untuk menghasilkan pembungkus polimer yang seragam, yang disebut mikrokapsul, dimana digunakan untuk membungkus partikel padatan, tetesan cairan murni dan
larutan, serta dispersi. Mikrokapsul mempunyai ukuran yang bervariasi dari perpuluhan mikro hingga beberapa ribu mikro.Istilah enkapsulasi juga digunakan
beberapa ilmuwan dalam menjelaskan ukuran mikrokapsul yang lebih besar Jhonson, 1978.
Mikroenkapsulasi dibedakan dengan mudah dari teknik penyalutan makro, dimana mikroenkapsulasi meliputi penyalutan partikel dengan dimensi yang berkisar
dari per puluhan mikron sampai 5000 mikron dalam ukuran.Mikroenkapsulasi memberikan sarana mengubah cairan menjadi zat padat, mengubah sifat koloidal dan
sifat sifat permukaan, memberi perlindungan terhadap pengaruh lingkungan, serta mengontrol pelepasan karakteristik atau penyediaan bahan bahan tersebut.
Keunikan dari mikroenkapsulasi adalah kecilnya partikel yang tersalut dan penggunaan lebih lanjut serta adaptasi terhadap berbagai bentuk takaran dan
penggunaan produk Lieberman, 1994.
Prinsip dasar dari mikroenkapsulasi yang digunakan dalam transplantasi sel adalah perlindungan sel dari sistem imun sambil membiarkan sel yang terlingkupi
tersebut bertahan dan mengeluarkan produk pengobatan. Membran mikrokapsul adalah semi
permeable yang membiarkan keluarnya produk sambil melindungi masuknya makromolekul ke dalam.
Proses mikroenkapsulasi dapat digunakan secara efektif dalam mengubah cairan menjadi padatan, memisahkan bahan yang reaktif, mengurangi toksitas dari
suatu bahan, mengubah sifat permukaan serta mengatur pelepasan suatu bahan. Mikroenkapsulasi juga dapat melindungi bahan yang sensitif terhadap udara.Jika
polimer yang biodegradasi digunakan sebagai pembungkus, maka zat seperti enzim dan mikroorganisme dapat melindungi pelepasan yang terjadi. Mekanisme yang
penting dalam pelepasan mikrokapsul adalah proses difusi. Jika bahan yang mudah larut dalam airdimikroenkapsulasi dalam matrik yang tidak larut dalam air, maka
kandungan mikrokapsul dapat diekstraksi dengan air Jhonson, 1978.
2.4.3. MikroenkapsulasiAlginat - Kitosan
Kompleks polielektrolit dibentuk melalui interaksi suatu polielektrolit dengan polielektrolit lain yang berlawanan muatan dalam larutan berair. Kompleks
polielektrolit banyak diaplikasikan dalam pembuatan membrane, pelapis antistatik, sensor lingkungan, detektor kimia, dan bahan medis prostetik. Di antara aplikasi
tersebut di atas, yang luas digunakan sebagai membran untuk dialisis, ultrafiltrasi, proses pemisahan solut dan juga bisa digunakan untuk membran mikrokapsul Kumar,
2000.
Beberapa polimer seperti kitosan, poliakrilat, alginat, asam poliamino, dan poliamida telah digunakan untuk membuat mikrokapsul.Mikrokapsul alginat
polilisin alginat APA adalah mikrokapsul yang telah banyak dipelajari karena tingginya biokompabilitas dan karakteristik yang baik dalam jaringan sel.
Dengan berkembangnya pembelajaran mengenai kitosan sebagai biomaterial, maka mikrokapsul alginat
kitosan alginat ACA telah dikembangkan untuk
menggantikan polilisin yang harganya cukup mahal.Mikrokapsul ACA ini menarik banyak perhatian dikarenakan bagusnya biokompatibilitas dan harga yang lebih
rendah serta melimpahnya kitosan di alam Qi et al., 2005.
Mikrokapsul alginat kitosan dapat dibuat dengan metode yang berbeda.Salah satunya yaitu prosedur dua tahap dimana butiran gel Ca alginat dihasilkan dengan
meneteskan larutan alginat ke dalam larutan yang mengandung ion kalsium.Kemudian butiran tersebut dipindahkan ke dalam larutan kitosan untuk membentuk membran
luar butiran.Selain itu, kapsul dapat dibuat dengan metode satu tahap saja yaitu hanya dengan meneteskan larutan alginat ke dalam larutan kitosan Gaserod et al., 1998.
Untuk mengurangi porositas dan meningkatkan stabilitas, mikropartikel alginate dilapisi dengan kitosan melalui interaksi elektrostatis.Muatan negatif dari
gugus asam karboksilat dari alginat terikat secara ionik dengan muatan positif gugus amino dari kitosan, polimer kationik untuk membentuk kompleks polielektrolit
berdasarkan perbedaan muatannya. Lebih lanjut, kitosan dilaporkan akan meningkatkan absorpi dari beberapa senyawaan Silva et al., 2006.
McKnight et al 1988 menghasilkan mikrokapsul alginat kitosan dengan berat molekul 20000 untuk digunakan dalam teknik kultur sel dan dalam teknologi
pengatur pelepasannya. Membrane kitosan dapat dibentuk di luar ataupun didalam dari kapsul tersebut.
Tanaka et al 1984 menentukan bahwa sifat difusi bergantung pada berat molekul dari zat aktif dan konsentrasi alginate dalam sel, namun tidak dipengaruhi
oleh konsentrasi kalsium klorida yang digunakan dalam pembentukan gel Polk et al., 1993.
Kapsul alginat yang dilapisi dengan kitosan untuk penjebakan sel ragi yang digunakan dalam fermentasi alkohol.Dimana kompleks membran polielektrolit yang
terbentuk ini menurunkan kebocoran dari sel yang dijebak dalam media Liouni et al., 2007.
Kitosan yang dilapisi alginat dipilih untuk digunakan sebagai pembawa untuk model protein yaitu hemoglobin Hb. Kitosan yang dilapisi alginat ini mampu
menurunkan laju pelepasan Hb namun pelepasan tidak sempurna yang terjadi Silva et al., 2006.
Taqieddin dan Mansoor membuat mikrokapsul alginat kitosan yang
digunakan untuk pengembangan matriks pada imobilisasi enzim dimana protein akan tertahan sehingga dapat dilakukan pengontrolan permeabilitas terhadap substrat dan
produk Taqieddin and Amiji, 2003.
Mikrokapsul alginat kitosan menunjukkan efek jangka panjang dan efek
jangka pendek yang baik dalam embolisasi arteri ginjal pada pengujian terhadap kelinci Li et al., 2002.
Wen tao, et al, 2005 mengenkapsulasi Saccharomyces cerevisiae dalam mikrokapsul alginat kitosan dimana dengan peningkatan pembentukan membrane
menurunkan kebocoran sel sehingga diharapkan dapat digunakan dalam makanan modifikasi mikroorganisme.
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1. ALAT - ALAT