70
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik perhitungan statistik yang
menggunakan teknik perhitungan statistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel. Prosedur dimulai dengan memasukkan
variabel-variabel penelitian ke program SPSS versi 17.0 dan menghasilkan output- output sesuai metode analisis data yang memenuhi kriteria yang dijadikan sampel
penelitian ini dan laporan keuangan tahunan yang diamati selama periode 2012- 2014.
Tabel 4.1 Sampel Bank Umum Syariah
No Nama Bank Umum Syariah
1 PT Bank Mega Syariah
2 PT Bank Muamalat Indonesia
3 PT Bank BNI Syariah
4 PT Bank Syariah Mandiri
5 PT Bank BCA Syariah
6 PT Bank BRI Syariah
7 PT Bank Jabar Banten Syariah
8 PT Bank Panin Syariah
9 PT Bank Syariah Bukopin
10 PT Bank Victoria Syariah
Universitas Sumatera Utara
71
4.2 Hasil Analisis Data 4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, dan skewness Ghozali 2006:19.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Mudharabah
30 21
31 27.13
2.909 Murabahah
30 27
31 28.93
1.437 Valid N listwise
30
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17 Dari tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan bahwa:
1. Rata-rata Tabungan Mudharabah X1 adalah 27,13 dengan standar deviasi
sebesar 2,909 dan jumlah data sebanyak 30. Nilai terendah adalah 21 dan tertinggi adalah 31.
2. Rata-rata dari Murabahah X2 adalah 28,93 dengan standar deviasi sebesar
1,437 dan jumlah data sebanyak 30. Nilai terendah adalah 27 dan tertinggi adalah 31.
Universitas Sumatera Utara
72
4.3 Perhitungan Bagi Hasil Pada Bank Syariah Di Bursa Efek Indonesia
Dalam bab ini akan dijelaskan bagaimana bank dan nasabah pemilik dan memperoleh keuntungan berdasarkan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil adalah
alternatif transaksi syariah yang mengharamkan riba bunga. Dalam praktek pembagian hasil usaha bank syariah di Indonesia
menggunakan metode Gross Profit Margin Net Revenue Sharing, karena memiliki kekuatan sebagai berikut:
1. Lebih disarankan DSN: “ Dari Segi kemaslahatan pembagian hasil usaha
sebaiknya digunakan prinsip bagi hasil Net Revenue Sharing”. 2.
Kemungkinan bagi hasil kepada pemilik dana akan lebih besar dibanding metode profit sharing, karena yang dibagihasilkan pendapatan sebelum
dikurangi biaya bank. Tingkat bagi hasil kemungkinan lebih besar dibandingkan dengan suku bunga yang berlaku dipasar perbankan
konvensional, sehingga bank akan lebih mudah dalam menghimpun dana. 3.
Tidak akan terjadi bagi rugi kepada pemilik dana. 4.
Lebih mudah diimplementasikan. 5.
Lebih mudah dikrontrol oleh pemilik dana.
Universitas Sumatera Utara
73
4.3.1Data Bagi Hasil Tabungan Bank Syariah Di BEI
Berikut ini adalah laporan keuangan bagi hasil tabungan syariah pertahun bank syariah yang terdaftar di BEI. Selama 3 tahun 2012-2014, dalam penelitian
ini penulis menggunakan laporan keuangan bagi hasil tabungan syariah. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Data Bagi Hasil Tabungan Bank Syariah Di BEI 2012-2014
No. Bank Syariah
2012 2013
2014 1.
BCA Syariah 8.970.110.038
16.080.323.315 22.430.477.307
2. BNI Syariah
16.708.000.000 54.885.000.000
99.232.000.000 3.
BRI Syariah 133.840.100.000
173.751.100.000 205.660.200.000
4. Bank Bukopin
Syariah 88.521.585.550
114.766.488.702
170.221.610.432
5. Bank Jabar Banten
Syariah 214.355.520
46.397.000 57.767.000
6. Bank Mega Syariah
387.765.000 301.500.000
139.160.000 7.
Bank Muamalat 1.247.995.215
1.954.114.232 2.389.316.763
8. Panin Bank Syariah
146.346.178 273.812.379
526.519.793 9.
Bank Syariah Mandiri
629.464.723.271 543.973.127.108
420.135.918.984 10.
Bank Victoria Syariah
152.812.128 110.972.538
149.848.854
Sumber: Laporan keuangan Distribusi Pendapatan Tabungan Mudharabah Bank Syariah yang terdaftar di Bei 2012-2014
Universitas Sumatera Utara
74 Dari laporan keuangan bagi hasil untuk para deposan diatas, maka dapat
dilihat bahwa rata-rata bagi hasil untuk para deposan dari tahun ketahun mengalami fluktuatif. Untuk memudahkan menganalisa laporan keuangan diatas,
dapat dilihat grafik berikut ini:
Gambar 4.1 Tingkat Pertumbuhan Bagi Hasil Bank Syariah Di BEI
Dari gambar 4.1 diatas terjadi perkembangan fluktutiatif pada nominal bagi hasil bank syariah dari tahun 2012-2014. Hal ini menandakan bahwa Bank
Syariah di BEI belum cukup baik untuk mengelola dan mengefektifkan dana pihak ketiga. Dalam hal ini, bank syariah dapat memperoleh keuntungan atau profit yang
cukup baik. Baik itu untuk para nasabahnya, maupun untuk bank syariah itu sendiri. Dari tabel diatas dikarenakan sifat bagi hasil yang fluktuatif dan
keuntungannya tidak bisa tetap. Artinya bank syariah tidak bisa memberi
100.000.000.000 200.000.000.000
300.000.000.000 400.000.000.000
500.000.000.000 600.000.000.000
700.000.000.000
2012 2013
2014
Universitas Sumatera Utara
75 keuntungan yang sifatnya tetap seperti halnya pada bank konvensional yang
mengenal sistem bunga, karena bagi hasil yang akan diterima oleh nasabah
maupun oleh bank tergantung dari kondisi usaha yang telah dijalankan oleh bank. 4.3.2Menentukan Keuntungan Bagi Hasil Antara Bank dengan Nasabah
Penabung Bank Syariah Di BEI
Dalam menghitung bagi hasil yang harus diterima oleh masing-masing nasabah harus diperoleh atau tersedia data antara lain sebagai berikut:
1. Jumlahsaldo nasabah per jenis simpanan tahunan yang bersangkutan
2. Total saldo tahunan rata-rata per jenis simpanan nasabah pada tahun yang
bersangkutan 3.
Total pendapatan bagi hasil yang akan didistribusikan pada nasabah per jenis simpanan nasabah pada bulan yang bersangkutan.
4. Nisbah atau rate bonus bagi hasil dari jenis simpanan nasabah per tahun
yang bersangkutan. Misalnya Tn.Andi memiliki tabungan di Bank Syariah Medan sunggal
pada tahun 2014. Saldo rata-rata tabungan Tn. Andi adalah sebesar Rp 10.000.000,-. Perbandingan bagi hasil nisbah antara Bank Syariah Medan
Sunggal dengan Deposan adalah 40 : 60. Saldo rata-rata tabungan pertahun diseluruh Bank Syariah Medan Sunggal adalah Rp 10.000.000.000,- dan
Universitas Sumatera Utara
76 pendapatan bank Syariah Medan Sunggal yang dibagi hasilkan adalah Rp
40.000.000,-. Keuntungan yang diperoleh Tn. Andi pada tahun tersebut adalah:
Rp 10.000.000 Rp 10.000.000.000
� 40.000.000�60 = Rp 24.000, −
4.3.3 Tabungan Mudharabah
Berikut ini adalah laporan keuangan pada dana tabungan mudharabah bank syariah mandiri. Selama 3 tahun 2012-2014. Data tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Data Tabungan Mudharabah Bank Umum Syariah 2012-2014
No. Bank Syariah
2012 2013
2014 1.
BCA Syariah 43.464.280.823.000
43.779.574.003.000 31.555.359.184.000
2. BNI Syariah
3.389.019.000.000 4.280.855 .000.000
4.809.187.000.000 3.
BRI Syariah 2.597.083.000.000
3.970.205.000.000 4.881.619.000.000
4. Bukopin Syariah 2.319.040.669.620
2.587.899.239.317 3.263.690.545.264
5. Jabar Banten
Syariah 4.956.575.000
5.562.951.000 9.360.000.000
6. Bank Mega
Syariah 714.295.119.000
376.004.148.000 299.512.211.000
7. Bank Muamalat
1.985.586.533.000 2.225.162.877.000
1.723.618.638.000 8.
Bank Panin Syariah
517.354.418.000 659.220.249.000
854.377.921.000 9.
Bank Syariah Mandiri
4.161.500.769.523 3.703.697.897.843
3.006.253.323.800
Universitas Sumatera Utara
77
10. Bank Victoria Syariah
9.973.344.555 8.867.597.810
9.024.665.306
Sumber: Laporan Keuangan Pendapatan Tabungan Mudharabah Bank Syariah BEI 2012-2014
Dari laporan keuangan saldo tabungan diatas, maka dapat dilihat bahwa saldo dari tahun ketahun mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami
fluktuatif. Itu berarti tidak semua bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia cukup baik untuk menarik dana pihak ketiga untuk mengarahkan para
deposan dalam mengi menginvestasikan dananya pada bank syariah yang ada di Bursa Efek Indonesia. Untuk memudahkan menganalisa laporan keuangan diatas
dapat dilihat grafik dibawah ini:
Gambar 4.2 Tingkat Pertumbuhan Saldo Tabungan Mudharabah Bank Syariah di BEI
Dari gambar 4.5 diatas, menunjukkan bahwa pertumbuhan saldo tabungan bank syariah yang terdaftar di BEI 2012-2014 dapat dikatakan fluktuatif. Karena
5.000.000.000.000 10.000.000.000.000
15.000.000.000.000 20.000.000.000.000
25.000.000.000.000 30.000.000.000.000
35.000.000.000.000 40.000.000.000.000
45.000.000.000.000 50.000.000.000.000
2012 2013
2014
Universitas Sumatera Utara
78 tidak semua bank syariah yang mengalami kenaikan dari tahun ketahun, dan bagi
hasil yang diperoleh deposan juga bersifat fluktuatif.
4.3.4 Perlakuan AkuntansiTabungan Mudharabah
Berikut adalah ilustrasi transaksi yang mengakibatkan bertambahnya rekening mudharabah dan pada saat distribusi bagi hasilnya:
Tabel 4.5 Kasus I
Kasus 1 Transaksi Penambahan Saldo Rekening Tabungan Mudharabah
01 Jan 2013 Tn. Andi menerima transfer dari nasabah BSM cabang petisah sebesar Rp
500.000 15 Jan 2013
Tn. Andi Menerima bagi hasil tabungan mudharabah sebesar Rp 20.000
Jurnal untuk transaksi diatas adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening
Debit Kredit
01012013 Kas
Rp 500.000 Tabungan Mudharabah
Rp 500.000 15012013
Biaya bagi hasil Rp 20.000
Tabungan Mudharabah Rp 20.000
Universitas Sumatera Utara
79
Tabel 4.6 Kasus II
Kasus 2 transaksi Pengurangan Saldo Rekening Tabungan Mudharabah
03 Jan 2013 Tn. Andi Menarik tunai tabungan Mudharabah sebesar Rp 200.000
28 Jan 2013 Potongan tabungan Mudharabah Tn Andi untuk administrasi tabungan
sebesar Rp 2.000 dari pajak sebesar 4.000 20 dari bagi hasil yang diterima sebesar Rp 20.000 pada transaksi kasus 1 diatas
Jurnal untuk transaksi diatas adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening
Debit Kredit
03012013 Tabungan mudharabah
Rp 200.000 Kas
Rp 20.000 28012013
Tabungan mudharabah Rp 2.000
Pendapatan administrasi tabungan mudharabah
Rp 2.000
Tabungan mudharabah Rp 4.000
Titipan kas negara-pajak tabungan
Rp 4.000
Universitas Sumatera Utara
80
4.4Murabahah
Berikut ini adalah laporan keuangan murabahah selama 3 tahun 2012-2014, dalam penelitian ini penulis mengunakan laporan keuangan murabahah.
Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Laporan Keuangan Murabahah
Bank syariah 2012
2013 2014
1. BCA syariah 435.053.719.392
597.422.266.365 948.034.172.205
2. BNI syariah 4.734.352.000.000
7.969.128.000.000 11.152.499.000.000
3. BRI syariah 6.966.407.000.000
8.849.045.000.000 9.858.575.000.000
4. Bank Bukopin Syariah
2.578.807.458.124 3.218.231.049.374
2.202.580.531.153 5Bank Jabar
Banten Syariah 1.273.373.382.000
2.115.061.773.000 4.839.521.000.000
7. Bank Mega Syariah
5.233.839.144.000 6.714.437.813.000
5.183.515.388.000 8.Bank
Muamalat 16.140.183.597.000
19.566.857.115.000 20.172.146.338.000
9. Panin Bank Syariah
764.727.017.000 1.231.834.878.000
617.336.777.000 10. Bank Syariah
Mandiri 27.549.264.479.714
33.207.375.747.131 33.714.638.093.696
11. Bank Victoria syariah
396.821.000.000 581.715.763.188
479.451.019.879
Sumber: Laporan keuangan murabahah Bank Syariah Di Bursa Efek Indonesia 2012-2013
Dari laporan keuangan murabahah diatas, maka dapat dilihat bahwa rata- rata murabahah dari tahun ketahui mengalami fluktiatif. Untuk memudahkan
menganalisa laporan keuangan diatas, dapat dilihat grafik berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
81
Gambar 4.3 Tingkat Pertumbuhan Murabahah Bank Syariah Di BEI
Dari Gambar 4.3 diatas, menunjukkan bahwa pertumbuhan murabahah bank syariah di BEI pertahun dari 2012-2014 dapat dikatakan mengalami fluktuatif.
Artinya tidak selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
5.000.000.000.000 10.000.000.000.000
15.000.000.000.000 20.000.000.000.000
25.000.000.000.000 30.000.000.000.000
35.000.000.000.000 40.000.000.000.000
2012 2013
2014
Universitas Sumatera Utara
82
4.4.1 Pencatatan Akuntansi Murabahah Tabel 4.8
Pencatatan Murabahah
PERKIRAAN PENCATATANPENGAKUAN
1. Harga Barang
Diakui sebagai “Asset Murabahah”sebesar biaya perolehan
2. Potongan harga dari pemasok
Diakui sebagai pengurang biaya perolehan aktiva Murabahah.
3. Aktiva tersedia untuk dijual untuk
murabahah pesanan meningkat Dinilai sebesar biaya perolehan dan
penurunan nilai aktiva usang, rusak mengurangi nilai aktiva
4. Murabahah tanpa pesanan atau
tidak mengikat -
Nilai terendah= nilai perolehan atau nilai yang bersih dapat direalisasi.
- Nilai bersih= diakui sebagai kerugian.
5. Harga Pokok
Dibukukan pada perkiraan “Asset Murabahah”
6. Margin
Diakui pada perkiraan “margin Murabahah ditanggung”
7. Harga Jual
Dicatat pada perkiraan “Piutang Murabahah”
8. Piutang Murabahah
- Saat akad: diakui sebesar biaya perolehan
ditambah keuntungan yang disepakati. -
Akhir periode: dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi piutang
penyisihan.
9. Keuntungan Murabahah
- Akad terjadi sama dengan periode LK
saat terjadinya. -
Akad melampaui satu periode LK secara potongan.
10. Potongan Pembayaran salah satu
metode -
Saat penyelesaian bank mengurangi piutang murabahah dan keuntungan
murabahah. -
Setelah penyelesaian bank menerima dulu
Universitas Sumatera Utara
83
pelunasan, kemudian bank membayar potongan
- Diakui sebagai uang muka pembelian
sebesar jumlah yang diterima. -
Apabila barang jadi dibeli nasabah diakui sebagai pembayaran piutang
- Apabila barang batal dibeli nasabah
dikembalikan setelah diperhitungkan kerugian bank
11. Denda
Diakui sebagai dana sosial
4.5 Perlakuan Akuntansi Murabahah
Berikut akan disajikan contoh kasus yang terjadi yang terjadi pada Murabahah:
Tabel 4.9 Contoh Kasus Murabahah
KASUS JURNAL
1. Saat pembayaran pada supplier atas
barang yang dibeli untuk dijual kepada nasabah, dinilai sebesar
harga perolehan. Misalkan harga perolehan Rp 110.000
Dr. Persd Asset Murabahah Rp 110.000 Cr. Rek. Pemasok Kas dsb Rp 110.000
2. Potongan harga diakui sebagai
pengurang biaya perolehan asset murabahah. Bila bank menerima
potongan harga dari pemasok Misalkan potongan harga sebesar
Rp 10.000 Dr. Rek Pemasok kas RP 10.000
Cr. Persd Asset Murabahah Rp 10.000
3. Murabahah pesanan mengikat
Dr. Piutang Murabahah Rp 120.000
Universitas Sumatera Utara
84
Harga beli barang Rp 110.000 nilainya turun menjadi Rp 100.000
karena rusak atau usang. Kemudian bank menjual barang tersebut
kepada nasabah sebesar Rp 120.000
Murabahah tanpa pesanan atau pesanan tidak mengikat
Nilai perolehan Rp 100.000 dan nilai bersih realisasi Rp 105.000
jual Rp 120.000 Dr. Beban kerugian Asset Murabahah Rp
10.000 Cr. Asset Persd. Murabahah Rp 110.000
Cr. Margin Murabahah ditangguhkan Rp 20.000
Dr. Piutang Murabahah Rp 120.000 Dr. Beban kerugian Asset Murabahah Rp
5.000 Cr. Asset Pers. Murabahah Rp 105.000
Cr. Margin Murabahah ditangguhkan Rp 20.000
4. Bank menjual barang kepada
nasabah. Misalkan harga jual Rp 120.000 10 x angsuran
Dr. Pitutang Murabahah Rp 120.000 Cr. Persd. Asset Murabahah Rp 100.000
Cr. Margin Murabahah ditangguhkan Rp 20.000
5. Penerimaan angsuran cicilan dari
nasabah. Misalkan harga jual Rp 120.000 10 x angsuran
Dr. Rekening nasabah Rp 12.000 Cr. Piutang Murabahah Rp 12.000
Dr. Margin Murabahah ditangguhkan Rp 2.000
Cr. Pendapatan Murabahah Rp 2.000 6.
Potongan pembayaran pelunasan awal.
Saat penyelesaian. Misalkan cicilan sudah dibayar 5 kali. Harga jual Rp
120.000 10 x angsuran. Dan potongan sebesar Rp 2.500
Setelah penyelesaian. Bank terlebih dahulu menerima pelunasan
kemudian memberikan potongan kepada nasabah.
Dr. Rekening nasabah Rp 57.000 Dr. Margin Murabahah ditangguhkan Rp
10.000 Cr. Piutang Murabahah Rp 60.000
Cr. Prndapatan Murabahah Rp 7.500
Dr. Beban muqasah potongan murabahah
Universitas Sumatera Utara
85
Rp 2.500 Cr Rekening nasabah Rp 2.500
7. Uang mukadenda.
Misalkan uang muka sebesar Rp 12.500 saat penerimaan.
a. Barang jadi dibeli nasabah.
b. Barrang tidak jadi dibeli
nasabah. Misalkan kerugian bank Rp 7.500
Dr. Kas Rekening nasabah Rp 12.500 Cr. Uang muka nasabah Murabahah Rp
12.500 Dr. Uang muka nasabah Murabahah Rp
12.500 Cr. Piutang Murabahah Rp 12.500
Dr. uang muka nasabah Murabahah Rp 12.500
Cr. Kerugian bank Rp 7.500 Cr. Kas rekening nasabah Rp 5.000
8. Dibayar uang muka ke pemasok.
Misalkan Rp 20.000 Dr. Uang muka pemasok Murabahah Rp
20.000 Cr. Kas Rp 20.000
9. Dikenakan denda pembayaran
mampu tapi tidak mau bayar sebesar Rp 1.000
Dr. Rekening nasabah Rp 1.000 Cr. Rekening ZIS dana kebajikan Rp
1.000
Universitas Sumatera Utara
86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang sejauh mana analisis perhitungan pendapatan tabungan mudharabah, murabahah, dan perlakuan akuntansi pada bank syariah
yang terdaftar di bursa efek Indonesia, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsep bagi hasil pada bank syariah tersebut dapat dijelaskan bahwa
pemilik dana sahibul maal menginvestasikan dananya pada bank selaku pengelola dana mudharib. Dana yang dikelola berupa tabungan, giro, dan
deposito. Bank selaku mudharibmengelola dana tersebut dan menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan dan penyaluran lain seperti
pada surat berharga, penempatan bank lain, maupun penempatan pada bank Indonesia yang menguntungkan dan sesuai dengan prinsip syariah,
pemilik dana menandatangani akad kerjasama yang berisi antara lain nominal, tingkat bagi hasil nisbah, dan jangka waktu simpanan, bagi
hasil yang diperoleh pemilik dana setiap periode tahunan sama tergantung dari hasil penyaluran dana, dan bank sebagai pengelola dana mengakui
pendapatan atas penyaluran dana secara bruto sebelum dikurangi dengan hak pemilik dana sebelum dibagihasilkan. Tahapan perhitungan bagi
Universitas Sumatera Utara
87 hasil pada ban syariah di BEI yaitu menentukan nisbah yang akan
ditentukan, menghitung pendapatan yang akan dibagihasilkan, dan distribusi bagi hasil pendapatan kepada masing-masing nasabah sesuai
nisbah yang disepakati. 2.
Akuntansi tabungan mudharabah dan penghimpun dana bentuk lainnya yang menggunakan akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada PSAK
105 tentang akuntasi mudharabah, khususnya yang terkait dengan akuntansi untuk pengelolaan tabungan. PSAK 105 paragraf 25, dinyatakan
bahwa dana yang diterima dari pemilik dana nasabah penabung dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah
kas atau nilai wajar aset non-kas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai pencatatannya. Dan
pencatatan akuntansi tabungan mudharabah bank syariah yang terdaftar di BEI sudah sesusai dengan PSAK 105 tentang Mudharabah.
3. Pada dasarnya konsep murabahah dalam aplikasinya diperbankan adalah
salah satu konsep sederhana. Disini bank berperan sebagai perantara dan membantu kebutuhan antara penjual dan pembeli. Murabahah adalah
transaksi jual beli terhadap suatu barang dimana melibatkan dana pihak dengan harga penjualan disepakati antara penjual dan pembeli. Dalam
transkasi murabahah melibatkan penjual dan pembeli karena adanya kebutuhan terhadap suatu barang dimana dalam hal ini nasabah sebgai
pihak pembeli dan bak sebagai pihak penjual.
Universitas Sumatera Utara
88 4.
Aplikasi murabahah ditujukan untuk kepentingan pemenuhan barang- barang konsumtif dan produktif.
5. Margin ditentukan berdasarkan biaya operasional ditambah dengan
keuntungan. Margin tersebut boleh diambil selama bisa menutupi biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank.
6. Dalam pencataatan akuntansi murabahah pada dasarnya mengacu pada
PSAK 102 dan akuntansi pada bank syariah yang terdaftar di BEI dengan akad murabahah sudah sesuai dengan PSAK 102 tentang Murabahah.
B. SARAN
1. Hendaknya bank syariah yang terdaftar di BEI banyak melakukan sosialisasi yaitu upaya-upaya pembinaan calon nasabah melalui proses
analisa, evaluasi, komunikasi serta interaksi baik itu langsung maupun tidak langsung demi meningkatkan pendapatan bank baik dari segi modal
yang berupa dana dari pihak ketiga maupun dari segi profitabilitas. 2.Peningkatan dana investment acoocunt sangat diperlukan, karena demi
berjalannya kegiatan usaha, bank syariah harus memiliki modal yang cukup untuk menjalankan kegiatan usahanya demi mendapatkan
profitabilitas atau keuntungan baik itu untuk bank maupun untuk para nasabah penyimpanan dana. Namun bank syariah juga tetap menjaga
prinsip-prinsip syariah dalam menjalankan kegiatan usahanya agar
Universitas Sumatera Utara
89 keuntungan yang didapatpun bukan suatu keuntungan yang melanggar
prinsip syariah haram. 3. Efektifitas pengelolaan dana pihak ketiga yang baik merupakan potensi
bank untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu, besarnya keuntungan yang diperoleh akan menimbulkan minat bagi para nasabah untuk
menginvestasikan dananya pada bank syariah demi mendapatkan keuntungan investasinya.
Universitas Sumatera Utara
24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori