Gaya Bahasa dan Hubungan antar Unsur Keseluruhan

2.4 Gaya Bahasa dan Hubungan antar Unsur Keseluruhan

Gaya bahasa dalam arti umum adalah penggunaan bahasa sebagai media komunikasi secara khusus, yaitu penggunaan bahasa secara bergaya dengan tujuan untuk ekspresivitas pengucapan. Gaya bahasa meliputi seluruh unsur bahasa; intonasi, bunyi, kata, dan kalimat. Gejala-gejala itu sebagian merupakan unsur sistem bahasa yang bersifat fonemik, sehingga langsung relevan dengan pemakaian struktur kata dan kalimat. Dalam komunikasi lisan banyak bergantung pada kemungkinan yang diadakan oleh hubungan fisik; pendengar melihat gerak-gerik pembicara, yang sering kali sangat penting untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan. Bahasa merupakan alat untuk menyatakan pikiran, perasaan, cita-cita, dan angan-angan. Dalam pengertian yang paling dalam dan luas, bahasa dengan sendirinya menjelaskan pandangan dunia kelompok. Bahasa mcrupakan sistem tanda yang terpenting dalam kehidupan manusia. Bahasa langage dibedakan menjadi sistem tanda yang terdiri atas significant dan signifie penanda dan petanda atau tanda dan makna, dan bahasa dalam pemakaian yang terdiri atas, langue dan parole bahasa umum dan bahasa yang diucapkan. Menurut dikotomi di atas, aspek-aspek sosial bahasa terkandung dalam langue sebab langue merupakan sistem kode yang telah disepakati dan dengan demikian telah diketahui bersama oleh masyarakat yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara Teori sastra yang memahami karya sastra sebagai tanda itu adalah semiotik. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Tanda-tanda itu mempunyai arti dan makna, yang ditentukan oleh konvensinya, karya sastra, merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna. Karya sastra, itu karya seni yang bermedium bahasa. Bahasa sebagai bahan sastra sudah merupakan sistem tanda yang mempunyai arti. Sebagai bahan karya sastra, bahasa disesuaikan, dengan konvensi sastra, konvensi arti sastra yaitu makna significance. Dipandang dari konvensi bahasa, konvensi sastra, itu adalah konvensi tambahan kepada konvensi sastra menurut Pradopo 2002:94. Dalam pemahanan bahasa dan sastra, khususnya syair pantun, teori strukturalisme dan semiotik itu tidak dapat dipisahkan. Hubungan antara struktur tanda dan makna itu tidak terpisahkan. Analisis struktural untuk melihat hubungan antar unsurnya, sedangkan penerangan semiotik untuk memberikan arti unsur-unsumya sebagai tanda yang bermakna. Diagram di bawah ini menunjukkan kedudukan pendekatan bentuk, fungsi, makna disamping bentuk-isi, struktur-fungsi, dan strukturalisme oleh Ratna 2005:129. Gambar 5: Kedudukan Pendekatan Strukturalisme Bentuk ftmgsi makna Bentuk isi Struktur fungsi Strukturalisme Terbentukmya sistematika dalam strukturalisme maka pada umumnya, yang dimaksud dengan struktur adalah seperangkat unit yang relatif stabil dan berpola. Universitas Sumatera Utara Fungsi adalah antarhubungan bermakna diantara unit-unit yang terlibat, dalam hal ini fungsi dapat dibedakan atas fungsi manifest nyata dan fungsi latent tersembunyi. Fungsi manifest adalah fungsi yang tampak, fungsi yang dikehendaki dan disadari oleh partisipan system tersebut. Sedangkan fungsi latent adalah fungsi yang terselubung, fungsi yang tidak dikehendaki dan tidak disadari oleh masyarakat yang bersangkutan, sebagai hasil sampingan. Strukturalisme dan semiotik akan sejalan dalarn memproses gaya bahasa dan unsur kesusastraan yang diwakili dari fungsi-fungsi bahasa. Setelah fungsi bahasa tersebut ditelaah dengan tanda dan penanda, maka arti antara analisis struktur dan analisis semiotik akan dapat dikonvensikan dengan menggunakan catatan-catatan bahasa sebagi media untuk memerikan unsur gaya bahasa yang dibangun. Kemampuan gaya bahasa dalam menelaah unsur bahasa dan kesusastraan dapat diteliti melalui makna logis bahasa dan makna objektif dalam kesusastraan. Hal ini tercermin dalam setiap penggunaan bahasa dalam kesusastraan yang memetaforakan kalimat sebagai unsur gaya bahasa.

2.5 Landasan Teori