Tinjauan Pustaka TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tinjauan Pustaka

Ilmu pengetahuan sains adalah suatu disiplin yang mempunyai tahap-tahap dan prosedur tertentu, yang sering disebut dengan pendekatan ilmiah. Di antaranya adalah: rasionalisme, empirisme, determinisme, hipotesis dan pembuktian, asumsi, pengamatan, penelitian, dan lainnya Lihat Denzin dan Lincoln, 1995. Pendekatan saintifik biasanya menggunakan teori tertentu. dalam mengkaji fenomena alam, biologi, sosial, budaya, dan lain-lainnya. Teori memiliki peran penting dalam pendekatan ilmiah. Dengan teori seorang ilmuwan dibekali dasar-dasar bagaimana mencari dan mengolah data--sehingga didapatkan kesimpulan yang absah. Teori menurut Marckward 1990:1302 memiliki tujuh pengertian: 1 sebuah rancangan atau skema pikiran, 2 prinsip dasar atau penerapan ilmu pengetahuan, 3 abstrak pengetahuan yang antonim dengan praktik, 4 rancangan hipotesis untuk menangani berbagai fenomena, 5 hipotesis yang mengarahkan seseorang, 6 dalam matematika adalah teorema yang menghadirkan pandangan sistematik dari beberapa subjek, dan 7 ilmu pengetahuan tentang komposisi musik. Jadi dengan demikian, teori berada dalam tataran ide orang, yang kebenarannya secara empiris dan rasional telah diujicoba. Dalam dimensi waktu teori-teori dari semua disiplin ilmu terus berkembang. Berikut ini akan diuraikan sekilas tentang teori semiotik yang digunakan dalam kajian ini.Adapun keterangan tentang teori ini tak terlepas dari kajian pustaka yang telah penulis lakukan. Universitas Sumatera Utara Kegiatan manusia akan menjadi hakikat bahasa jika dengan mudah untuk memahami bahasa tersebut. Chaer 1994:33 menyatakan sifat atau ciri bahasa itu antara lain: 1 bahasa itu adalah sebuah sistem, 2 bahasa itu berwujud lambang, 3 bahasa itu berupa bunyi, 4 bahasa itu bersifat arbitrer, 5 bahasa itu bermakna, 6 bahasa itu bersifat konvensional, 7 bahasa itu bersifat unik 8 bahasa itu bersifat universal, 9 bahasa itu produktif, 10 bahasa itu bervariasi, 11 bahasa itu bersifat dinamis, 12 bahasa itu berfungsi sebagai alat interaksi sosial, dan 13 bahasa itu merupakan identitas penuturnya. Ridwan 2006:1 menambahkan bahwa bahasa demikian berperan dan pentingnya, dan demikian pula luas jangkauannya dan ruang lingkupnya, sehingga kadang kala hadir pendapat yang mengatakan tanpa bahasa kehidupan manusia tidak mempunyai arti sama sekali, dan malahan ada pula pendapat ekstrim yang mengatakan bahwa tanpa bahasa dunia tidak akan berputar. Selanjutnya manusia dalam hubungannya dengan bahasa sudah merupakan lepat dengan daun yang tidak dapat dipisahkan. Bentuk dan keinginan apapun yang dipunyai manusia memerlukan bahasa. Demikian pentingnya kedudukan dan fungsi hingga berakibat hadimya berbagai batasan mengenai bahasa.

2.3 Semiotik Linguistik