73
karena didalamnya tertulis secara jelas mengenai jenis hak, keterangan fisik mengenai tanah, beban diatas tanah tersebut dan peristiwa hukum yang saling berhubungan
dengan tanah tertentu yang dibuatditulis oleh pejabat berwenang Kantor Pertanahan maka data-data tersebut dianggap benar.
Walaupun fungsi utama sertipikat hak atas tanah adalah sebagai alat bukti, tetapi dalam kenyataannya sertipikat bukanlah merupakan satu-satunya alat bukti
kepemilikan hak atas tanah. Pada dasarnya kekuatan pembuktian hak sertipikat pengganti hak atas tanah sama kedudukannya seperti halnya sertipikat asli. Apabila
suatu bidang tanah telah dimintakan penerbitan sertipikat pengganti maka secara yuridis sertipikat asli yang dikeluarkan sebelumnya menjadi tidak berlaku demi
hukum karena sudah diterbitkan sertipikat pengganti oleh Badan Pertanahan Nasional. Hal tersebut didukung dengan adanya asas publisitas yang dianut oleh
Indonesia sehingga apabila ada pihak lain yang merasa keberatan dengan diterbitkannya hak atas tanah tersebut dapat mengajukan keberatannya disertai
dengan bukti yang menguatkan keterangannya. Hal tersebut melindungi kepentingan hukum pemegang hak terhadap segala gangguan yang diakibatkan penyalahgunaan
sertipikat asli yang dikeluarkan sebelumnya.
B. Kepastian Hukum Atas Tanah Sertipikat Hak Milik Yang Terbit Diatas Hak Ulayat.
1. Pengertian Kepastian Hukum
Menurut Jimly Ashiddiqie dalam hukum harus ada keadilan dan kepastian hukum itu penting agar orang tidak bingung. Tapi keadilan hukum itu penting agar
Universitas Sumatera Utara
74
orang tidak bingung. Tapi keadilan hukum itu sendiri merupakan dua sisi dari satu mata uang. Antara keadilan dan kepastian hukum tak perlu dipertentangkan.
74
Hukum dapat mencapai tujuannya apabila dapat menyeimbangkan antara kepastian hukum dan keadilan, atau keserasian antara kepastian yang bersifat umum
atau obyektif dan penerapan keadilan secara khusus yang bersifat subyektif.
75
Untuk mencapai keseimbangan dan keserasian antara kepastian hukum dan keadilan
diperlukan beberapa
persyaratan, menurut
Soedjono Dirdjosisworo
persyaratan tersebut adalah kaidah-kaidah hukum, serta penerapannya sebanyak mungkin mendekati citra masyarakat, pelaksana penegak hukum dapat mengemban
tugas sesuai tujuan dan keinginan hukum serta masyarakat dimana hukum itu berlaku, taat dan sadar akan pentingnya hukum bagi keadilan dan kesejahteraan, serta
menghayati akan keinginan hukum demi keadilan. Dalam memenuhi syarat-syarat tersebut demi tercapainya keserasian itu
fungsi hukumpun berkembang, hukum berfungsi sebagai sarana pendorong pembangunan. Jadi selain harus ada kepastian hukum, tujuan hukum adalah untuk
mewujudkan keadilan dan keteraturan. Keadilan, kepastian hukum dan keteraturan itu harus diwujudkan secara simultan agar tercipta kedamaian hidup bersama.
Aturan hukum mengacu pada proses kelembagaan untuk menyusun, menafsirkan dan menerapkan hukum serta aturan-aturan lainnya. Ini berarti
74
Jimly Ashiddiqie, Keadilan Kepastian Hukum, dan Keteraturan, http:www.suarakarya- online.com, tanggal 15 Desember 2011
75
Soerdjono Dirdjosisworo, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005, halaman 18.
Universitas Sumatera Utara
75
keputusan yang diambil pemerintah harus memiliki dasar hukum sehingga masyarakat dilindungi dari kesewenang-wenangan. Kepastian hukum memerlukan
penerapan peraturan perundang-undangan secara konsisten, konsekuen dan terhindar dari penafsiran-penafsiran yang keliru dari pada peraturan yang mengaturnya.
Pemerintah harus mampu membuat komitmen-komitmen yang bisa dipercaya, dan meyakinkan masyarakat bahwa keputusan-keputusan yang diambil dalam penerbitan
hak atas tanah pada akhirnya tidak akan dicabut akibat dari kesalahan dalam penerapan sebuat peraturan ataupun aturan prosedur administrasi.
Seiring dengan tujuan hukum adalah mewujudkan kepastian hukum sekaligus keadilan bagi masyarakat, maka untuk menciptakan kepastian hukum pertanahan
diadakan kegiatan pendaftaran tanah, dan hasil akhir dari pendaftaran tanah itu adalah pembukuan hak atas tanah dan pemberian tanda bukti hak yang berupa sertipikat.
Jelas sekali Pasal 19 ayat 2 UUPA menentukan, pemberian surat bukti hak sertipikat, yang berlaku sebagai pembuktian yang kuat. Ini sesuai dengan penjelasan
atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Bab IV alinea 1 menyebutkan usaha yang menuju ke arah kepastian hak atas
tanah ternyata dari ketentuan pasal-pasal yang mengatur pendaftaran tanah. Lebih lanjut pada alinea 2 disebutkan Pasal 23, 32 dan 38 ditujukan kepada
para pemegang hak yang bersangkutan, dengan maksud agar mereka memperoleh kepastian tentang haknya itu. Sedangkan Pasal 19 ditujukan kepada Pemerintah
sebagai suatu instruksi, agar diseluruh wilayah Indonesia diadakan pendaftaran tanah yang bersifat rechts kadaster artinya yang bertujuan menjamin kepastian hukum. Jadi
Universitas Sumatera Utara
76
warga, baik perorangan maupun institusi, dijamin kepemilikan tanahnya, apabila memiliki sertipikat hak atas tanah.
Kepastian hukum dalam pendaftaran tanah dapat dicapai karena adanya interaksi antara masyarakat dengan pemerintah yang dalam hal ini aparat Kantor
Pertanahan. Interaksi ini diperlukan karena dalam pemberian hak atas tanah masyarakat harus memberikan informasi yang sejelas-jelasnya dan sejujur-jujurnya
terhadap tanah yang dikuasainya serta adanya itikad baik dari pemilik tanah, baik mengenai riwayat kepemilikan tanah yang dibuktikan dengan bukti-bukti surat
kepemilikan tanah data yuridis maupun batas-batas tanah yang dikuasainya data fisik kepada petugas yang melaksanakan pendaftaran tanah.
Pemberian sertipikat hak atas tanah yang memiliki kepastian hukum sesuai yang diharapkan oleh Pasal 19 UUPA, juga tidak terlepas dari aparat pemerintah yang
melaksanakan tugas pemberian hak atas tanah. Penerapan hukum dan peraturan perundang-undangan yang mendasari pendaftaran tanah harus dilaksanakan secara
profesional, baik dari segi teknis pengukurannya, proses penetapan hak atas tanahnya serta pendaftaran tanahnya harus berdasarkan prosedur hukum yang mengaturnya.
2. Kepastian Hukum Sertipikat Hak Atas Tanah