5. Pendidikan agama
anak-anaknya jauh lebih penting daripada
pendidkan sekolah anak-anaknya.
c. Budaya 1.
Mengajarkan anaknya membaca Al-Qur’an,
sholat serta ajaran agama Islam karena
menganggap orang Islam harus memilki
kemampuan tersebut. Dan jika anaknya
tidak menguasai kemampuan tersebut
maka beliau pun akan merasa malu dan
berdosa
2. Karena budaya yang
melekat dengan nilai keislaman tersebut
pak M pun akan
berjuang untuk membuat anaknya
pintar dalam hal membaca Qur’an dan
1. Beliau mengatakan
karena beliau bersuku Melayu dan suku
Melayu itu adalah beragama Islam maka
dari itu beliaupun beraktivitas serta
mendidik anaknya juga berdasarkan nilai islam
yang ada.
2. Beliau mengajari anak
utuk bisa membaca Qur’an, sholat, serta
ajaran agama Islam
merupakan bentuk dari menanamkan nilai
islam pada anak- anaknya.
1. Menjunjung tinggi nilai
agama karena bersuku Melayu. Beliau
beranggapan orang yang bersuku Melayu
adalah orang Islam. Maka dari itu beliau
mendidik anak serta berprilaku sesuai
dengan nilai-nilai Islam.
2. Beliau mengajari anak
utuk bisa membaca Qur’an, sholat, serta
ajaran agama Islam merupakan bentuk dari
menanamkan nilai islam pada anak-
anaknya sejak anak- anak usia 5 tahun.
3. Jika waktu sholat tiba
maka beliau serta anak- 1.
Lingkungan disekitar ibu A
adalah beragama Muslim,
maka dari itu beliau mendidik anak-ana
dengan nilai-nilai keislaman.
2. Menyuruh anak untuk
belajar mengaji di usia 4 tahun
3. Memandang
pendidikan agama adalah pendidikan
nomor satu sedangkan pendidikan
yang lainnya menjadi nomor sekian dan
bahkan dianggap tidak penting bagi
beliau.
Universitas Sumatera Utara
sholat. anaknya harus
mengerjakan sholat
Gaya Pola Asuh Orangtua :
a. Authoritari
an
1. Menunjukkan kasih
sayang dengan cara mendidik anak
dengan “keras” yaitu memukul atau
menampar dengan harapan agar si anak
tidak melawan pada orangtua
2. Pak M adalah figur
ayah yang ditakuti oleh anaknya dan pak
M pun menyenangi hal tersebut.
3. Komunikasi yang
terjalin antara pak M dengan anaknya
hanya sebatas “jika ada perlunya saja”
4. Memberi hukuman
secara fisik yaitu memukul atau
menampar. 1.
Menunjukkan rasa kasih sayang pada
anak-anaknya dengan cara mendidik anak-
anaknya secara “keras”.
2. Menghukum anak-
anaknya secara fisik seperti memukul,
menampar bahkan menendang.
3. Ketika anak dihukum
oleh beliau, beliau tidak ada memberikan
alasan mengapa anaknya mendapatkan
hukuman. Karena menurut beliau
anaknya pasti sudah mengetahui alasan
kenapa dihukum.
4. Pak S
selalu menghukum anak
1. Menunjukkan rasa
kasih sayang dengan cara mendidik anak
dengan hukuman.
2. Menghukum anak
secara fisik yaitu mencubit atau menarik
telinga anaknya. Ibu SH beranggapan bahwa
hukuman yang diberikannya adalah
hukuman sederhana
3. Tidak ada memberi
alasan pada anak ketika anak mendapatkan
hukuman. Karena beliau mengatakan
anaknya pasti sudah tahu alasannya kenapa
ia diberi hukuman seperti itu karena jika
ia tidak melakukan kesalahan, ibu SH pun
-
Universitas Sumatera Utara
5. Tidak ada memberi
alasan mengapa anak di beri hukuman
secara fisik karena pak M menganggap
anak-anaknya sudah mengetahui
alasannya.
6. Tidak memberi
kesempatan anak untuk menjelaskan
menagapa anak melakukan kesalahan
lelakinya dengan cara fisik di depan anak
perempuannya yang masih duduk di kelas
lima SD. Ketika anaknya melihat
pak S menghukum anak
lelakinya, beliau mengatakan pada anak
perempuannya kalau tidak ingin seperti
abangnya maka jangan berbuat nakal seperti
abangnya.
5. Pak S di takuti oleh
anak-anaknya. dan pak S pun merasa senang
denga perasaan takut anak-anaknya terhadap
beliau karena menurut beliau itu adalah
bentuk dari rasa hormat mereka pada
beliau.
6. Berkomunikasi pada
anak tidak sering tidak akan menghukum
anaknya. maka dari itu beliau beranggapan
tidak perlu memberikan alasan
pada anak mengapa ia dihukum.
4. Tidak memberi
kesempatan pada anak untuk memberikan
alasan mengapa anak melakukan kesalahan.
Universitas Sumatera Utara
karena faktor dari rasa atakut anak-anak
terhadapnya. Oleh karena itu beliau
berkomunikasi pada anak-anaknya sebatas
“ada perlunya saja”.
a. Authoritati