Status Otoritas Jasa Keuangan

27 OJK. Berdasarkan UU OJK yang dituangkan dalam beberapa pasal, disebutkan fungsi dari OJK. 41 1. Integritas Nilai StrategisOJKadalah : Bertindak objektif, adil dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan organiasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen. 2. Profesionalisme Bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik. 3. Sinergi Berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal mauppun eksternal secara produktif dan berkualitas. 4. Inklusif Terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan 5. Visioner Memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan forward looking serta dapat berpikir diluar kebiasaan out of the box thinking. 42

B. Status Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga independen yang menyelenggarakan fungsi pemerintah dalam rangka mengatur dan mengawasi 41 Adler Haymans Manurung , Op.Cit., hlm. 6. 42 Muliaman D Haddad, Buku Saku Otoritas Jasa Keuangan Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan, 2015, hlm. 3. Universitas Sumatera Utara 28 kegiatan sektor jasa keuangan. 43 Indenpendensi merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah truktur regulasi yang tepat untuk Indonesia, terutama Indepndensi dari pengaruh politik kepentingan yang masih menjadi momok di Indonesia 44 . Setiap pihak dilarang campur tangan dalam pelaksanaan tugas dan wewenang OJK. Maksudnya adalah bahwa untuk menjamin terselenggaranya pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan yang optimal, OJK harus dapat bekerja secara independen dalam membuat dan menerapkan tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Perundang-Undangan di bidang jasa keuangan. Oleh karena itu, setiap pihak kecuali pihak sebagaimana dimaksud dalam rancangan UU OJK ini tidak diperkenankan untuk turut campur baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan tugas dan wewenang OJK. 45 Merujuk pada Pasal 1 angka 1 jo Pasal 2 ayat 1 UU OJK, OJK sebagai lembaga independen maksudnya adalah lembaga yang bertugas mengatur dan mengawasi lembaga keuangan bebas dari campur tangan pihak manapun kecuali untuk hal-hal yang disebutkan secara tegas dalamUU OJK. Secara kelembagaan, OJK berada di luar pemerintah, yang dimaknai bahwa OJK tidak menjadi bagian dari kekuasaan pemerintah. 46 43 Pasal 3 Dalam Rancangan Undamg-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan. 44 , Bening Institute, Jakarta 23 April 2013, hlm. 9. 45 Penjelasan Pasal 4 Rancangan Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan. 46 Pasal 1 angka 1 jo Pasal 2 ayat 1 UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Independensi, yaitu independensi dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang OJK dengan tetap sesuai peraturan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.Independensi merupakan alat untuk pencapaian tujuan. Secara Universitas Sumatera Utara 29 kelembagaan, OJK berada di luar pemerintah yang dimaknai bahwa OJK tidak menjadi bagian dari kekuasaan pemerintah.Keindependenan OJK berkaitan dengan beberapa hal. Pertama, independen yang berkait dengan pemberhentian anggota lembaga yang hanya dapat dilakukan berdasarkan berdasarkan sebab- sebab yang diatur dalam undang-undang pembentukan lembaga yang bersangkutan, tidak sebagaimana lazimnya administrative agencies yang dapat sewaktu-waktuoleh presiden karena jelas merupakan bagian dari eksekutif. 47 1. Kepemimpinan lembaga yang bersifat kolektif, bukan hanya satu orang pimpinan. Kepemimpinan kolegial ini berguna untuk proses internal dalam pengambilan keputusan-keputusan, khususnya menghindari kemungkinan politisasi keputusan sebagai akibat proses pemilihan keanggotaannya. Kedua, selain masalah pemberhentian yang terbebas dari itervensi Presiden, sifat independen juga tercermin antara lain dari : 2. Kepemimpinan tidak dikuasasi atau tidak mayoritas berasal dari partai politik tertentu. 3. Masa jabatan para pemimpin lembaga tidak habis secara bersamaan, tetapi bergantian staggered terms. 48 Lebih jauh dalam penjelasan umum UU OJK disebutkan bahwa OJK dalam menjalankan tugasnya dan kedudukannya berada di luar pemerintah. Jadi, seharusnya tidak terpengaruh oleh pemerintah independen. Meski secara normatif disebutkan bahwa OJK adalah lembaga independen, pada beberapa kalangan masih timbul keraguan akan independensi 47 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm. 75. 48 Zainal Arifin Mochtar dan Iwan Satriawan, Jurnal Konstitusi, Volume 6, Nomor 3, September 2009, hlm.152. Universitas Sumatera Utara 30 OJK tersebut. Dalam pelaksanaannya, OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner yang terdiri dari 9 orang anggota sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat 1 UU OJK. Komposisi Dewan Komisioner selanjutnya disebut DK yang akan ditempati oleh mantan pegawai lembaga keuangan tertentu menjadi dasar adanya keraguan bahwa OJK akan benar-benar independen. Demikian disampaikan dosen ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Rimawan Pradiptyo sebagaimana dikutip dalam artikel “belum dibentuk, independensi OJK diragukan.” Menurut Rimawan, siapa pun yang menjadi DK di OJK akan terlibat secara batin karena lama bekerja di satu lembaga keuangan. Merekadikhawatirkan akan sulit bersikap objektif karena ingin membalas budi kepada lembaga yang telah membesarkannya. 49 Susunan anggota DK OJK terdiri atas: 50 1. seorang ketua merangkap anggota; 2. seorang wakil ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota; 3. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota; 4. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkapanggota; 5. seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota; 6. seorang Ketua Dewan Audit merangkap anggota; 7. seorang anggota yang membidangi edukasi dan perlindungan konsumen; 8. seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakananggota Dewan Gubernur Bank Indonesia; dan 49 http:www.hukumonline.comklinikdetaillt4fd97bc71ee6botoritas-jasa-keuangan , diakses pada tanggal 17 Maret 2016. 50 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Pasal 10 ayat 4. Universitas Sumatera Utara 31 9. seorang anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yangmerupakan pejabat setingkat eselon I Kementerian Keuangan. Adanya unsur ex officio dalam DK OJK itulah yangkemudian dikhawatirkan akan mempengaruhi pelaksanaanindependensi OJK. Secara kelembagaan OJK berada di luar pemerintah yang dimaknai bahwa OJK tidak menjadi bagian dari kekuasaan pemerintah. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya unsur-unsur perwakilan pemerintah. OJK merupakan otoritas di sektor jasa keuangan yang memiliki relasi dan keterkaitan yang kuat denganotoritas lainnya, yakni otoritas moneter dan otoritas fiskal. 51 Oleh karenaitu, lembaga ini memberikan tempat bagi perwakilan kedua otoritastersebut secara ex-officio. Satu orang anggota dari Bank Indonesia danseorang lagi dari Kementerian Keuangan. Dua orang ini mengisisembilan anggota DK OJK. Keberadaan ex-officio ini dalam rangka koordinasi, kerjasama dan harmonisasi kebijakan di bidang moneter dan fiskal. Meskipun ada unsur pemerintah dalam DK OJK,OJK adalah lembaga independen. Independensi OJK juga terlihat dari kepemimpinan OJK secara perorangan. Pimpinan OJK memiliki kepastian masa jabatan dan tidak dapat diberhentikan, kecuali memenuhi alasan yang secara tegas diatur dalam UU OJK. 52 51 Wiwin Sri Rahyani. 2012. ‘’ Independensi Otoritas Jasa Keuangan dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OtoritasJasa Keuangan’’. Jurnal Legislasi Indonesia, volume 9, Nomor 3, Oktober 2012. Keidependensian OJK akan sepenuhnya efektif, apabila terdapat Good Corporate Governanceselanjutnya disebut GCG dalam dunia keuangan dan perbankan. Terdapat empat komponen utama yang diperlukan dalam konsep GCG, yaitufairness,transparency, 52 http:bisniskeuangan.kompas.comread2011122112423080Menkeu.OJK.Lembaga.I ndependen diakses pada 16 Maret 2016. Universitas Sumatera Utara 32 accountability danresponsibility. Keempat komponen tersebut penting karena penerapan prinsip GCGsecara konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas dan juga dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidakmenggambarkan nilai fundamental perusahaan. Fungsi pengawasan itu bukan terletak dari dibentuknya lembaga baru atau tidak. Tapi dari ada atau tidaknya GCG 53 OJK dibentuk untuk memenuhi amanat dari Pasal 34 UU BI. Tugas pokoknya untuk melakukan pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap bank-bank dan perusahaan-perusahaan sektor jasa keuangan lainnya yang meliputi asuransi, dana pensiun, sekuritas, modal ventura dan perusahaan pembiayaan serta badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan dana masyarakat. Lembaga ini bersifatindependen dalam menjalankan tugasnya, berarti kedudukannya berada di luar institusi pemerintah dan berkewajiban menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa Keuangan BPK serta Dewan Perwakilan Rakyat DPR meskipun OJK lembaga yang independen tetapi keindependensiannya tidak berlaku secara absolut mutlak.

C. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan dalam Lembaga Jasa Keuangan Lainnya