Kesimpulan Latar Belakang Pembentukan OJK

94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam tulisan ini, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kewenangan OJK terhadap lembaga jasa keuangan lainnya diatur dalam Pasal 6- Pasal 9 UU OJK. Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 tersebut, OJK mempunyai wewenang utama untuk menetapkan pengaturan,menetapkan kebijakan dan melakukan pengawasan terhadap semua aktifitas di sektor keuangan terutama sektor lembaga jasa keuangan lainnya dengan berdasarkan asas kepastian hukum, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas profesionalitas, asas akuntabilitas. Dalam melaksanakan wewenangnya, OJK bebas dari campur tangan pihak lain, karena OJK merupakan lembaga yang independen. 2. Program JKN merupakan bagian dari SJSN yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib mandatory berdasarkan UU SJSN . Manfaat pemeliharaan kesehatan dalam JKN adalah pelayanan kesehatan perorangan menyeluruh yang mencakup pelayanan peningkatan kesehatan promotif, pelayanan pencegahan penyakit, preventif, pengobatan dan perawatan kuratif dan pemulihan kesehatan rehabilitatif.Pengawasan terhadap program JKN akan dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara 95 DJSNdan lembaga pengawas independen yaitu OJK dan BPK.Program JKN pelaksanaannya kurang efektif karena 3. Ruang lingkup pengawasan dan kewenangan OJK dalam mengawasi lembaga jasa keuangan sudah diatur secara eksplisit di dalam UUOJK, termasuk dalam hal ini BPJS kesehatan yang menyelenggarakan program JKN dan kemudian dipertegas lagi dengan diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4POJK.052013 tentang Pengawasan BPJS oleh OJK. Mengenai wewenang OJK dalam JKN, sebagaimana tertulis dalam Pasal 9 UUOJK, OJK mempunyai wewenang untuk menetapkan kebijakan operasional pengawasan, mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan menetapkan sanksi.

B. SARAN

1. OJK adalah lembaga independen yang bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lain dalam menjalankan tugasnya . Tidak seharusnya OJK memasukkan unsur ex-offcio dalam struktur keanggotaannya karena hal tersebut dapat mengganggu keindependensian OJK . 2. BPJS selaku penyelenggara program JKN hendaknya melakukan persiapan lebih matang di segala lini terutama di rumah sakit dan puskesmas untuk mencapai keefektifitasan program JKN. BPJS juga harus membenahi administrasi keuangan dan prosedur klaim yang membuat masyarakat merasa dirugikan dan enggan untuk menggunakan layanan BPJS . Universitas Sumatera Utara 96 3. Walaupun UU OJK sudah mengatur secara eksplisit mengenai wewenang OJK dalam mengawasi BPJS ,UU BPJS juga harus mengatur secara spesifik mengenai ruang lingkup pengawasan OJK dan DJSN terhadap BPJS untuk menghindari ketidakefektifitasan pengawasan, ketidakefisiensi pengawasan dan menghindari ada aspek yang tidak terawasi. Hal ini juga sangat penting untuk menghindari tumpang tindih kewenangan antar lembaga pengawas. Universitas Sumatera Utara 18

BAB II KEWENANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM LEMBAGA

JASA KEUANGAN LAINNYA

A. Latar Belakang Pembentukan OJK

Awal pembentukan OJK berawal dari adanya keresahan dari berbagai pihak dalam hal fungsi pengawasan Bank Indonesia. Ada tiga hal yang melatarbelakangi pembentukan OJK yaitu perkembangan industri sektor jasa keuangan di Indonesia, permasalahan lintas sektoral industri jasa keuangan dan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia selanjutnya disebut UU BI. 24 Mandat pendirian OJK berawal dari krisis moneter tahun 1997-1998 yang memaksa Indonesia menandatangani Letter of Intent Lol dengan IMF. Salah satu butir Lol tersebut menyebutkan perlunya badan independen sebagai pengawas sektor keuangan. 25 Kondisi ekonomi yang kacau karena krisis tersebut membuat pemerintah lebih berhati-hati dalam membuat suatu keputusan.Salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk menghindari terulangnya krisis ekonomi seperti pada 1997- 1998 adalah dengan membentuk suatu lembaga pengawasan independen yang Krisis moneter yang terjadi pada Indonesia tahun 1997-1998 berpengaruh besar terhadap pembentukan OJK. Krisis ekonomi pada 1997-1998 memberikan pelajaran yang sangat berarti bagi perekonomian Indonesia. 24 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm. 36. 25 Iswi Hariyani dam R.Serfianto. Buku Pintar Pasar Modal Jakarta : Visi Media, 2010, hlm. 21. Universitas Sumatera Utara 19 bernama OJK. 26 OJK adalah lembaga negara yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan didalam sektor jasa keuangan.OJK merupakan lembaga yang bersifat independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan,pengawasan,pemeriksaan dan penyidikan. 27 Alasan pembentukan OJK antara lain adalah makin kompleks danbervariasinya produk jasa keuangan, munculnya gejala konglomerasi perusahaan jasa keuangan dan globalisasi industri jasa keuangan. Disamping itu, salah satu alasan rencana pembentukan OJK adalah karena pemerintah beranggapan Bank Indonesiasebagai Bank Sentral telah gagal dalam mengawasi sektor perbankan. Kegagalantersebut dapat dilihat pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia mulaipertengahan tahun 1997, sejumlah bank yang ada pada saat itu dilikuidasi. Bisa dikatakan bahwa peran Bapepam-LK untuk melakukan pengawasan secara ketat terhadap lembaga keuangan seperti perbankan,pasar modal,reksadana, perusahaan pembiayaan dan dana pensiun. 28 Jika UU OJK disahkan, maka otomatis tugas, fungsi dan wewenang pembinaan dan pengawasan atas sektor jasa keuangan beralih ke institusi baru yang disebut OJK. Sebagian pengawasan terhadap Dirjen Lembaga Keuangan,pasar modal, Badan Pengawas Pasar Modal dan institusi pemerintah lain yang memang mengawasi lembaga pengelola dana masyarakat otomatis akan 26 Totok Budisantoso. Nuritomo Op.Cit., hlm. 47. 27 Ibid. 28 Zainal Arifin Mochtar dan Iwan Satriawan, Jurnal Konstitusi Volume 6, Nomor 3, September 2012, hlm. 152. Universitas Sumatera Utara 20 beralih ke OJK.Pembentukan OJK harus dipahami sebagai suatu challenge yang besar dan memerlukan beberapa prakondisi atau prasyarat, seperti: Pertama, perubahan itu tidak dilakukan pada saat sistem keuangannya belum kuat. Semua lembaga keuangan saling terkait, asuransi, perbankan dan sebagainya. Kedua, berkaitan dengan bagaimana pembiayaan OJK. Ketika OJK dikatakan sebagai lembaga yang independen maka tidak bergantung kepada pihak yang diawasinya. Rencana sekarang, OJK itu dari yang diawasinya. Memang ada contoh seperti itu. Di Inggris Financial Services Authority FSA dibiayai oleh iuran dari bank-bank, asuransi dan lembaga keuangan yang diawasinya. 29 Otoritas Jasa Keuanganawalnya dirancang oleh Darmin Nasution ketika menjabat Dirjen Lembaga Keuangan di Departemen Keuangan bersama stafnya seperti Firdaus Djaelani yang saat ini menjadi salah satu komisioner OJK. Sebuah bank atau multifinance, asuransi danjuga dana pensiun harus mendapat izin dari Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan untuk berdiri. Bank harus mendapat ijin juga dari Dirjen Lembaga Keuangan walaupun sudah mendapatkan izin dari Bank Indonesia. Pada sisi lain, Bapepam sebagai sebuah lembaga keuangan yang levelnya sama dengan Dirjen Lembaga Keuangan dan juga keduanya dibawah lingkup Departemen Keuangan telah berdiri pengawasan pasar modal. Berdasarkan kajian dan diskusi di Departemen Keuangan atau juga agenda politik tersendiri untuk mengebiri kekuasaan Bank Indonesia maka perlu adanya lembaga yang mengawasi keuangan termasuk perbankan. OJK ini dirancang sehingga 29 Afika Yumya Syahmi, Pengaruh Pembentukan Pengawasan Lembaga Perbankan Suatu Kajian Terhadap Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan, Skripsi Sarjana Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004, hlm. 33. Universitas Sumatera Utara 21 digabungkan Bapepam dan Dirjen Lembaga Keuangan yang dikenal Bapepam- LK. Ketua Lembaga ini ditunjuk Menteri Keuangan yaitu Darmin Nasution sendiri dimana penunjukan ini dihartapkan mempercepat terjadinya Otoritas Jasa Keuangan. 30 Fungsi pengawasan dalam OJK dan pengaturan dibuat terpisah. Akan tetapi meskipun OJK memiliki fungsi pengaturan dan pengawasan dalam satu tubuh, fungsinya tidak akan tumpang tindih sebab OJK secara organisatoris akan terdiri atas tujuh dewan komisioner. Ketua dewan komisioner akan membawahkan tiga anggota dewan komisioner yang masing-masing mewakili perbankan, pasar modal dan Lembaga Keuangan Non Bank LKNB. Kewenangan pengawasan perbankan oleh Bank Indonesia akan dikurangi namun Bank Indonesia masih mendampingi pengawasan. Kalau selama ini mikro dan Para pakar ekonomi mengemukakan pendapat mengenai OJK, bahwa OJK dibentuk guna mengantisipasi kompleksitas sistem keuangan global. Sektor keuangan memperkuat fondasi, daya saing dan stabilitas perekonomian nasional. Pembentukan OJK diperlukan guna mengatasi kompleksitas keuangan global dariancaman krisis. Di sisi lain, pembentukan OJK merupakan komitmen pemerintah dalam reformasi sektor keuangan di Indonesia. Pemerintah mempunyai komitmen tinggi dan menjalankan mandat untuk melakukan reformasi di sektor keuangan.Dengan melihat kehadiran OJK nantinya dapat dimaksudkan untuk menghilangkan penyalahgunaan kekuasaan abuse of power yang selama ini cenderung muncul. 30 Adler Haymans Manurung, Otoritas Jasa Keuangan : Pelindung Investor Introduksi Jakarta: PT Adler Manurung Press, 2013, hlm. 3. Universitas Sumatera Utara 22 makro prudensialnya di Bank Indonesia, nanti OJK akan fokus menangani mikro prudensialnya. 31 1. Independesi, yakni inidependen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang OJK dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pembentukan OJK yang mandiriindependen dilakukan berlandaskan asas-asas yaitu : 2. Kepastian hukum, yakni suatu azas dalam negara hukum yang lebih mengutamakan landasan peraturan peundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan OJK. 3. Kepentingan umum, yakni azas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum. 4. Keterbukaan, yakni azas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, juur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan OJK dengan tetap memperhatikan perlindungan hak asasi pribadi dan golongan serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 5. Integritas, yakni azas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK. 6. Akuntabilitas, yakni azas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. 31 http:radiansystem.com20120615sejarah-otoritas-jasa-keuangan-ojk diaksestanggal 9 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara 23 Otoritas Jasa Keuangan dibentuk pada tanggal 22 November 2011di Indonesia Undang-undang mendefinisikan bahwa OJK adalah lembaga yang independen dalam menjalankan tugasnya, bebas dari campur tangan pihak lain kecuali untuk hal yang secara tegas diatur dalam Undang- Undang.PembentukanOJKdimaksudkansebagai lembaga independen yang mengawasi sektor jasa keuanganIndonesia,untuk memperkuat akuntabilitas, transparansi, dan kredibilitasBank Indonesia tanpa mengurangi makna independensi lembaga negaratersebut,dan pengambilan kebijakan oleh BI tidak akan terpengaruh OJK, sebab OJK berperan meningkatkan pengawasan terhasdap lembaga keuangan menjadi lebih baik. 32 Ada tiga fungsi pengawasan sektor keuangan yaitu pengawasan terhadap macroprudential, pengawasan microprudential 33 1. Inggris danpengawasan aktifitas bisnis. Pengawasan ini bertujuan untuk menciptakan peraturan agar semua pihak yang beraktifitas di sektor keuangan dapat memahami yang dilakukannya, sebelum membahas mengenai pengertian OJK di Indonesia, maka sebaiknya dibahas mengenai OJK di beberapa negara. Pengawasan sektor keungan di Inggris awalnya diatur berbagai lembaga dimana bank sentral Inggris hanya bertanggung jawab melakukan regulasi 32 Agus Darmawan. 2014. ‘’Perfektif Law As An Allocative System Undang-Undang OJK’’ Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, Volume 8, no 3 Juli-September 2014, hlm 389 33 microprudential adalah satu peraturan dimana adaya ekuilibrium parsial dalam suatu konsepsi tertentu dan yang bertujuan untuk mencegah kegagalan anggaran terhadap lembaga keuangan secara individual. Sebaliknya, pendekatan makroprudensial mengakui bahwa secara umum, efek ekuilibrium memiliki peranan penting dan hal tersebut digunakan sebagai sistem pengamanan terhadap sistem financial secara keseluruhan Sebagai buntut dari adanya krisis, maka muncul adanya kesepakatan antara para akademisi dan pembuat kebijakan mengenai regulasi keuangan yang perlu diarahkan ke arah makroprudensial. Universitas Sumatera Utara 24 terhadap bank. Sebelumnya, ada sembilan lembaga yang mengawasi aktifitas sektor keuangan dan kemudian disatukan menjadi United KingdomFinancial Service Agencyselanjutnya disebut UK FSA. UK FSA merupakan lembaga yang paling dominan dalam regulasi keuangan dan bekerja sama dengan Bank Of England dan HM Treasury untuk mengelola sistem keuangan dan memperbaiki struktur internal yang begitu kompleks didasarkan pada kombinasi regulasi oleh atifitas sektor keuangan dan konsumen. 34 2. Amerika Serikat Lembaga federal bertanggung jawab terhadap regulasi keuangan yang masing-masing membuat regulasi untuk sektor tertentu dari sistim keuangan seperti lembaga depositori bank, credit union dan thrifts, futures dan sekuritas. Amerika Serikat mempunyai 5 lima lembaga federal yang berbeda dimana kelima lembaga berbagi sharing atas kekuasaan untuk regulasi lembaga depositori. Adapun lembaga tersebut yaitu Office of the Comptroller of Currency OCC, the Federal Reserve sebagai Bank Sentral, Federal Deposit Insurance Corporation FDIC, the Office oh Thrift Supervision 9 OTS dan National Credit Union Administration NCUA. 35 3. Australia Australia menerapkan model twin peaks dalam mengatur atau mengawasi sektor keuangannya. Negara ini merupakan salah satu negara yang cukup baik dan contoh menerapkantwin peaks. Adapun model twin peaksmaksudnya bahwa pengawasan sektor keuangan dilaksanakan dua lembaga yang diatur 34 Adler Haymans Manurung , Op.Cit.,hlm. 16. 35 Ibid., hlm. 18. Universitas Sumatera Utara 25 sedemikian rupa agar pengawasan berjalan dengan baik. Kedua lembaga yang mengawasi sektor keuangan yaitu Australian Securities dan Investment Commision ASIC dan Australian Prudential Regulatory Authority APRA. Kekuasaan ASIC termasuk kemampuan mencegah dan memberikan saksi kepada perusahaan dan profesional keuangan sedangkan APRA menjadi lembaga yang membuat regulasi dan mengawasi lembaga penerima deposito lembaga bukan bank , asuransi dan jasa dana pensiun. 36 Otoritas Jasa Keuangan berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya. 37 1. terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel; Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan: 2. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; 3. mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. 38 Pembentukan OJK diharapkan dapat mendukung kepentingan sektor jasa keuangan secara menyeluruh sehingga meningkatkan daya saing perekonomian. Selain itu, OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional seperti sumber daya 36 Ibid., hlm. 23. 37 http:www.ojk.go.ididPagesFAQ-Otoritas-Jasa-Keuangan.aspxdiakses pada tanggal 12 maret 2016. 38 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Pasal 4. Universitas Sumatera Utara 26 manusia, pengelolaan, pengendalian dan kepemilikan di sektor jasa keuangan dengan tetap mempertimbangkan aspek positif globalisasi. OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yang meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi dan kewajaran fairness. 39 - membuat peraturan di bidang jasa keuangan; Tujuan pembentukan OJK ini agar BankIndonesia fokus kepada pengelolaan moneter dan tidak perlu mengurusi pengawasan bank karena bank itu merupakan sektor dalam perekonomian. Untukmencapai tujuan, OJK punya kewenangan yang luas yaitu: - memberi dan mencabut izin persetujuan dan lain-lain, memperolehlaporan periodik dan informasi industri jasa keuangan; - mengenakan sanksi administratif dan melakukan pemeriksaan ; - melakukan penyidikan atas pelanggaran undang-undang; - memberikan arahan atau perintah tertulis; - menunjuk pengelolaan statuter, mewajibkan pengalihan usaha demi menjaga kepentingan nasabah; - mencegah kejahatan di bidang keuangan dan mengatur pengendalianlembaga keuangan. 40 Negara telah mendirikan beberapa lembaga yang bertujuan untuk melindungi rakyatnya dari keinginan berbagai pihak yang mempunyai keinginan tidak benar. Sehingga, lembaga yang dibangun juga mempunyai fungsi termasuk 39 http:www.ojk.go.ididPagesFAQ-Otoritas-Jasa-Keuangan.aspx diakses pada tanggal 14 Maret 2016. 40 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm. 43. Universitas Sumatera Utara 27 OJK. Berdasarkan UU OJK yang dituangkan dalam beberapa pasal, disebutkan fungsi dari OJK. 41 1. Integritas Nilai StrategisOJKadalah : Bertindak objektif, adil dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan organiasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen. 2. Profesionalisme Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik. 3. Sinergi Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal mauppun eksternal secara produktif dan berkualitas. 4. Inklusif Terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan 5. Visioner Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan forward looking serta dapat berpikir diluar kebiasaan out of the box thinking. 42

B. Status Otoritas Jasa Keuangan