Sistem Panen dan Sistem Premi Panen di PTPN IV .1 Sistem panen

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sistem Panen dan Sistem Premi Panen di PTPN IV 5.1.1 Sistem panen Kegiatan panen di kebun marihat mulai dari memotong tandan matang panen sesuai dengan kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil TPH berikut brondolannya. Di dalam memanen kelapa sawit, ada kriteria matang panen yang harus dipatuhi oleh seluruh pemanen kebun marihat. Kriteria matang panen adalah persyaratan kondisi tandan yang ditetapkan untuk dapat dipanen. Kriteria matang panen yang diberlakukan di PTPN IV adalah 5 brondolan per tandan di piringan. Brondolan yang dipanen adalah brondolan normal dan segar. Atas dasar penentuan kriteria matang panen tersebut, maka fraksi kematangan buah ditetapkan sebagai berikut : - Tandan Buah Segar tanpa brondolan : Afkir = F00 - Tandan Buah Segar dengan 1-4 brondolan : Mentah = F0 - Tandan Buah Segar dengan brondolan ≥ 5 : Matang Jumlah pelepah di pokok dipertahankan 48-56 helai, karena pelepah baru diturunkan setelah tandan matang. Untuk tanaman 10 tahun, pelepah yang dipertahankan minimal 56 pelepah dan maksimal 62 pelepah di pokok, sementara untuk tanaman 10 tahun dipertahankan minimal 48 pelepah dan maksimal 56 pelepah di pokok. Kondisi seperti ini dalam jangka panjang sangat berpengaruh terhadap produksi. Apabila suatu pokok memiliki pelepah kurang dari yang Universitas Sumatera Utara dianjurkan, maka proses pematangan buah akan terhambat. Sementara apabila pelepah yang di pokok melebihi yang dianjurkan akan menghambat masuknya sinar matahari dan ini juga mempengaruhi proses fotosintesis. Petugas yang menangani panen mulai dari mandor panen, mandor I, asisten tanaman, kepala dinas tanaman dan manajer. Namun untuk lebih mengefektifkan manajemen panen, perlu ditambah satu petugas baru, yaitu petugas pemeriksa buah P2B yang bertugas mengawasi melakukan sortasi buah di TPH. Jumlah P2B di kebun sama dengan jumlah mandor panen. Skema organisasi panen di kebun dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 3. Skema organisasi panen di kebun secara umum Manaje r KD Tanaman Asst. Afdeling Mandor I Mandor Pemeliharaan Mandor Pemeliharaan Mandor Panen +P2B Mandor Panen +P2B Pemanen 15–20 orang Pemanen 15–20 orang Universitas Sumatera Utara Adapun tanggung jawab dari masing–masing karyawan yang terkait dengan panen adalah sebagai berikut : 1. Manajer a. Konsistensi pelaksanaan panen b. Sortasi di Loading Ramp sebagai cross check pelaksaan panen di afdeling c. Evaluasi pelaksanaan sistem panen 2. Mandor I, Asisten Tanaman dan Kepala Dinas Tanaman a. Mutu buah panen di TPH b. Tangkai cangkem kodok c. Kebersihan panen dan pengutipan brondolan di piringan d. Susunan cabangpelepah e. Buah dipanen tidak dikumpul di TPH f. Cabang sengkleh kena egrek g. Mempersiapkan kenderaan angkut sesuai kebutuhan h. Membuat evaluasi dan rencana panen afdeling 3. Mandor Panen a. Menghitung kerapatan panen untuk membuat rencana panen esok harinya b. Kebersihan panen dan pengutipan brondolan di piringangawangan c. Susunan cabangpelepah d. Buah dipanen tidak dikumpul di TPH e. Cabang sengkleh kena egrek f. Membuat laporan panen harian PB 24 g. Melaporkan situasi umum kondisi blok yang dipanen Universitas Sumatera Utara 4. P2B Petugas Pemeriksa Buah a. Mutu buah panen di TPH b. Kebersihan brondolan di TPH c. Tangkai panjangcangkem kodok d. Buah tidak bernomor e. Membuat laporan mutu dan jumlah buah 5. Supir a. Buah sampai di pabrik 6. Tukang Muat a. Buah F00F0 yang tidak bernomor b. Kebersihan brondolan di TPH 7. Pemanen a. Kebersihan panen dan pengutipan brondolan di piringan b. Mutu buah panen c. Susunan cabangpelepah d. Tangkai cangkem kodok V e. Buah dipanen dikumpul di TPH f. Hindarkan cabang sengkleh kena egrek g. Menomori setiap tandan Dalam pemanenan dikenal istilah rotasi panen. Rotasi panen adalah jumlah hari panen dalam seminggu dan jarak waktu antara panen pertama di satu blok sampai panen berikutnya di blok yang sama. Dengan pertimbangan bahwa hari Sabtu dipergunakan untuk perawatan pabrik, maka di PTPN IV memberlakukan rotasi Universitas Sumatera Utara panen 57, yaitu 5 hari selama seminggu. Tetapi pada kenyataannya di kebun marihat panen bisa dilakukan lebih dari lebih 5 hari dalam seminggu apabila buah yang dipanen banyak panen puncak dan jumlah pemanen tidak mencukupi untuk memanen selama 5 hari dalam seminggu Jumlah pemanen harus disiapkan berdasarkan kebutuhan pada panen puncak. Penyebaran produksi pada bulan panen puncak biasanya 10–12, dengan kapasitas rata-rata seorang pemanen 1.500 Kg, dan pada bulan–bulan biasa penyebaran 8, dengan kapasitas rata–rata seorang pemanen 1.250 Kg. Maka perhitungan dalam menentukan jumlah tenaga kerja tiap bulannya sebagai berikut: KTP = PPT x PP : HP : KP Dimana : KTP ; Kebutuhan tenaga pemanen jiwa PPT : Perkiraan produksi per tahun ton PP : Penyebaran produksi HP : Hari panen pada bulan tersebut hari KP : Kapasitas pemanen ton Setiap mandor panen menbawahi 15–20 orang pemanen. Di satu afdeling pada umumnya diperlukan 1 mandor I untuk membawahi mandor panen. Dari rotasi panen dapat ditentukan kapveld yang berarti luas areal panen harian. Apabila rotasi panen yang diberlakukan di kebun marihat 57, maka luas tanaman menghasilkan di afdeling dibagi atas 5 kapveld. Kapveld diatur berurutan mulai dari hari senin hingga hari jumat, dan dari hari jumat berlanjut lagi ke hari senin. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui bila ada kapveld yang tidak dipanen. Luas satu kapveld umumnya Universitas Sumatera Utara berkisar antara 100 sd 200 ha. Dengan luasan tersebut maka tenaga pemanen kebun marihat rata–rata perhari digunakan 40–80 orang 2–4 mandor panen. Hancak panen adalah luasan areal yang menjadi tanggung jawab dari setiap pemanen pada setiap hari, dan dari kapveld ini ditentukanlah hancak panen dari tiap pemanen. Penentuan luas hancak panen didasarkan atas : - Kerapatan buah matang - Kapasitas pemanen - Topografi areal - Ketinggian pohon Luas maksimal hancak panen seorang pemanen adalah 2,5 ha atau sekitar 8 baris pada blok yang luasnya 20 ha 400x500 m. Hancak panen yang dikenal sehari- hari ada dua jenis, yaitu hancak tetap dan hancak giring. Hancak tetap dimana hancak panen yang diberikan kepada pemanen setiap hari tidak berubah. Sementara hancak giring dimana hancak panennya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan lapangan. Bila dilakukan dengan hancak giring, pemanen akan berpindah hancak 2 hingga 3 kali. Di kebun marihat hancak panen yang pada umumnya diterapkan adalah hancak panen tetap. Hal ini dimaksudkan agar sistem pengawasan lebih terarah dan rasa tanggung jawab lebih tinggi. Adapun cara-cara panen yang telah sesuai dengan standar prosedur operasional di PTPN IV yaitu : 1. Tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen dipotong. Universitas Sumatera Utara 2. Pelepah di bawah tandan yang dipanen dipotong mepet untuk tanaman dewasa, sedangkan pada tanaman muda 3-5 tahun pelepah daun tidak dipotong, hanya buahnya saja. 3. Pelepah dipotong menjadi dua bagian dan disusun di gawangan mati di tanah rata. Sedangkan di areal bergelombang pelepah tidak dipotong dan disusun di sekitar tanaman sejajar dengan arah teresanpasar panen agar berfungsi sebagai penahan erosi. 4. TBS disusun di TPH, sedangkan brondolan yang dipiringan gawangan dikutip bersih dan dimasukkan tersendiri dalam karung dibawa ketempat brondolan. 5. Gagang TBS dibentuk ”V”: cangkem kodok dan diberi nomor pemanen. 6. TBS disusun 5-10 tandan per baris. Alat-alat yang dibutuhkan dalam memanen telah disediakan oleh PTPN IV kecuali untuk pemanen tenaga pemborong, karena alat pemanen tenaga pemborong disediakan sendiri oleh PT. Outsourcing. Untuk areal tanaman muda 3-5 tahun diperlukan alat chisel dodos dengan lebar 8 cm, kampak dan alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu dan goni. Sementara untuk areal tanaman dewasa dan tua 5 tahun diperlukan alat kampak, egrek, bambugalah egrek, tali, alat pikul, kereta sorongsepeda, gancu dan goni. Untuk membentuk gagang cangkem kodok V diberikan kampak tomason bentuk V. Segala kegiatan yang terjadi di dalam panen diawasi dan dievaluasi. Mutu panen merupakan tanggung jawab manajer dan manajer mendelegasikan kepada bawahannya. Pengawasan dalam kegiatan panen ini dimulai dari P2B, mandor panen, Universitas Sumatera Utara mandor I, asisten afdeling dan kepala dinas tanaman. Kriteria penilaian yang dilakukan dirinci pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Kriteria Penilaian Denda di PTPN IV Kriteria Ketentuan Pemeriksaan di TPH oleh P2B 1. Buah afkir F00 2. Buah mentah F0 3. Kebersihan brondolan di TPH 4. Tangkai tandan tidak cangkem kodok Tidak ada Tidak ada Bersih Harus cangkem kodok Pemeriksaan Lapangan oleh Mandor Panen 1. Buah matang tidak dipanen 2. Kebersihan brondolan dipiringan 3. Buah dipanen tidak dibawa ke TPH ketinggalan dipiringan 4. Pelepah sengkleh kena egrek 5. Susunan pelepah tidak di gawangan mati Tidak ada Bersih Tidak ada Tidak ada Harus digawangan mati Sumber : Standar Prosedur Operasi Kelapa Sawit PTPN IV, 2007 Selain pengawasan, denda juga diberlakukan untuk kesalahan–kesalahan yang dilakukan. Hal ini berguna untuk menjaga konsistensi pelaksanaan sistem panen sehingga menghasilkan mutu buah yang sesuai dengan kriteria matang panen. Pada bulan September-Oktober 2011, besarnya nilai denda dari setiap kesalahan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Denda yang Diberlakukan di PTPN IV, 2008-2011 Kriteria Denda Pemeriksaan di TPH oleh P2B 1. Buah afkir F00 2. Buah mentah F0 3. Brondolan ketinggalan di TPH 4. Tangkai tandan tidak cangkem kodok Rp 1500Kg Rp 750Kg Rp 60butir Rp 200tandan Pemeriksaan Lapangan oleh Mandor Panen 1. Buah matang tidak dipanen 2. Brondolan ketinggalan dipiringan 3. Buah dipanen tidak dibawa ke TPH ketinggalan dipiringan 4. Pelepah sengkleh kena egrek 5. Susunan pelepah tidak di gawangan mati Rp 200Kg Rp 50butir Rp 200Kg Rp 600pokok Rp 600pokok Sumber : Surat Edaran No.04.DirutSE03III 2008, PTPN IV Denda yang diberlakukan tidak hanya dikenakan untuk satu orang saja. Ketentuan denda dirinci pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Ketentuan denda di PTPN IV, tahun 2008–2011 Pemeriksaan Oleh Yang Didenda Besar Denda 1. P2B Pemanen 100 2. Mandor Panen Pemanen 100 3. Mandor I − Pemanen − Mandor Panen − P2B 100 50 50 4. Asisten Afdeling − Pemanen − Mandor Panen − P2B − Mandor I 100 50 50 25 5. Kepala Dinas Tanaman − Pemanen − Mandor Panen − P2B − Mandor I − Asisten Afdeling 100 50 50 25 10 Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 7 Sumber : Standar prosedur operasi kelapa sawit, PTPN IV 5.1.2 Sistem Premi Panen Untuk memotivasi pemanen dalam meningkatkan kinerjanya, PTPN IV memberikan premi yang terdiri dari premi panen dan premi brondolan. Premi panen dan premi brondolan diberikan terpisah dengan nilai yang juga berbeda. Premi panen diberikan secara perorangan berdasarkan kapasitas, tahun tanam yang berkaitan dengan produktivitas dan topografi. Untuk pemanen karyawan sendiri ditentukan basis borong yang besarnya berdasarkan faktor potensi produksi tanaman, topografi rata, gelombang, bukit, tinggi tanaman, dan umur tanaman TBM-3 dan TM-1. Basis borong adalah batas minimum produksi yang harus dicapai oleh pemanen pada setiap hari tanpa diberi premi. Sementara kapasitas adalah hasil yang diperoleh seorang pemanen dalam 1 hari, baik dalam 7 jam kerja atau lebih yang dilakukan sendiri maupun dibantu oleh orang lain atau keluarganya. Bila kapasitas pemanen lebih kecil dibandingkan basis borong, maka dikenakan denda sebesar selisih basis borong dengan kapasitas dikalikan dengan harga tarif nilai premi panen. Pemeriksaan Oleh Yang Didenda Besar Denda 6. Manajer Unit − Pemanen − Mandor Panen − P2B − Mandor I − Asisten Afdeling − Kepala Dinas Tanaman 100 50 50 25 10 5 7. Pemeriksaan di Loading Ramp terhadap buah afkir dan mentah yang tidak bertanda silang : • Buah tidak bernomor • Buah bernomor − Tukang muat − Pemanen − P2B − Mandor I − Asisten Afdeling − KD Tanaman 100 100 50 25 10 5 Universitas Sumatera Utara Dan untuk karyawan wanita yang membantu panen, maka basis borongnya adalah 50 dari basis borong pemanen laki-laki. Dan untuk tanaman tua berumur ≥23 tahun, basis borongnya dikurangi 30. Untuk perhitungan premi panen premi TBS digunakan rumus : P = { K – BB NP } – D Dimana : P : Premi Rp K : Kapasitas panen Kg BB : Basis borong Kg NP : Nilai premi RpKg TBS D : Denda Rp Besarnya tarif nilai premi panen NP berbeda menurut tingkat kesulitan topografi rata, gelombang, bukit. - Rata : Rp 30Kg TBS - Gelombang : Rp 35Kg TBS - Bukit : Rp 42,5 Kg TBS Untuk areal TM-1 premi panen diberikan 1,5 x premi panen TM, sedangkan untuk areal TBM-3 premi panen diberikan 2 x premi panen TM, dan untuk menghitung premi brondolan yang diterima pemanen digunakan rumus : Pb = Kb x NPb Dimana : Pb : Premi brondolan Rp Kb : Kapasitas jumlah brondolan yang dikumpulkan dalam Kg Universitas Sumatera Utara NPb : Nilai Premi brondolan RpKg brondolam Besarnya tarif nilai premi brondolan juga berbeda menurut tingkat kesulitan topografi. - Rata : Rp 100Kg brondolan - Gelombang : Rp 125Kg brondolan - Bukit : Rp 150 Kg brondolan Ada beberapa faktor mengapa karyawan panen mendapat premi, karena karyawan ingin menambah pendapatan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga, karena ada unsur persaingan kerja antar karyawan dan karena prestasi kerja. 5.1.3 Profil Responden Karyawan Pemanen PTPN IV Kebun Marihat 5.1.3.1 Umur Responden Profil responden berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut: Sumber: Data Primer, diolah dari lampiran 1 Gambar 4. Diagram Persentase Umur Karyawan Pemanen Berdasarkan data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner dapat deketahui pada gambar 4 di atas bahwa rata-rata usia responden yang bekerja di PTPN IV kebun marihat sebagian besar mereka yang berusia 34-39 tahun yaitu sebanyak 14 7 10 46 30 7 Umur 22 - 27 Tahun 28 - 33 Tahun 34 - 39 Tahun 40 - 45 Tahun 46 - 49 Tahun Universitas Sumatera Utara orang 46, responden yang bekerja pada usia 40-45 tahub sebanyak 9 orang 30, responden yang bekerja pada usia 28-33 tahun yaitu 3 orang 10, sedangkan responden yang bekerja pada usia 46-49 tahun sebanyak 2 orang 7. Sama halnya dengan responden yang berusia 22-27 tahun sebanyak 2 orang 7. Rata-rata responden yang masih bekerja tergolong usia produktif kerja artinya mereka masih memiliki daya dan semangat kerja tinggi dalam rangka mengembangkan potensi usaha produksi mereka dalam bekerja dan pencapaian target yang ditentukan oleh perusahaan.

5.1.3.2 Pendidikan

Profil responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut: Sumber: Data Primer, diolah dari lampiran 1 Gambar 5. Diagram Persentase Tingkat Pendidikan Karyawan Pemanen Bila diukur tingkat pendidikan formal dari responden berdasarkan gambar 5 diatas dapat dilihat responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA adalah sebanyak 7 orang 23, sedangkan responden yang memiliki pendidikan terakhir 57 20 23 Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Universitas Sumatera Utara SMP adalah sebanyak 6 orang 20, responden yang memiliki pendidikan terakhir SD sebanyak 17 orang 57. Dari uraian diatas tingkat pendidikan karyawan PTPN IV kebun marihat masih tergolong rendah bila dilihat dari sebagian responden yang telah diteliti. Tingkat pendidikan yang tertinggi atau paling banyak adalah SD. Hal ini disebabkan karena susahnya kehidupan pada jaman dahulu sehingga mengharuskan mereka untuk cepat bekerja work oriented dimana mereka harus bisa menghasilkan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup dari pada harus bersekolah yang tinggi yang dirasa hanya untuk menghabiskan dana, dan bersekolah merupakan kebutuhan yang mahal. 5.1.3.3 Jumlah Tanggungan Profil responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut: Sumber: Data Primer, diolah dari lampiran 1 Gambar 6. Diagram Persentase Jumlah Tanggungan Karyawan Pemanen Berdasarkan data yang diperoleh, dapat di lihat pada gambar 6 di atas bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah tanggungan sebanyak 2 orang yaitu 7 23 responden, kemudian jumlah tanggungan sebanyak 3 orang yaitu 16 54 23 54 23 Jumlah Tanggungan 2 Orang 3 Orang 4 Orang Universitas Sumatera Utara responden dan jumlah tanggungan 4 orang yaitu 7 23 responden. Dalam hal ini responden sangat memperhitungkan jumlah anak dalam berkeluarga agar nantinya kebutuhan anak dapat terpenuhi sesuai tingkat ekonominya.

5.1.3.4 Golongan Kerja Responden

Profil responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada gambar 5 sebagai berikut: Sumber: Data Primer, diolah dari lampiran 1 Gambar 7. Diagram Persentase Golongan Kerja Karyawan Pemanen Berdasarkan pada gambar 7 di atas dapat kita lihat karyawan yang golongan 1A0-1A11 berjumlah 11 orang 37, berdasarkan penelitian yang dilakukan mereka tergolong karyawan yang mempunyai tingkat paling rendah, kemudian karyawan golongan 1B0-1B11 sebanyak 19 orang 63 bahwa golongan ini yang paling banyak menjadi responden di kebun marihat. Berdasarkan golongan ini juga fasilitas yang diberikan PTPN IV kebun marihat kepada karyawan berbeda-beda seperti pada biaya rumah listrik dan air, PTPN IV hanya memberikannya 25 dari gaji pokok yang diterima karyawan. Untuk biaya rumah lainnya seperti renovasi itu perusahaan yang bertanggung jawab kecuali 37 63 Golongan Kerja 1A0 - 1A11 1B0 - 1B11 Universitas Sumatera Utara keinginan karyawan untuk menambah atau mau memperindah rumah tidak ditanggung perusahaan.

5.2 Tingkat Kesejahteraan Karyawan PTPN IV Kebun Marihat