29
2. Kerangka Konsepsi
Konsepsi hukum tanah nasional secara utuh diambil dari konsepsinya hukum adat, yang oleh Boedi Harsono dikatakan bahwa konsepsi hukum tanah nasional
adalah komunalistik religius, yang memungkinkan penguasaan tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi, sekaligus mengandung
kesamaan. Konsepsi ini masih relevan dan harus tetap dipertahankan untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang, oleh karena konsepsi ini merupakan
penjabaran dari sila-sila pancasila dibidang pertanahan serta harus dijabarkan lebih lanjut dalam politik pertanahan nasional sebagaimana yang digariskan dalam Pasal 33
ayat 3 UUD 1945.
42
Konsep merupakan alat yang dipakai oleh hukum disamping yang lain-lain seperti asas dan standar. Oleh karena itu kebutuhan untuk membentuk konsep
merupakan salah satu dari hal-hal yang dirasakan pentingnya dalam hukum. Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh suatu proses yang
berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analistis. Adapun yang menjadi kerangka konsepsi dalam penelitian ini adalah :
1. Sertipikat adalah surat tanda bukti hak atas tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Sertifikat sebagai surat bukti tanda hak, diterbitkan untuk
42
Alvi Syahrin, Beberapa Masalah Hukum, PT. Sofmedia, 2009, halaman 45.
Universitas Sumatera Utara
30
kepentingan pemegang hak yang bersangkutan, sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah.
43
2. Hak ulayat adalah serangkaian wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat, yang berhubungan dengan tanah yang terletak dalam lingkungan
wilayahnya, yang merupakan pendukung utama penghidupan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan sepanjang masa. Wewenang dan kewajiban
tersebut yang termasuk bidang hukum perdata, yaitu yang berhubungan dengan hak bersama kepunyaan atas tanah tersebut. Ada juga termasuk hukum publik,
berupa tugas
kewenangan untuk
mengelola, mengatur
dan memimpin
peruntukkan, penggunaan, dan pemeliharaannya.
44
3. Masyarakat Adat adalah komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal usul leluhur secara turun temurun diatas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan
atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya, yang diatur oleh hukum adat
dan lembaga
adat yang
mengelola keberlangsungan
kehidupan masyarakatnya.
G. Metode Penelitian 1. Sifat Penelitian
Penelitian mengenai Tinjauan Yuridis Atas Pensertipikatan Tanah Yang Berasal Dari Hak Ulayat merupakan penelitian normatif yaitu penelitian yang
43
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Jilid I Hukum Tanah Nasional, Jakarta : Djambatan, 2003, halaman 26.
44
Ibid, halaman 500.
Universitas Sumatera Utara
31
dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka data sekunder atau penelitian hukum perpustakaan
45
, yang bersifat deskriptif analisis. Pada penelitian normatif data sekunder sebagai sumberbahan informasi dapat
merupakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Pelaksanaan penelitian normatif secara garis besar ditujukan kepada :
a. Penelitian terhadap asas-asas hukum. b. Penelitian terhadap sistematika hukum.
c. Penelitian terhadap sinkronisasi hukum. d. Penelitian terhadap sejarah hukum.
46
e. Penelitian terhadap perbandingan hukum.
47
2. Metode Pendekatan