umumnya dapat diisolasi dan dimurnikan terkadang ditingkatkan aktivitasnya Jhonson, 1978.
2.3.1. Penamaan dan Klasifikasi Enzim
Kebanyakan enzim diberi nama dengan menambahkan akhiran ase pada kata yang menunjukkan senyawa asal yang diubah oleh enzim atau pada nama jenis reaksi
kimia yang dikatalisis enzim.
Hidrolase mengkatalisis reaksi hidrolisis. Sebagai contoh: Kabohidrase memecah karbohidrat
Lipase memecah lemak lipida Protease memecah protein Gaman, 1992.
Klasifikasi enzim secara internasional meliputi golongan, nomor kode, dan macam reaksi yang dikatalisisnya dan tiap golongan utama terbagi lagi menjadi kelompok
kelompok enzim berdasarkan gugus substrat yang diserangnya :
1. Oksido reduktase : berperan dalam reaksi oksidasi reduksi 2. Transferase : berperan dalam reaksi pemindahan gugus tertentu
3. Hidrolase : berperan dalam reaksi hidrolisis 4. Liase : mengkatalisis reaksi adisi atau pemecahan ikatan rangkap dua
5. Isomerase : mengkatalisis reaksi isomerisasi 6. Ligase : mengkatalisis reaksi pembentukan ikatan dengan bantuan pemecahan
ikatan dalam ATP Wirahadikusumah, 1989.
2.3.2. Faktor faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim 1. Pengaruh Suhu
Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu.Pada suhu di atas dan di bawah optimalnya, aktivitas enzim berkurang.Di atas suhu 50
o
C enzim secara bertahap menjadi inaktif karena protein terdenaturasi.Pada suhu yang sangat rendah, enzim
tidak benar benar rusak tetapi aktivitasnya sangat banyak berkurang. 2. Pengaruh pH
Masing masing reaksi yang dikatalisis oleh enzim paling cepat terjadi pada pH yang tertentu.Untuk kebanyakan enzim pH optimal adalah sekitar pH 7 netral
dan jika medium menjadi sangat asam atau sangat alkalis enzim menjadi
inaktivasi.Akan tetapi beberapa enzim hanya beroperasi dalam keadaan asam atau alkalis.
3. Pengaruh ko enzim dan aktivator
Enzim sering kali memerlukan bantuan substansi lain agar berfungsi secara efektif. Ko
enzim adalah substansi bukan protein yang mengaktifkan enzim. Beberapa vitamin B berfungsi sebagai ko enzim. Beberapa ion anorganik, misalnya
ion kalsium dan ion klorida, menaikkan aktivitas beberapa enzim dan dikenal sebagai activator Gaman, 1992.
Penentuan aktivitas enzim biasanya dilakukan pada pH optimum dan dengan konsentrasi substrat yang berlebih. Pengamatan reaksi biasanya ditentukan dengan
penentuan terbentuknya hasil reaksi dengan berbagai cara kimia atau spektrofotometri. Cara yang terakhir ini lebih baik , karena dapat dilakukan secara kontinu dan dapat
dicatat dalam suatu bagan Wirahadikusumah, 1989.
2.3.3. Enzim Papain