Secara umum masyarakat di Desa Tanjung Anom berada pada level menengah kebawah. Hal ini dapat dilihat dari data yang diambil dari 97 responden.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa, dari 97 responden terdapat 58 orang responden memiliki penghasilan Rp. 500.000
– Rp. 1 juta. Sedangkan responden yang berpenghasilan Rp. 1.000.000 sampai dengan 3.000.000 hanya 16,5 saja. Hanya
ada 23 orang responden yang masuk dalam level penghasilan rendah 23,7. Dari data di atas menunjukan bahwa penghasilan tersebut hanya dapat memenuhi
kebutuhan hidup yang sederhana.
B. Identifikasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Untuk
Tidak Memilih B.1 Faktor Psikologis
Berikut ini adalah tabel rekapitulasi masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya berdasarkan faktor psikologis. Prilaku tidak memilih pada masyarakat dapat
Universitas Sumatera Utara
dijelaskan berdasarkan faktor psikologis yaitu, yang berkaitan dengan ciri-ciri kepribadian seseorang dan orientasi kepribadian seseorang.
Tabel 3.8 Jawaban Responden Apakah Memiliki Hubungan Keluarga Dengan Salah
Satu Calon Bupati dan Wakil Bupati No
Jawaban Responden
Frekuensi Persentase
1 Ya
2 Tidak
97 100
Jumlah 97
100 Sumber : kuesioner 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun responden yang memiliki hubungan keluarga dengan salah satu calon Bupati dan Wakil Bupati.
Seluruh responden menjawab tidak memiliki hubungan dengan salah satu calon Bupati dan Wakil Bupati. Secara psikologis seseorang memutuskan untuk tidak
memilih atau menggunakan hak pilihnya ditentukan oleh kedekatannya dengan kandidat yang ada. Dari data di atas dapat dilihat bahwa masyarakat di Desa Tanjung
Anom tidak mengenal lebih dekat dengan calon Bupati dan Wakil Bupati sehingga cendrung untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
Tabel 3.9 Jawaban Responden Apakah Agama Dari Calon Bupati Dan Wakil Bupati
Mempengaruhi Untuk Tidak Mengunakan Hak Pilih
Universitas Sumatera Utara
No Jawaban
Responden Frekuensi
Persentase
1 Ya
16 16,5
2 Tidak
81 83,5
Jumlah 97
100 Sumber : kuesioner 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa agama dari calon Bupati dan Wakil Bupati tidak terlalu mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya
dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2008. Hanya 16,5 yang tidak memilih dikarenakan pengaruh agama yang dianut oleh
calon Bupati dan Wakil Bupati. Sedangkan 83,5 menjawab agama yang dianut para calon tidak mempengaruhinya untuk tidak memilih. Jadi dapat dikatakan bahwa
masyarakat di Desa Tanjung Anom tidak melihat sisi agama dari pasangan calon yang ada.
Tabel 3. 10 Jawaban Responden Apakah Suku Dari Calon Bupati Dan Wakil Bupati
Mempengaruhi Untuk Tidak Mengunakan Hak Pilih No
Jawaban Responden
Frekuensi Persentase
1 Ya
2 Tidak
97 100
Jumlah 97
100 Sumber : kuesioner 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa suku dari calon Bupati dan Wakil Bupati sama sekali tidak mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak
pilihnya. Hal ini karena responden beranggapan bahwa berasal dari latar belakang suku apapun seorang calon Bupati dan Wakil Bupati tidak menjadi masalah bagi
mereka. Tabel 3.11
Jawaban Responden Terhadap Apakah Faktor Ideologi Partai Politik Mempengaruhi Untuk Tidak Mengunakan Hak Pilih
No Jawaban
Responden Frekuensi
Persentase
1 Ya
9 9,3
2 Tidak
88 90,7
Jumlah 97
100 Sumber : kuesioner 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa faktor ideologi partai politik yang ikut mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati sangat kecil pengaruhnya kepada
responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Hanya 9,3 responden yang tidak menggunakan hak pilihnya karena faktor ideologi partai politik. Sisanya terdapat
90,7 yang tidak terpengaruh terhadap faktor ideologi partai politik yang ikut bersaing dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun
2008.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. 12 Jawaban Responden Terhadap Apakah Memiliki Pilihan Calon Bupati dan Wakil
Bupati Yang Tepat No
Jawaban Responden
Frekuensi Persentase
1 Ya
23 23,7
2 Tidak
74 76,3
Jumlah 97
100 Sumber : kuesioner 2012
Dari tabel dia atas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki pilihan calon Bupati dan Wakil Bupati yang tepat hanya ada 23 responden yaitu hanya sebesar
23,7. Kemudian sisanya yaitu sebanyak 74 responden lainya sebesar 76,3 tidak memiliki pilihan calon Bupati dan Wakil Bupati yang tepat. Faktor ini berkaitan
dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap calon pemimpin daerahnya, dapat dikatakan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap calon Bupati dan Wakil Bupati
sangat rendah pada pemilihan umum tersebut. Sehingga karena tidak adanya calon pilihan yang tepat maka masyarakat memutuskan untuk tidak menggunakan hak
pilihnya. Sedangkan 23 responden lainya yang memiliki pilihan namun tidak ikut memilih dikarenakan faktor lain selain faktor tidak memiliki pilihan calon Bupati dan
Wakil Bupati yang tepat, seperti bekerja, kuliah dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. 13 Jawaban Responden Terhadap Apakah Merasa Tidak Memiliki Kepentingan Dengan
Kebijakan Yang Akan Dibuat Pemerintah Terpilih No
Jawaban Responden frekuensi
Persentase 1
Ya 91
93,8 2
Tidak 6
6,2 Jumlah
97 100
Sumber: kuesioner 2012 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 93,8 responden menganggap tidak
memiliki kepentingan dengan kebijakan yang akan dibuat oleh pemerintah terpilih nantinya sehingga mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
Sedangkan 6,2 lainya menganggap memiliki kepentingan dengan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tetapi tetap juga tidak menggunakan hak pilihnya dikarenakan
faktor lainya. Tabel 3. 14
Jawaban Responden Apakah Merupakan Anggota Partai Politik Tertentu No
Jawaban Responden
Jumlah Persentase
1 Ya
Universitas Sumatera Utara
2 Tidak
97 100
97 100
Sumber : kuesioner 2012 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang menjadi
anggota partai politik tertentu yaitu 100. Berdasarkan temuan peneliti di lapangan, adapun alasan masyarakat untuk tidak bergabung menjadi anggota partai politik
tertentu adalah karena beberapa masyarakat beranggapan bahwa kalau menjadi anggota partai politik tidak ada gunannya, menjadi anggota partai politik hanya
menambah kerjaan, tidak adanya sosialisasi politik yang dilakukan partai politik tertentu kepada masyarakat sehingga rendahnya tingkat kepekaan masyarakat
terhadap pemilu dan politik dan sebagian responden dari kalangan mahasiswa menjelaskan bahwa belum mendapatkan partai politik yang sesuai dengan hati
nuraninya. Tabel 3. 15
Jawaban Responden Terhadap Faktor Apakah Pihak Keluarga Memberikan Pengaruh Dalam Hal Tidak Ikut Memilih
No Jawaban
Responden Frekuensi
Persentase
1 Ya
29 29,8
2 Tidak
68 70,2
Jumlah 97
100 Sumber : kuesioner 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa faktor pihak keluarga juga ada memberikan pengaruh kepada responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya
namun tidak begitu signifikan yaitu sebanyak 29 responden atau sebesar 29,8. Hal ini karena peran keluarga sangat besar dalam kehidupan sesorang, misalnya saja dari
pemenuhan kebutuhan hidup serta kebutuhan akan pendidikan. Selain itu keluarga menjadi sumber informasi terdekat bagi responden untuk mendapatkan informasi
mengenai pemilihan umum. Berdasarkan penelitian di lapangan setelah menanyai lebih lanjut kepada beberapa responden yang menjawab Ya, maka sebagian
responden mengatakan bahwa pihak suami mempengaruhinya untuk tidak ikut memilih. Selain itu ada juga terdapat pemilih pemula yang baru pertama sekali
menjadi pemilih menjadikan orang tua sebagai panutan atau contoh. Karena keluarga atau orang tuanya tidak menggunakan hak pilihnya maka si anak juga akhirnya
memilih jalan yang sama, yaitu tidak menggunakan hak pilihnya. Jadi, faktor keluarga mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihhannya.
Tabel 3.16 Jawaban Responden Terhadap Apakah Menganggap Mengikuti Kegiatan Pemilihan
Umum Sebagai Suatu Kegiatan Yang Sia-sia No
Jawaban Responden frekuensi
Persentase 1
Ya 69
71,1 2
Tidak 28
28,9 97
100 Sumber:kuesioner 2012
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 69 responden yaitu sebesar 71,1 menganggap bahwa mengikuti kegiatan pemilihan umum hanya sebagai suatu
kegiatan yang sia-sia. Secara psikologis, bahwa perilaku tidak memilih itu disebabkan oleh orientasi kepribadian seseorang atau pemilih itu sendiri. Secara konseptual akan
menunjukan karakteristik apatis, anomi dan alienasi. Dalam penelitian ini, sebagian besar responden dapat dikatagorikan ke dalam karakteristik yang apatis, karena
mereka merasa tidak mampu mempengaruhi kebijakan politik yang ada dan melihat bahwa mengunakan atau tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan adalah
sesuatu yang sia-sia. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada beberapa responden,
dapat dijelaskan bahwa responden merasa tidak berkepentingan langsung dengan Bupati dan Wakil Bupati terpilih nantinya. Sedangkan kalau pemilihan Kepala Desa
mereka mengatakan harus menggunakan hak pilihnya karena merasa memiliki kepentingan secara langsung dengan kepala desa yang akan terpilih. Seperti misalnya,
kepentingan untuk mengurus KTP, Surat Tanah, dan kepentingan lainya yang lebih dirasakan secara langsung dan lebih dekat oleh responden. Jadi, responden tidak
menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati karena merasa tidak mempunyai pengaruh atau berimbas secara langsung dengan kehidupannya
sehari-hari.
B.2 Faktor Latar Belakang Status Sosial-Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Data ini diambil untuk mengetahui bagaimana keadaan status sosial dan ekonomi yang dilihat dari tingkat pendidikan, tingkat pekerjaan dan tingkat
penghasilan. Berikut ini adalah tabel rakapitulasi masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya berdasarkan latar belakang status sosial-ekonomi pada
pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 di Desa Tanjung Anom.
Tabel 3.17 Responden Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Berdasarkan Latar Belakang
Pendidikan Katagori
Pendidikan Jumlah
Persentase Pendidikan
Sarjana SI, S2 dan S3
2 2,1
Diploma DI, D2 dan D3
8 8,3
SLTA Sederajat 48
49,5 SMP Sederajat
27 27,8
SD 12
12,3 Jumlah
97 100
Sumber: kuesioner 2012
Universitas Sumatera Utara
Melihat dari tabel di atas responden yang tidak menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati berdasarkan tingkat pendidikan adalah
kebanyakan dari tamatan jenjang pendidikan menengah SMA sebanyak 48 responden 49,5. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang dapat meningkatkan
kemampuan seseorang dalam menganalisis teori serta mampu untuk menentukan keputusan dalam persoalan-persoalan untuk mencapai tujuan menjadi faktor yang
penting bagi masyarakat sebagai pelaku dalam pemilihan umum. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ketajaman dalam menganalisa informasi
tentang politik dan persoalan-persoalan politik yang diterima semakin meningkatkan dan menciptakan minat kemampuan berpolitik.
Responden yang hanya tamatan jenjang pendidikan rendah SD dan SMP sebanyak 39 orang 40,1. Ini dapat dikatakan bahwa memang tingkat pendidikan
masyarakat di Desa Tanjung Anom termasuk dalam level rendah. Hanya ada 10 orang responden 10,4 yang merupakan tamatan Sarjana maupun Diploma. Rendahnya
pendidikan responden dianggap mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya, karena apabila tingkat pendidikan seseorang tinggi maka kesadaran
akan kewajiban politiknya juga meningkat dan begitu juga sebaliknya, apabila tingkat pendidikan seseorang rendah maka, kesadaran akan kewajiban politiknya juga rendah
sehingga memutuskan untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Tabel 3.18
Universitas Sumatera Utara
Responden Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Berdasarkan Latar Belakang Pekerjaan
Katagori Pekerjaan
Jumlah Persentase
Pekerjaan Petani
10 10,3
Sopir 9
9,2 Wiraswasta
6 6,1
Pedagang 12
12,3 PNS
3 3,1
Mahasiswa 8
8,2 Ibu rumah tangga
17 17,5
Pegawai swasta 3
3,1 Buruh Bangunan
22 22,6
Sopir Becak 7
7,2 Jumlah
97 100
Sumber: kuesioner 2012 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pekerjaan juga mempengaruhi
responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Seperti beberapa pendapat mahasiswa yang menjadi responden mengatakan ada jadwal kuliah yang tidak bisa
ditunda sehingga tidak bisa datang ke bilik suara untuk menggunakan hak pilihnya. Pendapat lain dari Ibu rumah tangga lebih memilih untuk mengurusi anaknya
daripada harus ikut memilih. Bahkan responden terbanyak dari pekerjaan buruh memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya dan mandapatkan honor atau pun hanya
sekedar menggunakan waktu tersebut untuk beristirahat di rumah. Jadi dapat diartikan bahwa jenis pekerjaan masing-masing responden memiliki pengaruh
Universitas Sumatera Utara
sehingga membuat mereka tidak memilih dan tidak adanya pengaruh tidak ikut memilih terhadap pekerjaan mereka.
Tabel 3.19 Responden Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Berdasarkan Latar Belakang
Penghasilan Katagori
Penghasilan Jumlah
Persentase Penghasilan dalam
satu Bulan Rp. 500.000
23 23,7
Rp.500.000 – Rp. 1 juta
58 59,8
Rp. 1.000.000 – 3.000.000
16 17,5
Jumlah 97
100 Sumber: kuesioner 2012
Tingkat penghasilan yang ditunjukan dari tabel di atas juga menunjukan bahwa sebanyak 58 orang responden 59,8 berpenghasilan Rp. 500.000
– Rp. 1 juta dalam setiap bulannya. Terdapat juga 23 orang responden 23,7
berpenghasilan Rp.500.000 dalam setiap bulannya. Bahkan hanya ada 16 orang respoden 17,5 yang berpenghasilan Rp. 1 juta
– 3 juta setiap bulannya. Jadi dapat dikatakan bahwa masyarakat di Desa Tanjung Anom tergolong dalam penghasilan
sedang. Rendahnya penghasilan masyarakat mengakibatkan mereka berpikir rasional untuk bagaimana berusaha mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup
mereka sehari-hari. Daripada harus ikut memilih mereka lebih memilih untuk mencari uang, karena bila tidak berkerja maka mereka tidak akan dapat memenuhi
kebutuhannya. Sehingga penghasilan sangat mempengaruhi masyarakat untuk tidak
Universitas Sumatera Utara
menggunakan hak pilihnya pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2008.
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa status sosial ekonomi masyarakat Desa Tanjung Anom masih tergolong sedang. Dengan pengetahuan dan penghasilan yang
terbatas yang mereka miliki cendrung menghalangi mereka untuk menggunakan hak pilihnya. Masyarakat yang berpendapatan ekonomi rendah dan sedang akan lebih
sulit untuk menanggung beban finansial akibat keterlibatan dalam proses pemilu. Sedangkan masyarakat dengan pendapatan yang lebih tinggi akan lebih mudah
menanggung beban tersebut. Sehingga tidak heran kalau beberapa responden memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya karena menggunakan hari H untuk tetap
mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Seperti, menarik becak atau angkot, berjualan, dan pergi keladang atau menggunakan hari H untuk mencari
kerja tambahan. Masyarakat beranggapan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan apa-apa terhadap pemilihan umum tersebut.
Tabel 3. 20 Jawaban Responden Apakah Pada Hari H Responden Mempunyai Kegiatan Lain
No Jawaban
Responden Frekuensi
Persentase
Universitas Sumatera Utara
1 Ya
51 52,6
2 Tidak
46 47,4
Jumlah 97
100 Sumber : kuesioner 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang tidak menggunakan hak pilihnya dikarenakan adanya kegiatan lain yaitu sebesar 52,6. Dan sisanya sebesar
47,4 tidak memiliki kegiatan pada saat hari H pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Deli serdang tahun 2008. Seperti responden mahasiswa yang harus
mengikuti jadwal perkuliahan. Selain itu ada juga responden yang pada saat hari H masih berada di Jepang untuk magang di sana, dan juga sebagian responden memiliki
pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Tabel 3. 21
Jawaban Responden Terhadap Media Massa Yang Digunakan No
Jawaban Responden frekuensi
Persentase 1
Koran 66
68,1 2
Majalah 3
Televisi 3
3,1 4
Radio 7
7,2 5
Selebaran 21
21,6 Jumlah
97 100
Sumber: kuesioner 2012
Universitas Sumatera Utara
Media massa merupakan sarana paling efektif menjangkau pemilih termasuk memberikan kesadaran akan pentingnya memilih. Media massa mampu membuat
publik lebih dari hanya sekedar berfikir tetapi juga memikirkan. Media massa juga dijadikan sebagai sarana informasi pemilih.
Media juga memiliki peranan yang cukup penting peranan yang cukup penting terhadap perkembangan politik di dalam masyarakat. Tanpa adanya media,
sangat kecil kemungkinan bagi masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan informasi terkini perkembangan dunia politik saat ini. Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa media massa yang paling banyak digunakan responden yaitu Koran, sebanyak 66 orang 68,1 memilih Koran sebagi sumber informasi utama untuk mendapatkan
informasi dunia politik. Responden yang menggunakan selebaran sebanyak 21 responden 21,6, dan sisanya 10 orang responden 9,3 menggunakan media
televisi dan radio. Intensitas responden mendapatkan informasi juga dapat mempengaruhi
perilaku politiknya. Berdasarakan hasil wawancara yang dilakukan peneliti menemukan bahwa masyarakat hampir setiap hari mengakses informasi tehadap
informasi politik yang berkembang. Hal ini menunjukan masih ada kesadaran masyarakat dalam mengolah informasi dan menambah pengetahuannnya terhadap
kehidupan politik lokal yang ada.
Universitas Sumatera Utara
B.3 Faktor Kepercayaan Politik
Berikut ini adalah tabel rakapitulasi masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya berdasarkan faktor kepercayaan politik pada pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Deli Serdang tahun 2008 di Desa Tanjung Anom. Tabel 3. 22
Jawaban Responden Terhadap Bagaimana Kinerja Pemerintah No
Jawaban Responden frekuensi
Persentase 1
Puas 13
13,4 2
Tidak Puas 84
86,6 97
100 Sumber: kuesioner 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 84 responden 86,6 responden menganggap tidak puas terhadap kinerja pemerintah. Hanya 13 responden
13,4 yang merasa puas terhadap kinerja pemerintah. Hal ini dapat dilihat terhadap sarana dan prasarana pendukung yang ada di Desa Tanjung Anom yang kurang
memadai, misalnya jalan raya yang rusak sehingga menggangu akses masyarakat untuk bepergian dan memasarkan hasil usahanya. Selain itu masih susahnya untuk
mengurus administrasi dengan aparatur desa, seperti mengurus surat-surat penting dan pembagian beras miskin raskin yang tidak tepat sasaran dan merata. Semakin
tinggi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah akan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan semangat masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan pemimpinnya. Tetapi yang terjadi di Desa Tanjung Anom adalah rendahnya tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah sehingga mengurangi semangat masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Secara tidak langsung masyarakat membuat pilihannya untuk tidak menggunakan hak pilihnya ditentukan dengan pertimbangan kinerja-kinerja
pemerintah saat ini. Yang terjadi saat ini adalah masyarakat merasa tidak puas terhadap kinerja pemerintah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti di
lapangan, ditemukan bahwa masyarakat masih kecewa kepada pemerintah dalam berbagai macam hal. Seperti, sulitnya berurusan dengan pegawai kecamatan atau
kelurahandesa untuk mengurus surat jual beli tanah, pembuatan KTP, mengurus surat Kartu Keluarga KK, jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas bagi
masyarakat kurang mampu dan lain sebagainya. Jadi tidak heran kalau responden merasa tidak percaya dan puas kepada kinerja pemerintah sehingga mempengaruhi
mereka untuk tidak menggunakan hak pilihnya.
B.4 Sistem Pemilihan Umum
Berikut ini tabel rekapitulasi responden yang tidak menggunakan hak pilihnya berdasarkan faktor sistem pemilihan umum pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Deli Serdang tahun 2008.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. 23 Jawaban Responden Terhadap Apakah Pernah Mengikuti Kampanye
No Jawaban Responden
frekuensi Persentase
1 Ya
26 26,8
2 Tidak
71 73,2
97 100
Sumber: kuesioner 2012 Kampanye adalah usaha yang dilakukan oleh para kandidat untuk meyakinkan
para pemilih untuk mendapatkan dukungan sebesar-besarnya dengan menawarkan program-programnya. Melalui kampanye, para kandidat menawarkan program-
programnya dengan harapan calon pemilih merasa yakin dan memberikan mandatnya. Bagi publik atau calon pemilih, kampanye merupakan sarana untuk
melihat, mengamati, dan menentukan calon mana yang akan dipilihnya atau bahkan apakah dia harus memilih atau tidak calon tersebut. Demikian juga kampanye bukan
hanya sekedar kebutuhan para calon Bupati dan Wakil Bupati tetapi juga kebutuhan pemilih untuk menentukan pilihannya bahkan menentukan akan menggunakan hak
pilihnya atau tidak. Tingkat partisipasi masyarakat di Desa Tanjung Anom terhadap kampanye
yang dilakukan calon Bupati dan Wakil Bupati tahun 2008 menunjukan hasil yang tidak begitu baik, dari 97 responden hanya 26 responden 26,8 yang pernah
mengikuti kegiatan kampanye yang diselenggarakan oleh kandidat Bupati dan Wakil
Universitas Sumatera Utara
Bupati. Sedangkan 71 responden 73,2 menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan kampanye tersebut.
Tabel 3. 24 Intensitas Responden Mengikuti Kampanye
No Jawaban Responden
frekuensi Persentase
1 1 kali
22 84,6
2 2 kali dengan partai yang sama
4 15,4
3 2 kali dengan partai yang beda
26 100
Sumber: kuesioner 2012 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa responden yang mengikuti kegiatan
kampanye sebanyak 1 kali ada 22 responden 84,6 dan sebanyak 2 kali dengan partai yang sama ada 4 responden 15,4. Berdasarkan pengakuan responden
mereka mengikuti kampanye karena di mobilisasi oleh salah satu tim sukses dari calon Bupati dan Wakil Bupati tertentu karena tidak ada satu pun responden yang
menjadi anggota partai politik tertentu. Terlihat dari data di atas bahwa masyarakat tidak terlalu berperan aktif dalam aktifitas kampanye dan responden yang ikut
berkampanye hanya sebagai simpatisan partai politik tersebut.
B.5 Faktor Sistem Politik
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini tabel rekapitulasi responden yang tidak menggunakan hak pilihnya berdasarkan faktor sistem politik pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Deli Serdang tahun 2008.
Tabel 3. 25 Jawaban Responden Terhadap Apakah Visi dan Misi Yang Disampaikan Calon
Bupati Dan Wakil Bupati Mempengaruhi Untuk Tidak Mengunakan Hak Pilih No
Jawaban Responden frekuensi
Persentase 1
Sangat Mempengaruhi 6
6,2 2
Mempengaruhi 12
12,4 3
Tidak Mepengaruhi 79
81,4 Jumlah
97 100
Sumber : kuesioner 2012 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa visi dan misi yang disampaikan calon
Bupati dan Wakil Bupati tidak terlalu mempengaruhi responden untuk tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati. Dimana hanya
6,2 yang menjawab visi dan misi yang disampaikan kandidat sangat mempengaruhi, dan sebanyak 12,4 menjawab visi dan misi juga mempengaruhi
mereka untuk tidak menggunakan hak pilihnya. Dan sebanyak 81,4 sisanya merasa visi dan misi tidak mempengaruhi mereka untuk tidak ikut memilih. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan di lapangan kepeda beberapa responden menyatakan
Universitas Sumatera Utara
bahwa mereka tidak percaya terhadap visi dan misi yang disampaikan oleh para calon yang hanya bisa mengumbar-umbar janji kepada masyarakat tanpa ada bukti
kerjanya.
C. Interpretasi Data