Senantiasa membagi pengetahuan baru yang saya miliki dengan orang-orang di perusahaan, dan juga sebaliknya: ada 27 orang 90 menyatakan bahwa
responden senantiasa membagi pengetahuan baru yang dimiliki dengan orang-orang di perusahaan, dan juga sebaliknya, ada 3 orang 10 menyatakan bahwa responden
tidak senantiasa membagi pengetahuan baru yang dimiliki dengan orang-orang di perusahaan, dan juga sebaliknya.
Selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam melaksanakan pekerjaan anda terhadap pimpinan dan perusahaan: ada 29 orang 97 menyatakan bahwa
responden selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dalam melaksanakan pekerjaan anda terhadap pimpinan dan perusahaan.
Pernah mengambil waktu lebih untuk istirahat yang mengabaikan pekerjaan: ada 9 orang 30 menyatakan bahwa responden pernah mengambil waktu lebih
untuk istirahat yang mengabaikan pekerjaan, ada 5 orang 17 menyatakan bahwa responden kadang-kadang pernah mengambil waktu lebih untuk istirahat yang
mengabaikan pekerjaan, ada 16 orang 53 menyatakan bahwa responden tidak pernah mengambil waktu lebih untuk istirahat yang mengabaikan pekerjaan.
5.4 Hubungan Premi dengan Produktivitas Kerja Karyawan PTPN IV Kebun Marihat
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara premi dengan produktivitas kerja di daerah penelitian maka data dianalisis dengan Korelasi
Rank Spearman �
�
pada lampiran 11 diperoleh koefisien korelasi �
�
= 0,85 dan �
ℎ�����
= 8,5. Berdasarkan tabel dengan α 0,052 = 0,025 dengan db n-2 = 2,048.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian �
ℎ�����
8,5 �
�����
2,048. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa
� ditolak dan
�
1
diterima artinya ada hubungan antara premi dengan produktivitas kerja karyawan.
Seperti yang dikemukakan oleh Sembiring, 2001 bahwa tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja dari karyawan sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
upah dan insentif yang mereka terima. Hasil korelasi antara premi dengan produktivitas kerja dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 10. Korelasi Rank Spearman Premi dengan Produktivitas Kerja
Premi Panen dengan Produktivitas Kerja
Korelasi Rank Spearman 0,85
Signifikasi 0,00
Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 13
Dari table 10 di atas diperoleh bahwa koefisien korelasi Rank Spearman
adalah 0,85. Untuk mengetahui apakah hubungan ini dapat dilihat nilai signifikansi sebesar 0,00. Nilai ini
α 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa � ditolak dan
�
1
diterima. Dengan demikian diketahui bahwa ada hubungan antara premi dengan produktivitas kerja karyawan. Karena nilai signifikansinya lebih kecil
daripada α 0,05 maka hubungan antara premi dan produktivitas kerja semakin kuat.
Keadaan ini menunjukkan bahwa produktivitas kerja karyawan dalam pencapaian target yang ditetapkan oleh perusahaan dipengaruhi oleh premi yang mereka terima.
Universitas Sumatera Utara
5.5 Hubungan Premi dengan Tingkat Kesejahteraan Karyawan PTPN IV Kebun Marihat
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara premi dengan tingkat kesejahteraan di daerah penelitian maka data dianalisis dengan korelasi
Rank Spearman �
�
pada lampiran 12 diperoleh koefisien korelasi �
�
= -0,3 dan �
ℎ�����
= - 1,7. Berdasarkan tabel dengan α 0,052 = 0,025 dengan db n-2 = 2,048.
Dengan demikian �
ℎ�����
-0,3 ≤ �
�����
2,048. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa
� diterima dan
�
1
ditolak artinya tidak ada hubungan antara premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan.
Hasil korelasi antara premi dengan tingkat kesejahteraan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11. Korelasi Rank Spearman Premi dengan Tingkat Kesejahteraan
Premi Panen dengan Tingkat Kesejahteraan
Korelasi Rank Spearman -0,324
Signifikasi 0,080
Sumber: Data Diolah Dari Lampiran 15
Dari table 11 di atas diperoleh bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah -0,324. Untuk mengetahui apakah hubungan ini dapat dilihat nilai signifikansi
sebesar 0,080 ≥ α 0,05. Dengan kriteria ini dapat disimpulkan bahwa �
diterima dan �
1
ditolak. Dengan demikian diketahui bahwa tidak ada hubungan antara premi dengan tingkat kesejahteraan karyawan. Karena nilai signifikansinya lebih besar
daripada α 0,05 maka hubungan antara premi dengan tingkat kesejahteraan tidak ada.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada table 11, menunjukan bahwa dengan adanya premi, ada 15 50 karyawan pemanen tidak dapat mencukupi untuk
Universitas Sumatera Utara
pemenuhan kebutuhan primer perumahan seperti : batu bata, semen, atap genteng dan seng. Ada 19 63 karyawan pemanen kurang dapat mencukupi untuk
pemenuhan kebutuhan sekunder perumahan, seperti : television tv, mobil, handphone hp. Ada 26 87 karyawan pemanen tidak dapat mencukupi untuk
untuk kebutuhan tersier perumahan seperti : taman, kolam renang. Hal ini juga menunjukan bahwa dengan adanya premi, 26 87 karyawan
pemanen memilih jenis ruang inap yang digunakan saat sakit di kelas III ekonomi dan semua karyawan pemanen memilih obat yang dikonsumsi saat sakit adalah obat
gratis dari perusahaan. Keadaan ini menunjukkan bahwa premi belum mencukupi kesejahteraan
karyawan panen di kebun marihat, bukan hanya pendapatan atau premi saja yang bisa mengukur seseorang sejahtera atau tidak tetapi masih banyak faktor lain seperti
pengaruh adat istiadat dalam kehidupan masyarakat, keadaan iklim dari alam sekitar dan terdapat tidaknya kebebasan dalam bertindak serta mengeluarkan pendapat,
sehingga kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, artinya tiap orang mempunyai pandangan hidup, nilai-nilai yang berbeda terhadap faktor-faktor
yang menentukan tingkat kesejahteraan mereka.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN