Universitas Sumatera Utara filter yakni rangkain filter yang melewatkan frekuensi rendah. Kemudian keluaran
dari rangkaian filter ini masuk ke rangkaian inverting yang berfungsi membalikkan sinyal. Keluaran dari rangkaian ini adalah dc yakni tegangan -5 volt
hingga +5 volt.
3.2 Alat Pengujian Karakteristik Rangkaian Pengkondisi Sinyal dan Sensor LVDT
1 Power Supply Adaptor Sebagai sumber tegangan untuk rangkaian pengkondisi sinyal.
2 Base Sensor LVDT Merupakan bagian dari sistem mekanik sensor LVDT yang digunakan
untuk penempatan sensor LVDT 3 Osiloskop
Merupakan bagian dari sistem mekanik yang digunakan untuk mengetahui dan menampilkan frekuensi, tegangan max sekunder1, sekunder 2 dan
primer dari pengkondisi sinyal yang dihubungkan terhadap sensor LVDT dalam bentuk nilai dan grafik.
4 Multimeter Digital Sebagai alat untuk mengukur tegangan keluaran output DC dari
rangkaian pengkondisi sinyal. 5 Sensor LVDT Linear Variable Diffrential Transformer
Sebagai sensor perpindahan yang terdiri dari kumparan primer dan sekunder.
6 Protoboard Sebagai tempat merangkai rangkaian pengkondisi sinyal.
7 Signal Generator Sebagai input sinyal pada LVDT untuk mengetahui karakteristik sensor
LVDT sebelum dihubungkan dengan rangkaian pengkondisi sinyal. 8 Mikrometer Sekrup
Sebagai penghitung jarak perpindahan core dari sensor LVDT 9 Pinset
Universitas Sumatera Utara Sebagai alat untuk memudahkan merangkai pada protoboard
10 Cutter Sebagi pemotong wayar pada saat merangkai
11 Obeng Sebagai alat untuk memutar potonsiometer
.
3.3 Rancangan Sistem Pengukuran
Rancangan sistem pengukuran meliputi Pengukuran Karakteristik Sensor LVDT yang dihubungkan dengan signal generator dan Pengukuran Karakteristik Sensor
LVDT yang dihubungkan dengan rangkaian signal conditioning.
3.3.1 Pengukuran Karakteristik Sensor LVDT dengan Signal Generator
Sebelum melakukan penelitian sensor LVDT dengan rangkaian signal conditioning terlebih dahulu diukur karakteristik sensor LVDT
dengan menggunakan sinyal generator. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah sensor
LVDT yang akan digunakan masih dalam keadaan baik atau tidak. Signal generator yang digunakan merupakan input frekuensi, amplitudo, dan tegangan.
Pada pengukuran karakteristik dengan signal generator dilakukan dengan memvariasikan jarak core atau inti dengan kumparan sekunder 1 dan sekunder 2.
Secara garis besar skematik dari proses pengukuran dan karakteristik sensor LVDT dapat dilihat pada Gambar 3.16 dibawah ini :
Gambar 3.16 Diagram Blok Pengukuran dan Karakteristik Sensor LVDT menggunakan sinyal generator
Pengukuran dan karakteristik sensor LVDT menggunakan sinyal generator ditunjukkan pada Gambar 3.17 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.17 Pengukur dan karakteristik sensor LVDT menggunakan sinyal Generator
Pengukuran dan karakterisasi AC magnitude dari sensor LVDT diperoleh dari rasio output sekunder 1 dan sekunder 2. Untuk memperoleh variasi tegangan
output sekunder 1 dan sekunder 2 maka jarak core atau inti juga harus divariasikan. Tetapi perpindahan core atau rangenya harus sama antara pergeseran
inti dari posisi nol ke arah sekunder 1 dan posisi nol ke arah sekunder 2. Output dari sekunder 1 dan sekunder 2 ditampilkan pada osiloskop dalam bentuk
gelombang. Selanjutnya pengolahan data berupa numerik dan grafik akan dianalisa secara kuantitatif hingga diperoleh suatu kesimpulan. Secara garis besar
proses pengukuran dan karakteristik sensor LVDT dapat dilihat pada Gambar 3.18.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. 18 Flowchart Pengukuran Karakteristik Sensor LVDT dengan Signal Generator dengan variasi jarak
3.3.2 Pengukuran dan Karakterisasi sensor LVDT dengan Rangkaian Pengkondisi Sinyal
Sensor LVDT dapat bekerja dan dapat digunakan dalam aplikasi perlu rangkaian tambahan yakni rangkaian pengkondisi sinyal. Untuk mengetahui
kelinieran output dari rangkaian signal conditioning dan sensor LVDT maka dilakukan pengukuran. Secara garis besar skematik dari proses pengukuran dan
karakteristik sensor LVDT dengan rangkaian pengkondisi sinyal dapat dilihat
pada Gambar 3.19 dibawah ini :
Gambar 3.19 Pengukuran Karakteristik Sensor LVDT dengan Rangkain Pengkondisi Sinyal
Universitas Sumatera Utara Pengukuran dan karakteristik sensor LVDT menggunakan rangkaian
pengkondisi sinyal ditunjukkan pada Gambar 3.20 berikut:
Gambar 3.20 Pengukur dan karakteristik sensor LVDT menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal.
Untuk membuktikan rangkain pengkondisi sinyal bekerja dengan baik dilihat kelinieran output dari AC magnitude sekunder 1 dan sekunder 2.
Sedangkan untuk tegangan DC dari rangkaian pengkondisi sinyal itu diperoleh dari tegangan dari sekunder yang didemodulasikan, difilter dan dikuatkan. Output
DC inilah yang dihubungkan ke perangkat yang lain untuk aplikasi. Sebelumnya dipastikan terlebih dahulu apakah output DC dari rangkain pengkondisi sinyal
linear pada range yang tertera pada data sheeet atau tidak. Hasil output DC dari rangkaian pengkondisi sinyal ini juga dapat membuktikan apakah rangkaian
berfungsi atau tidak. Secara garis besar proses pengukuran dan karakteristik sensor LVDT yang dihubungkan dengan pengkondisi sinya dapat dilihat pada
Gambar 3.21.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. 21 Flowchart Pengukuran Karakteristik Sensor LVDT dengan Rangkaian pengkondisi sinyal dengan variasi jarak
3.4 Analisa Data
Jenis penelitian yang dilakukan adalah perancangan sistem untuk membuat suatu rangkaian yang berfungsi mencari hubungan atau pengaruh pergeseran atau
variasi jarak yang diberikan pada sensor LVDT. Rangkaian pada penelitian ini dibuat agar sensor LVDT dapat bekerja. Untuk membuktikan rangkain
pengkondisi sinyal bekerja dengan baik maka dibuktikan dengan mencari AC magnitude dan tegangan DC sensitifitas. Data yang dihasilkan akan diolah
dengan program Microsoft Excel dan dibuat dalam grafik perbandingan variasi jarak yang ditentukan dengan tegangan yang dihasilkan. Sebelum penelitian ini
Universitas Sumatera Utara juga dilakukan pengukuran apakah sensor yang digunakan masih berfungsi atau
tidak dengan menghubungkan sensor LVDT dengan signal generator. Data- data yang dihasilkan dari penelitian ini diolah dengan program Microsoft Excel.
3.5 Diagram Kerja