Tujuan Program Jaminan Kesehatan Nasional

42 internasional. Dari pemahaman yang benar diharapkan akan tercipta dukungan publik secara berkelanjutan dan berorientasi peningkatan kualitas. 69

B. Tujuan Program Jaminan Kesehatan Nasional

Sistem Jaminan Sosial Nasional nationalsocial security system adalah sistem penyelenggaraan program negara dan pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial, agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak, menuju terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh penduduk Indonesia. Jaminan sosial diperlukan apabila terjadi hal-hal yang tidak dikehendaki yang dapat mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya pendapatan seseorang, baik karena memasuki usia lanjut atau pensiun, maupun karena gangguan kesehatan, cacat, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya. 70 Jaminan kesehatandiselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. JKN merupakan bagian dari SJSN yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib mandatory berdasarkan UU SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. 71 69 Asih Eka Putri, Op Cit, hlm. 10. 70 Naskah Akademik SJSN, hlm. 2. 71 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang SJSN, Pasal 19. Manfaat pemeliharaan kesehatan sebagaimana yang dimaksud dalam tujuan JKN adalah pelayanan kesehatan perorangan menyeluruh Universitas Sumatera Utara 43 yang mencakup pelayanan peningkatan kesehatan promotif, pelayanan pencegahan penyakit preventif, pengobatan dan perawatan kuratif dan pemulihan kesehatan rehabilitatif termasuk obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan. Pelayanan kesehatan perorangan tersebut terdiri atas manfaat medis dan manfaat non medis. Klasifikasi pelayanan didasari atas perbedaan hak peserta karena adanya perbedaan besaran iuran yang dibayarkan. 72 1. Penyuluhan kesehatan perorangan, yaitu penyuluhan mengenai pengelolaan faktor risiko penyakit, perilaku hidup bersih dan sehat. Manfaat pemeliharaan kesehatan yang dimaksud dalam tujuan JKN adalah: 2. Imunisasi dasarmeliputi Baccile Calmett Guerin BCG, Difteri Pertusis Tetanus dan HepatitisB DPTHB, Polio dan Campak. 3. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh pemerintah danatau pemerintah daerah. 4. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu. 73 72 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Pasal 22 dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Pasal 20. 73 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Op Cit, hlm. 31. Universitas Sumatera Utara 44 Beberapa cakupan manfaat medis kesehatan yang dimaksud dalam tujuan JKN : 1. Manfaat medis Manfaat medis tidak terikat besaran iuran. Seluruh peserta JKN berhak atasmanfaat medis yang sama sesuai dengan kebutuhan medisnya. 74 a. Fasilitas kesehatan tingkat pertama, terdiri dari: Manfaat medis mencakup penyuluhan kesehatan, konsultasi, pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan medis dan perawatan, transfusi, obat-obatan, bahanmedis habis pakai, rehabilitasi medis, pelayanan kedokteran forensik serta pelayanan jenazah.Manfaat medis diberikan secara berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik diberikan di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan pelayanan kesehatan spesialistik dan subspesialistik diberikan di fasilitas kesehatantingkat lanjutan. JKN membagi dua tingkatan fasilitas kesehatan sebagai berikut: 1 puskesmas atau yang setara; 2 praktik dokter; 3 praktik dokter gigi; 4 klinik pratama atau yang setara; 5 rumah sakit kelas D atau yang setara. b. Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatanspesialistik dan sub spesialistik, terdiri dari: a klinik utama atau yang setara; b rumah sakit umum; 74 Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan, Pasal 20 ayat 3. Universitas Sumatera Utara 45 c rumah sakit khusus. Fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan didukung oleh fasilitas kesehatan penunjang, yaitu: 75 a laboratorium; b instalasi farmasi rumah sakit; c apotek; d optik; e unit transfusi darah Palang Merah Indonesia. 1. Manfaat non medis – Ruang Rawat Inap Manfaat non medis terikat besaran iuran. Manfaat non medis meliputi akomodasi layanan rawat inap dan ambulans. 76 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan membayar kelas perawatan peserta sesuai hak peserta. Bila ruang rawat inap yang menjadi haknya Akomodasi layanan rawat inap terbagi atas tiga kelas ruang perawatan,dari kelas tertinggi ke kelas terendah, yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3.Peserta yang menginginkan kelas perawatan yang lebih tinggi dari pada haknya dapat meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan atau membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin olehBPJS kesehatan dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan kelasperawatan.Peserta penerima bantuan iuran jaminan kesehatan tidak diperkenankanmemilih kelas yang lebih tinggi dari haknya.Dalam hal ruang rawat inap yang menjadi hak peserta penuh, peserta dapatdirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama tiga hari perawatan. 75 Republik Indonesia, Peraturan BPJS No. 1 Tahun 2014. 76 Republik Indonesia, Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional, Pasal 20 ayat 4 dan 5. Universitas Sumatera Utara 46 telah tersedia, pesertawajib menempati ruang rawat inap yang menjadi haknya.Bila setelah tiga hari ruang rawat inap yang menjadi hak peserta tidaktersedia maka selisih biaya menjadi tanggung jawab fasilitas kesehatan.Fasilitas kesehatan dapat merujuk peserta tersebut ke fasilitas kesehatanyang setara atas persetujuan peserta. 77 2. Manfaat Non Medis – Ambulans Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditentukan oleh BPJS kesehatan.Setiap saat kita sangat berpotensi mengalami risiko antara lain: dapat terjadi sakit berat, menjadi tua dan pensiun tidak ada pendapatan-masa hidup bisa panjang. Sementara dukungan anakkeluarga lain tidak selalu ada dan tidak selalu cukup.Pada umumnya masyarakat Indonesia masih berpikir praktis dan jangka pendeksehingga belum ada budaya menabung untuk dapat menanggulangi apabila ada musibah sakit.Masyarakat kita umumnya belum “insurance minded” terutama dalam asuransi kesehatan. Hal ini mungkin premi asuransi yang ada komersial mahal atau memang belum paham manfaat asuransi. Dengan demikian untuk menjamin agar semua risiko kesehatan tersebut dapat teratasi tanpa adanyahambatan finansial maka JKN yang diselenggarakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat nasional, wajib, nirlaba, gotong royong,ekuitas dan bertujuan agar kesehatan seluruh rakyat Indonesia terjamin merupakan jalan keluar untuk mengatasi risiko yang mungkin terjadi dalam kehidupan kita. 78 77 Asih Eka Putri, Op.Cit., hlm. 61. 78 Ibid., hlm. 62 Universitas Sumatera Utara 47 Pencapaian tujuan JKN akan sangat bergantung pada kepercayaan publik terhadap kinerja BPJS. Untuk menjamin pengelolaan yang efektif, efisientransparan dan akuntabilitas, BPJS akan diaudit oleh BPK dan akuntan publik. Secara internal, DP dan DJSN akan terus memantau dan mengawasi segala aspek penyelenggaraan JKN oleh BPJS kesehatan. Keluhan peserta, dokter dan fasilitas kesehatan lainnya harus juga selalu ditampung.Setiap pemangku kepentingan dapat menyampaikan keluhan atas layanan fasilitas kesehatan yang tidak memuaskan dan layanan BPJS atau praktik petugas BPJS yang tidak bersih melalui berbagai saluran pengaduan masyarakat hingga kepada Presiden. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial kesehatandengan monitoring dari DJSN harus menampung seluruh keluhan atau pengaduan yang ada dan mengkoordinasikan penanganannya. Laporan keuangan harus dipublikasipaling sedikit dua kali dalam setahun dalam berbagai media cetak dan elektronik agar bisa diperiksa, diawasi, dan dievaluasi oleh pemangku kepentingan, akademisi, pengawas korupsi, dan peneliti lainnya. Sebagaimana diatur dalam UU BPJS, direksi dan komisaris PT. Askes akan mengemban menjadi direksi dan DP BPJS untuk masa dua tahun. Karena masa jabatan direksi dan Dewan Komisaris PT. Askes akan segera berakhir, maka penggantian Dewan Direksi dan Komisaris PT. Askes yang nantinya sebagai pengelola BPJS diharapkan terdiri dari orang-orang yang memahami dan berkomitmen menjalankan BPJS sebaik-baiknya. Dalam rangka proses transformasi tersebut, PT. Askes dan koordinasi dengan berbagai kementrian terkait lainnya, DJSN, OJK serta asosiasi profesiorganisasi fasilitas kesehatan perlu melakukan sosialisasi intensif kepada publik. Universitas Sumatera Utara 48 Sosialisasi merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan dari JKN mengingat tingkat kepesertaan jaminan kesehatan saat ini relatif rendah. Sosialisasi yang baik akan memberikan pemahaman dan kesadaran kepada peserta dan pemberi kerja akan hak dan kewajibannya. Dengan pemasaran yang memadai, kepesertaan JKN yang berbasis asuransi sosial ini dapat mencapai target yang diharapkan dan pemberi kerja dapat mendapatkan manfaat yang besar pula dari terlindunginya kesehatan para pekerja. Sosialisasi diperlukan tidak hanya dari kepesertaan namun juga untuk mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang terkait untuk peningkatan kualitas layanan kesehatan baik di pusat, daerah, swasta maupun unsur masyarakat lainnya. 79

C. Prinsip Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional