Pendidikan Lingkungan 1. HASIL ANALISA DATA

Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orangtua:

a. Pendidikan

1. Tidak memiliki latar belakang pendidikan sekolah 2. Tidak pernah menanyakan bagaimana pelajaran anak-anaknya disekolah, ranking atau juara si anak dikarenakan faktor tidak pernah sekolah tersebut. 1. Memiliki latar belakang pendidikan sekolah hanya sampai Sekolah Dasar 2. Mengenai pendidikan sekolah anak-anak, pak S tidak pernah peduli kepada pendidikan sekolah anak-anaknya. Beliau menganggap bahwa beliau tidak mengetahui tentang pendidikan sekolah. 1. Tidak memiliki latar belakang pendidikan. 2. Karena beliau tidak pernah sekolah maka dari itu beliau tidak pernah menanyakan bagaimana perkembangan anaknya disekolah. Beliau menyerahkan segala urusan sekolah pada anak-anaknya. 1. Tidak memiliki latar belakang pendidikan 2. Karena beliau tidak pernah sekolah maka dari itu mengenai pendidikan sekolah anak-anak, ibu A tidak pernah peduli. Beliau tidak mengetahui tentang pendidikan sekolah

b. Lingkungan 1.

Mengajak anak lelakinya melaut sedangkan perempuannya membantu pekerjaan rumah tangga ibunya atau jika ada borongan mengupas kulit udang maka anak perempuannya juga ikut andil dalam borongan tersebut. 2. Mengajarkan kepada 1. Mengajak anak lelakinya untuk melaut ketika libur sekolah dan menyuruh anak perempuannya yang masih kecil untuk ikut bersama istrinya dalam borongan mengupas kulit udang. 2. Mengajarkan anak- anaknya sholat, membaca Qur’an serta ajaran agama dari usia 1. Beliau sangat menginkan anak pertamanya untuk menikah, jika anak pertamanya menikah diusia 20 tahun maka akan disebut sebagai perawan tua. Beliau tidak mau hal itu terjadi pada anaknya. 2. Anak lelaki di lingkungan beliau jika sudah bisa mencari 1. Beliau menikahkan anaknya disia 16 tahun karena di lingkungan beliau anak-anak usia 15-18 tahun sudah menikah. Jika anak yang belum menikah usia 18 tahun maka akan disebut sebagai “perawan tua” 2. Di lingkungan beliau diharuskan anak-anak Universitas Sumatera Utara anak-anak untuk bisa sholat, membaca Al- Qur’an serta ajaran agama Islam. Hal ini pak M mempercayainya pada pak S. 3. Ketika anak-anak usia setara dengan usia anak SMP belum bisa membaca Al-Qur’an maka akan menjadi bahan gosipan para warga. 4. Memilki pandangan menikahkan anak adalah cara untuk mengurangi beban tanggung jawab orangtua 5 tahun. 3. Jika anaknya sudah meminta untuk dinikahkan maka beliau pun akan menikahkan anak lelakinya. Karena di lingkungan beliau anak lelaki yang sudah bisa mencari uang sendiri maka sudah bisa ia menikah sedangkan perempuan harus melewati masa balighnya terlebih dahulu jika sudah baligh barulah bisa dinikahkan oleh orangtuanya. uang sendiri maka sudah bisa lah ia dinikahkan oleh orangtuany, jika anak perempuan maka ia harus melewati masa baligh dahulu. 3. Anak lelakinya pergi melaut bersama suaminya ketika libur sekolah sedangkan anak perempuannya harus menjaga toko baju ketika sudah pulang dari sekolahnya sedangkan anaknya yang paling kecil yang masih kelas lima SD diajaknya ketika borongan mengupas kulit udang. 4. Mengajarkan anak- anaknya sholat, membaca Qur’an serta ajaran agama dari usia 5 tahun. untuk bisa membaca Qur’an maka dari itu beliau pun menyuruh anak-anaknya untuk belajar Qur’an serta agama pada pak S 3. Beliau juga menyuruuh anak- anaknya untuk bisa menghasilkan uang juga seperti anak lelakinya yang masih kelas lima SD pun beliau bawa dalam borongan mengupas kulit udang demi mendapatkan upah Rp10.000 Universitas Sumatera Utara 5. Pendidikan agama anak-anaknya jauh lebih penting daripada pendidkan sekolah anak-anaknya.

c. Budaya 1.