenthall dan Beaver. 1992:164. Uji normalitas dideteksi dengan melihat
penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari residualnya. Jika data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalisasi demikian sebaliknya.
Pada umumnya hasil pengolahan data menampilkan grafik normal, plot yang ada menunjukkan titik menyebar sekitar diagonal, serta penyebaran
mengikuti arah garis diagonal. Demikian juga dengan grafik histogram memberikan pola distribusi kendala penerapan SAP berdasarkan masukan
variabel independennya Berdasarkan tabel 4.6. dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau
memenuhi asumsi normalitas. Tabel. 4.6.
One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test
Unstandardiz Ad Residual
N Normal Parameters
Mbst Extreme Differences
Kolmogorov- SmimovZ
As.ymp.Sig. 2-tailed Mean
Std.Deviation Absolute
Positive Negative
36 .0000000
1.48157698 ,143
,094 -,143
-,856 ,456
a. Test distribution is normal b. Calculated from data
Berdasarkan hasil uji statistic dengan model Kolmogov-Smimov seperti
yang terdapat dalam tabel 4.7, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0.4560.05
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antara variabel independent. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas dengan menggunakan nilai VIF variance inflation float. Jika nilai VIF dibawah 2, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala
Multikolinearitas dalam model penelitian. Hasil pengujian Multikolinearitas disajikan pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Hasil Uji Gejala Multikolinearitas
No Variabel
VIF 1
Pemahaman SAP 1.053
2 Pendidikan dan Pelathan
1.285 3
Latar Belakang Pendidikan 1.31
Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.7. di atas karena nilai VIF untuk semua variabel memiliki nilai lebih kecil daripada 2, maka dapat disimpulkan
tidak terdapat gejala multikolinearitas antar variabel independent. c.
Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji terjadinya perbedaan variance
residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi hetersokedastisitas.
e. Hasil analisis regresi berganda
Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan menggunakan metode enter, karena metode enter seluruh variabel akan dimaksukkan kedalam analisis
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen. Data akan diolah dengan menggunakan metode enter pada input alat
Bantu program statistic dan dihasilkan output sebagai berikut yang dapat dilihat pada table 4.10.
Tabel. 4.8 Varibel enteredremoved
b
Model Variabels
Entered Variabels
Removed Method
1 Pemahaman SAP
Enter Pendidikan Pelathan
Latar Belakang Pendidikan a. All requested variabels entered
b. Dependent variabels Pelatihan
Berdasarkan table 4.8. Variabel entered removed menunjukkan analisis statistic deskriptif yaitu sebagai berikut :
a Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel
independent yaitu sumber daya manusia x
1
, pendidikan x
2
dan pelatihan x
3
b Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan removed
c Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh model persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 0.308 + 0.059 + 0.568 + 0.098 + e
Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : a
Konstanta a = 0.308, menunjukkan harga konstan, dimana jika nilai variabel independent sama dengan nol, maka kendala penerapan SAP
Y sama dengan 0.308 b
Koefisien x
1
b
1
= 0.059. menunjukkan bahwa variabel sumber daya manusia x
1
berpengaruh positif terhadap kendala penerapan SAP Y c
Koefisien x
2
b
2
= 0.568. menunjukkan bahwa pendidikan x
2
berpengaruh negative terhadap kendala penerapan SAP d
Koefisien x
3
b
3
= 0.098. menunjukkan bahwa variabel perangkat pendukung x
3
berpengaruh negatif terhadap penerapan SAP e
Standar error e memajukkan tingkat kesalahan pengganggu f.
Hasil Pengujian Hipotesis a.
Uji signifikan simultan Uji –F Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel sumber daya manusia x
1
variabel Pendidikan x
2
dan variabel pelatihan x
3
. Secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kendala SAP. Y
Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan alat Bantu program statistic seperti terlihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji F Hitung
Sum of Model
Square df
Mean Square
F Sig.
120. Regression
37.402 3
12.467 4.774
.007a Residual
83.57 32
2.612 Total
120.972 35
a. Predictors constant Pemahaman SAP b. Dependent Variabel : Latar belakang pendidikan
Probabilitasnya = 0.007, tingkat kesalahan α = 10 probilitas 0.10 maka Ha diterima. Artinya variabel sumber daya manusia x
1
. Pendidikan x
2
dan pelatihan x
3
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kendala penerapan SAP.
b. Uji Signifikan Parsial
Uji t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel sumber daya manusia x
1
. Variabel pendidikan x
2
dan variabel pelatihan x
3
. Secara partial atau masing-masing mempunyai pengaruh terhadap kendala penerapan SAP.
Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan alat bantu program statistic seperti terlihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Uji T – Hitung
Unstanddarlized Standardized
Model Coefficients
Coefficients B
Std.Error Beta
T Sig.
Constant 0.308
2.273 0.136
0.893 Pemahaman SAP
0.568 0.151
0.566 3.753
0.001 PendidikanPelatihan
0.059 0.084
0.117 0.704
0.487 Latar belakang
pendidikan 0.098
0.78 0.211
1.254 0.219
a. Dependent variabel Latar Belakang Pendidikan
1 Variabel Pemahaman SAP
Variabel Pemahaman SAP berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kendala penerapan SAP. Nilai sig. Variabel sumber daya manusia adalah
0.487. maka dinyatakan tidak berpengaruh terhadap kendala penerapan SAP karena nilai sig. Lebih besar dari 0.10
2 Variabel Pendidikan dan Pelatihan
Variabel pendidikan berpengaruh dan signifikan terhadap kendala penerapan SAP. Nilai sig. variabel pendidikan adalah 0.001. maka dinyatakan
berpengaruh terhadap kendala penerapan SAP karena nilai sig. lebih kecil dari 0.10.
3 Variabel latar belakang pendidikan
Variabel pelatihan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kendala penerapan SAP. Nilai sig. Variabel pelatihan adalah 0.219. maka
dinyatakan tidak berpengaruh terhadap kendala penerapan SAP karena nilai sig. lebih besar dari 0.10.
Berdasarkan hasil print out coefficients, diperoleh standaridized coefficient 0.566. yang merupakan variabel bebas dengan nilai standaridized coefficient
tertinggi. Dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan mempunyai pengaruh dominant ataupun kuat terhadap kendala penerapan SAP.
c. Koefisien determinan R
2
Determinan R
2
atau R-Square digunakan untuk melihat beberapa besar variabel independent mampu menjelaskan variabel dependen. Dengan kata lain
koefesien determine digunakan untuk mengukur kemampuan variabel pemahaman
SAP x
1
. Pendidikan dan pelatihan x
2
dan latar belakang pendidikan x
3
dapat menjelaskan variabel kendala dalam penerapan SAP pada Pemerintah Kota Binjai.
Tabel 4.11 Model Summary
adjus Model
R R.
Square 1
.604
a
0.365 0.305
1.549 a. Predicator : Constant pemahaman SAP, pendidikan dan pelatihan serta latar
belakang pendidikan
Hasil analisis regresi secara keseluruan menunjukkan R sebesar 0.604 yang berarti bahwa korelasihubungan antara sumber daya manusia. latar belakang
pendidikan dengan kendala penerapan SAP mempunyai hubungan yang kuat sebesar 60.4 Dikatakan kuat karena angka tersebut diatas 0.5 atau di atas 50
Sedangkan nilai R Square atau nilai koefisien determinasi sebesar 0.365 yang berarti bahwa variabel dependen Kendala Penerapan SAP mampu
dijelaskan oleh variabel independent pemahaman SAP. Latar belakang pendidkan sebesar 36.5 100 - 36.5 = 63.5 dapat dijelaskan oleh faktor–faktor lain
yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan