Alat Ukur: Kuesioner, diajukan pertanyaan dengan pilihan jawaban Skala pengukuran: ordinal. Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

3.3. Alat Ukur: Kuesioner, diajukan pertanyaan dengan pilihan jawaban

MCQ. 3.4. Hasil Ukur: Pengukuran tingkat pengetahuan siswa SMA Methodist di Pematang Siantar tentang konjungtivitis berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada responden menggunakan skala pengukuran Pratomo 1990 dibagi menjadi tiga kategori yaitu: • Pengetahuan baik apabila jawaban responden yang benar lebih dari 75 dari nilai tertinggi. • Pengetahuan sedang apabila jawaban responden yang benar antara 40 sampai 75 dari nilai tertinggi. • Pengetahuan kurang apabila jawaban responden yang benar kurang dari 40 dari nilai tertinggi. 3.5. Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring adalah: • Skor 8 hingga 10 : Baik. • Skor 4 hingga 7 : Sedang. • Skor 0 hingga 3 : Kurang.

3.6. Skala pengukuran: ordinal.

Universitas Sumatera Utara BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian dengan jenis studi deskriptif, yaitu untuk mengetahui gambaran pengetahuan SMA Methodist Pematang Siantar terhadap Konjungtivitis. .

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Methodist Pematang Siantar. Adapun alasan pemilihan SMA Methodist Pematang Siantar sebagai lokasi penelitian dikarenakan belum pernah ada penelitian yang dilakukan di daerah ini dan Siswa SMA Mehodist Pematang Siantar dianggap dapat mewakili seluruh siswa SMA yang ada di Pematang Siantar. Adapun pengumpulan data penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli – September 2011.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah remajapelajar SMA Methodist Pematang Siantar, Sumatera Utara. Sampel yang diambil merupakan remaja dengan usia berkisar 15-19 tahun. Kriteria usia sampel berdasarkan usia remaja yakni, menurut Sarwono, WHO, GYTS dan Smet. Adapun kriteria inklusi untuk sampel yang akan diambil adalah: 1. Siswai remaja berusia 15-19 tahun. 2. Terdaftar sebagai siswai SMA Methosist Pematang Siantar. 3. Bersedia untuk menjadi sampel penelitian. Kriteria sampel yang tidak diikutkan dalam penelitian ini adalah: 1. Remaja siswai yang tidak bersedia menjadi sampel penelitian. 2. Remaja siswai yang mengosongkan seluruh jawaban dan memilih untuk tidak memberikan jawaban pada seluruh pertanyaan yang diberikan. Universitas Sumatera Utara Besar sampel: 83 siswa. Untuk data ordinal, teknik penarikan sampel akan dilakukan secara non- probability sampling, yaitu consecutive sampling. Dimana responden yang telah memiliki kriteria sampel yang diinginkan peneliti berkesempatan menjadi sampel penelitian hingga terpenuhinya jumlah sampel yang telah ditentukan peneliti Sastroasmoro Ismael, 2008. Besar sampel minimal akan dihitung dengan menggunakan rumus Wahyuni, 2008: � = �. � � � − ��. �. � − � � − �. � � + � � . � − ��. �. � − � Keterangan : N = Populasi. Z 1 - α2 = Nilai distribusi normal baku dengan α tertentu. n = Besar sampel yang diinginkan. p = Nilai Proporsi di populasi. d = Kesalahan absolute yang dapat ditolerir. Setelah dilakukan survey lokasi, peneliti mendapatkan besar populasi remaja SMA Methodist Pematang Siantar sebanyak 600 siswa. Pada penelitian ini, tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95 sehingga untuk Z dua arah diperoleh nilai Z 1 - α2 = 1,96. Nilai p yang ditetapkan adalah 0,50 karena peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena penggunaan p = 0,50 mempunyai nilai p x 1 – p paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolute atau ketetapan relatif d yang diinginkan sebesar 10. Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel dapat dihiting sebagai berikut: dengan perhitungan: Universitas Sumatera Utara � = �. � 2 1 − � 2 . �. 1 − � � − 1. � 2 + � 2 . 1 − � 2 . �. 1 − � = 600.1.96 2 . 0.5.1−0.5 600−1.0.1 2 +1.96 2 . 0.5.1−0.5 = 5.99+0.9604 567.24 n = 82.9 Maka besar n sampel dibulatkan menjadi 83 siswa.

4.4. Teknik Pengumpulan Data