99
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pungutan oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK.
Republik Indonesia, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor:5POJK.052013 tentang Pengawasan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial Oleh Otoritas
Jasa Keuangan. Republik Indonesia,Nota Kesepahaman Antara Otoritas Jasa Keuangan dan
Dewan Jaminan Sosial Nasional No:PRJ-17D.012013, No:377DJSNXII2013 Tentang Koordinasi Pengawasan Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
B. Jurnal dan Artikel
Agus Darmawan. 2014. ‘’Perfektif Law As An Allocative System Undang-Undang OJK’’ Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, Volume 8, no 3 Juli-September
2014, Bismar Nasution, ‘’Struktur Regulasi Independen Otoritas Jasa Keuangan’’ ,
Seminar tentang Eksistensi dan Tantanagn OJK Dalam Menata Industri Jasa Keuangan Untuk Pembangunan Ekonomi’’
BPJS Kesehatan, Pedoman Administrasi BPJS Kesehatan, Edisi Desember 2013.
Hasbullah Thabrany. 2014 .’’OJK Dan BPJS, Perlu Pengawasan Eksternal’’ Bisnis Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
100
M. Febriansyah Putra dkk, 2015. ‘’Pertanggungjawaban BPJS Ketenagakerjaan Terhadap Penyelenggaran Jaminan Sosial Bagi Peserta Eks Jamsostek’’
USU Law Journal, Vol.3.No.3 November 2015. Naskah Akademik SJSN.
Tim Penyusun Rancangan Undang-Undang tentang Otoritas Jasa KeuanganPersiapan Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan, Naskah
Akademik Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta Februari 2002. Zainal Arifin Mochtar dan Iwan Satriawan, Jurnal Konstitusi, Volume 6, Nomor
3,September 2012. Zulkarnain Sitompul, “Fungsi dan Tugas Otoritas Jasa Keuangan dalam Menjaga
Stabilitas Sistem Keuangan” Medan: Makalah disampaikan pada Seminar tentang KeberadaanOtoritas Jasa Keuangan untuk mewujudkan
perkonomian nasional yang berkelanjutan dan stabil,25 November 2014.
C. Skripsi, Tesis dan Disertasi
Afika Yumya Syahmi, Pengaruh Pembentukan Pengawasan Lembaga PerbankanSuatu Kajian Terhadap Undang-Undang Otoritas Jasa
Keuangan, Skripsi Sarjana, Depok:Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004.
Universitas Sumatera Utara
101
D. Website
http:www.jamsosindonesia.comteropongsubdetailbpjs-kesehatan_397definisi- bpjs-kesehatan-_24, Diakses tanggal 28 Februari 2016.
http:kamusbahasaindonesia.orgwewenangmirip, Diakses tanggal 28 Februari 2016.
http:www.depkes.go.idarticleview13060100016sosialisasi-jaminan kesehatan- nasional.html, Diakses tanggal 29 Februari 2016.
http:kesehatanbpjs.blogspot.co.id201411tujuan-bpjs-dan-program-jaminan- sosial.html Diakses tanggal 29 februari 2019.
http:radiansystem.com20120615sejarah-otoritas-jasa-keuangan-ojk Diakses tanggal 9 maret 2016.
http:www.ojk.go.ididPagesFAQ-Otoritas-Jasa-Keuangan.aspx Diakses pada tanggal 12 maret 2016.
http:penulis.web.idpengertian-otoritas-jasa-keuangan-ojk.html Diakses pada tanggal 14 Maret 2016.
http:www.ojk.go.ididPagesFAQ-Otoritas-Jasa-Keuangan.aspx, Diakses pada tanggal 14 Maret 2016.
http:www.kompasiana.comrebeccastephanieironisme-ojk-gagal-di-negara- maju-namun-diminati-indonesia_550fe0c7a33311ae2dba84be
Diakses pada tanggal 16 maret 2016.
Universitas Sumatera Utara
102
http:www.hukumonline.comklinikdetaillt4fd97bc71ee6botoritas-jasa- keuangan ,Diakses pada tanggal 17 maret 2016.
http:www.pkfi.netfiledownloadPeta20Jalan20Jaminan20Kesehatan20 Nasional20202012-201928229.pdf Diakses pada tanggal 17
Maret 2016. http:www.kompasiana.commoertjahjo58mengenal-potensi-fraud-pada-
program-jaminan-kesehatan-nasional-jkn_54f433557455137e2b6c8a49, Diakses pada 19 maret 2016.
http:www.cnnindonesia.comnasional20150120220434-20-26090jaminan- kesehatan-nasional-dinilai-kurang-transparan,Diakses pada tanggal 19
maret 2016. http:megapolitan.harianterbit.commegapol2014071753282818DJSN-
Temukan-86-Masalah-Dalam-Program-JKN, Diakses pada tanggal 19 maret 2016.
http:aiphss.orgidsumber-daya-manusia-kesehatan-apa-yang-masih- kurangDiakses pada tanggal 19 maret 2016.
https:www.tempo.coreadkolom201509152293fraud-rongrong-mutu- layanan-kesehatan, Diakses pada tanggal 19 maret 2016.
http:www.kebijakankesehatanindonesia.netv13images201311ojk.pdf ,
Diakses pada tanggal 29 Maret 2016 tanggal 19 maret 2016.
Universitas Sumatera Utara
103
http:www.kebijakankesehatanindonesia.netv13images201311ojk.pdf ,
Diakses pada tanggal 29 Maret 2016. http:www.jamsosindonesia.comcetakprintout325, Diakses pada tanggal 29
maret 2016. http:www.jamsosindonesia.comcetakprintout268, Diakses pada tanggal 30
Maret 2016. http:www.jamsosindonesia.comidentitaspengawasan_internal_dan_eksternal_te
rhadap_bpjs, Diakses pada tanggal 30 Maret 2016. http:bisnis.news.viva.co.idnewsread468642-ojk-dan-djsn-teken-kerja-sama-
pengawasan-bpjs
,
Diakses pada tanggal 30 Maret 2016. http:www.kompasiana.comwww.kompasiana_ocy.commenganalisa-
pelaksanaan-jaminan-kesehatan-nasional-jkn-sebuah-bukti-atau-harapan- semu_54f70b5ba333119d1e8b468c , Diakses pada tanggal 2 April 2016.
Universitas Sumatera Utara
38
BAB III PENGATURAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
A. Latar Belakang Terbentuknya Program Jaminan Kesehatan Nasional
Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh seluruh
bangsa-bangsa di dunia termasuk Indonesia. Hak tersebut dicantumkan dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tahun 1948 tentang Hak Azasi
Manusia.Setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian,
perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi
jandaduda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkan kekurangan nafkah yang berada di luar kekuasaannya.
63
Sidang ke-58 tahun 2005 di Jenewa, World Health Assembly WHA menggaris bawahi perlunya pengembangan sistem pembiayaan kesehatan yang
menjamin tersedianya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan memberikan perlindungan kepada mereka terhadap risiko keuangan. WHA ke58
mengeluarkan resolusi yang menyatakan, pembiayaan kesehatan yang Berdasarkan deklarasi
tersebut, pasca Perang Dunia II beberapa negara mengambil inisiatif untuk mengembangkan jaminan sosial, antara lain jaminan kesehatan bagi semua
penduduk universal health coverage.
63
Pasal 25 ayat 1 Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Universitas Sumatera Utara
39
berkelanjutan melalui universal health coverage diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial. WHA juga menyarankan kepada WHO agar
mendorong negara-negara anggota untuk mengevaluasi dampak perubahan sistem pembiayaan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan ketika mereka bergerak
menuju universal health coverage.Untuk mewujudkan komitmen global dan diatas,pemerintahbertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan
masyarakat melalui JKN bagi kesehatan perorangan.Negara ini didirikan dengan cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan sosial.Kesejahteraan
yang berkeadilan sosial itu dapat terwujud melalui pengembangan sistem jaminan sosial.
64
Askes Persero dan PT. Jamsostek Persero yang melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran dan pegawai swasta. Masyarakat
miskin dan tidak mampu Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan
menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan diantaranya adalah melalui PT.
65
64
Sulastomo, Sistem Jaminan Sosial Nasional, Mewujudkan Amanat Konstitusi. Jakarta: PT.Kompas Media Nusantara, 2011 , hlm. 11.
65
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Buku Pegangan Jaminan Kesehatan Nasional JKN dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jakarta, hlm. 9.
pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas dan Jaminan Kesehatan Daerah
Jamkesda. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit terkendali. Untuk mengatasi hal itu, pada 2004 dikeluarkan UU SJSN. Undang-Undang ini
menyatakan bahwa program Jaminan Sosial bersifat wajib mencakup seluruh penduduk yang pencapaiannya dilakukan secara bertahap. Seluruh rakyat wajib
menjadi peserta tanpa kecuali. Program jaminan sosial ini diprioritaskan untuk
Universitas Sumatera Utara
40
mencakup seluruh penduduk terlebih dahulu adalah program Jaminan Kesehatan.
66
Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional selanjutnya disebut SJSN bidang kesehatan pada tahun 2014 merupakan suatu momentum yang sangat
krusial bagi bangsa Indonesia. Kondisi ini merefleksikan keinginan dari pemerintah sebagai representasi rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
masyarakat berdasarkan prinsip keadilan sosial. Penyediaan dan pengelolaan sistem pelayanan kesehatan telah disepakati menjadi kewajiban pokok pemerintah
sebagaimana termaktub dalam UUD 1945. Sistem pelayanan kesehatan telah diakui sebagai hak setiap warga negara sehingga keberadaannya harus dapat
dimanfaatkan oleh setiap lapisan masyarakat. Perlu dilakukan transformasi secara menyeluruh dari sistem pelayanan kesehatan untuk mendukung pembentukan
SJSN tersebut. UU SJSN juga menetapkan Jaminan SosialNasional JSN akan
diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas BPJS kesehatandan BPJS ketenagakerjaan.Untuk menjalankan amanat undang-undang tersebut, pemerintah
akan menyelenggarakan program JKNyang akan diselenggarakan oleh BPJS kesehatan yang implementasinyadimulai 1 Januari 2014.
67
1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima
BantuanIuran. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkandalam Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain:
66
Hadi Setia Tunggal, Tanya-Jawab SJSN BPJS Jakarta: Sinar Grafika,2010, hlm. 88.
67
BPJS Kesehatan, Pedoman Administrasi BPJS Kesehatan, Edisi Desember 2013.
Universitas Sumatera Utara
41
2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang JaminanKesehatan dan
Peta Jalan JKN.
68
Kementerian Kesehatan mendukung pelaksanaan program tersebut dengan memberikan prioritas dalam program jaminan kesehatan dalam rangka
transformasi kesehatan indonesia.Program JKN hadir dalam pelayanan kesehatan karena perintah Peraturan Perundang-Undangan. Peraturan perundangan mengatur
dengan rinci tujuan, prinsip, para pelaku dan tata kelola JKN dalam satu kesatuan sistempenyelenggaraan program jaminan sosial yaitu SJSN. Penetapan hal-hal
tersebut melalui proses penetapan kebijakan publik. Hal ini berbeda dengan penyelenggaraan program jaminanasuransi kesehatan privatkomersial. Asuransi
kesehatan komersial berlangsung berdasarkan kesepakatan jual beli antara perusahaan asuransi dengan pembeli produk asuransi.
Peraturan Perundang-Undangan hanya mengatur hal-hal berkaitan dengan perizinan usaha perasuransian dan tata cara perjanjian jual-beli. Manfaat, besar
iuran dan tata cara pengelolaan diatur oleh masing-masing perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi dan peserta menegosiasikan hal-hal tersebut dan
melaksanakannya sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan yang tercantum dalam polis asuransi. Mencermati karakteristik JKN tersebut di atas seluruh
pemangku kepentingan JKN perlu memahami dasar hukum JKN, peraturan perundangundangan yang terkait JKN, kebijakan pemerintah serta rujukan
68
Ibid., hlm. 10.
Universitas Sumatera Utara
42
internasional. Dari pemahaman yang benar diharapkan akan tercipta dukungan publik secara berkelanjutan dan berorientasi peningkatan kualitas.
69
B. Tujuan Program Jaminan Kesehatan Nasional