53
GroupDRG yang di Indonesia telahdikenal dengan INA-CBG untuk rawat jalan sekuder rujukan dan rawat inap.
6. Dengan pengelolaan oleh satu BPJS, maka sistem administrasi pengumpulan
dana,pembelanjaan, klaim, pelaporan dan lain-lain akan menjadi lebih efisien dan memudahkan dipahami oleh seluruh peserta dan seluruh pengelola
fasilitas kesehatan.
86
D. Mekanisme Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional
1. Kepersertaan
Peserta adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
87
a. Penerima Bantuan Iuran selanjutnya disebut PBI kesehatan yaitu
fakir miskin dan orang tidak mampu, dimana iurannya dibayarkan oleh pemerintah ke BPJS kesehatan dan bukan PBI kesehatan dengan rincian
sebagai berikut: Peserta dalam program JKN adalah setiap orang termasuk
orang asing yang bekerja paling singkat 6 enam bulan di indonesia yang telah membayar iuran, meliputi:
1 Peserta PBI jaminan kesehatan meliputi orang yang
tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu. 2
Peserta bukan PBI adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas:
a Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu:
86
Ibid., hlm., 14-15.
87
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Pasal 20 ayat 1 UU SJSN.
Universitas Sumatera Utara
54
1 Pegawai Negeri Sipil PNS;
2 anggota Tentara Nasional Indonesia TNI;
3 anggota Polisi Republik Indonesia POLRI;
4 pejabat negara;
5 pegawai pemerintah non pegawai negeri;
6 pegawai swasta;
7 pekerja yang tidak termasuk huruf angka 1 - 6 yang
menerima upah. b
Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu: 1
pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri; 2
pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah;
3 pekerja sebagaimana dimaksud angka 1 dan angka 2,
termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan.
c Bukan pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:
1 investor;
2 pemberi kerja;
3 penerima pensiun;
4 veteran;
5 perintis kemerdekaan;
6 bukan pekerja yang tidak termasuk angka 1-angka 5
yang mampu membayar iuran.
Universitas Sumatera Utara
55
d Penerima pensiun terdiri atas:
1 PNS yang berhenti dengan hak pensiun;
2 anggota TNI dan anggota POLRI yang berhenti dengan hak
pensiun; 3
pejabat negara yang berhenti dengan hak pensiun; 4
penerima pensiun lain; 5
janda, duda atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana dimaksud pada angka 1-angka 5 yang
mendapat hak pensiun.
88
Kepesertaan bersifat wajib dan mengikat dengan membayar iuran berkala seumur hidup.
89
Kepesertaan wajib dilaksanakan secara bertahap hingga menjangkau seluruh penduduk Indonesia.
90
Kepesertaan mengacu pada konsep penduduk dengan mewajibkan warga negara asing yang bekerja paling singkat
enam bulan diIndonesia untuk ikut serta.
91
88
BPJS Kesehatan, Buku Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan 2015, hlm. 2.
89
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Bab V.
90
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Bab V.
91
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, Pasal 1 angka 8.
Kepesertaan berkesinambungan sesuai prinsip portabilitas dengan memberlakukan program di seluruh wilayah Indonesia
dan menjamin keberlangsungan manfaat bagi peserta dan keluarganya hingga enam bulan pasca Pemutusan Hubungan Kerja PHK. Selanjutnya, pekerja yang
tidak memiliki pekerjaan setelah enam bulan PHK atau mengalamicacat tetap total
Universitas Sumatera Utara
56
dan tidak memiliki kemampuan ekonomi tetap menjadi peserta dan iurannya dibayar oleh pemerintah.
92
2. Iuran JKN
Kesinambungan kepesertaan bagi pensiunan dan ahli warisnya akan dapat dipenuhi dengan melanjutkan pembayaran iuran jaminan kesehatan oleh manfaat
program jaminan pensiun. Setiap peserta yang telah terdaftar di BPJS kesehatan berhak mendapatkan identitas peserta yang merupakan identitas tunggal yang
berlaku untuk semua program jaminan sosial.Pemutahiran data kepesertaan menjadi kewajiban peserta untuk melaporkannya kepada BPJS kesehatan.
Iuran JKN adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan dibayarkan secara teratur oleh peserta, pemberi kerja danatau pemerintah untuk program
JKN.Ketentuan iuran JKN ini diatur dalam: a.
UU SJSN Pasal 17, 27 dan 28. b.
UU BPJS Pasal 19. c.
Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Pasal 16, 17 dan 18.Kewajiban membayar iuran JKN diatur sebagai berikut:
1 setiap peserta wajib membayar iuran;
2 setiap pemberi kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya,
menambahkan iuran yang menjadi kewajibannya dan membayarkan iuran tersebut kepada BPJS secara berkala;
3 iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak
mampu dibayar oleh pemerintah, pada tahap pertama iuran yang
92
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN,Pasal 21 ayat 1,2,3.
Universitas Sumatera Utara
57
dibayar oleh pemerintah adalah untuk program jaminan kesehatan.
93
a besaran iuran dihitung berdasarkan persentase upahpenghasilan
untuk peserta penerima upah atau berdasarkan suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang tidak menerima upah lihat
tabel iuran; Ketentuan umum mengenai besaran iuran adalah:
b besarnya iuran yang ditanggung oleh pekerja dan pemberi kerja
ditetapka1. untuk setiap jenis program secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi dan kebutuhan dasar
hidup yang layak; c
iuran tambahan yang dikenakan kepada peserta yang mengikutsertakan anggota keluarga yang lain, yaitu anak
keempat dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua; d
iuran JKN bagi anggota keluarga yang lain dibayar oleh peserta: 1
sebesar 1 satu persen dari gajiupah peserta pekerja penerima upah per orang per bulan;
2 sesuai manfaat yang dipilih peserta pekerja bukan penerima
upahdan peserta bukan pekerja. Ketentuan mengenai tata cara pembayaran iuran JKN adalah sebagai
berikut: 1.
Iuran jaminan kesehatan bagi peserta PBI JKN dibayar oleh pemerintah.
93
Asih Eka Putri, Op.Cit., hlm. 72.
Universitas Sumatera Utara
58
2. Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah dibayaroleh
pemberi kerja dan pekerja. 3.
Iuran jaminan kesehatan bagi peserta bukan penerima upah dan peserta bukan pekerja dibayar oleh peserta yang bersangkutan.
4. Pembayaran iuran setiap bulan paling lambat tanggal 10 sepuluh setiap
bulan kepada BPJS kesehatan. 5.
Apabila tanggl 10 sepuluh jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkanpada hari kerja berikutnya.
6. Keterlambatan pembayaran iuran jaminan kesehatan dikenakan denda
administratif sebesar 2 dua persen per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 tiga bulan, dibayarkanbersamaan
dengan total iuran yang tertunggak. 7.
Bila keterlambatan pembayaran iuran lebih dari tiga bulan, penjaminan dapat dihentikan sementara.
8. Pembayaran iuran jaminan kesehatan dapat dilakukan di awal untuk 3 tiga
bulan, 6 enam bulan dan 1 satu tahun. 9.
Pengelolaan kelebihan atau kekurangan iuran: a.
BPJS kesehatan menghitung kelebihankekurangan iuran jaminankesehatan sesuai dengan gaji atau upah peserta;
b. dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran, BPJS
kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada pemberi kerja danatau peserta paling lambat 14 empat belas hari kerja sejak diterimanya iuran;
Universitas Sumatera Utara
59
c. kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkandengan
pembayaran iuran bulan berikutnya.
94
Ketidakpuasan atas pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat, peserta yang merasa tidak puas terhadap pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan
oleh fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan, maka peserta dapat menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan
danatau BPJS kesehatan atau dapat langsung datang ke posko BPJS di kota dan desa. Ada juga hotline servis BPJS di nomor kontak 500-400.
E. Efektifitas Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional