Diagram Kerja Pengukuran dan Karakterisasi Sensor LVDT Untuk Nilai DC output Sensifitas

Universitas Sumatera Utara juga dilakukan pengukuran apakah sensor yang digunakan masih berfungsi atau tidak dengan menghubungkan sensor LVDT dengan signal generator. Data- data yang dihasilkan dari penelitian ini diolah dengan program Microsoft Excel.

3.5 Diagram Kerja

Skema penelitian secara keseluruhan digambarkan pada flow chart pada Gambar di bawah ini: Gambar 3. 22 Flowchart Proses Penelitian Universitas Sumatera Utara BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran yang dilakukan meliputi pengukuran dan karakterisasi terhadap sensor LVDT Linear Variable Diffrential Transformer dengan menghubungkan sensor LVDT Linear Variable Diffrential Transformer dengan sinyal generator. Selain itu dilakukan pula pengukuran rangkaian elektronika, yang mencakup sumber arus Current Source dan rangkaian pengkondisi sinyal Signal Conditioning Circuit yang terhubung dengan sensor LVDT untuk karakterisasi terhadap sensor LVDT Linear Variable Diffrential Transformer . Pengukuran dan karakterisasi rangkaian elektronika dimaksud untuk menguji keandalan rangkaian pengkondisi sinyal Signal conditioning yang digunakan. Keandalan sensor LVDT Linear Variable Diffrential Transformer yang dimaksudkan adalah untuk mengetahui kelinearan output AC Magnitude dan DC dari sensor LVDT Linear Variable Diffrential Transformer .

4.1 Pengukuran dan Karakterisasi Sensor LVDT Untuk AC Magnitude

Untuk mengetahui karakteristik dari sensor LVDT yakni melakukan pengukuran perbedaan atau rasio output AC magnitude. Rasio output AC magnitude yang diukur yakni output AC dari sekunder satu dan sekunder dua. Dalam penelitian ini dilakukan dua cara yakni dengan menghubungkan sensor LVDT dengan sinyal generator dan circuit signal conditioning. Universitas Sumatera Utara

4.1.1 Pengukuran AC Magnitude menggunakan Sinyal Generator

Tabel 4.1 Pengujian untuk output AC Magnitude Sinyal Generator CH1 atau Sekunder 1 volt CH2 atau sekunder 2 volt Jarak mm AC Magnitude volt 1,92 3,36 4 1,44 1,92 3,36 3,75 1,44 2 3,28 3,5 1,28 2,08 3,28 3,25 1,2 2,08 3,28 3 1,2 2,16 3,2 2,75 1,04 2,16 3,12 2,5 0,96 2,24 3,12 2,25 0,88 2,32 3,12 2 0,8 2,32 3,04 1,75 0,72 2,4 3,04 1,5 0,64 2,4 2,9 1,25 0,5 2,48 2,8 1 0,32 2,56 2,8 0,75 0,24 2,64 2,8 0,5 0,16 2,72 2,8 0,25 0,08 2,72 2,72 2,8 2,72 -0,25 0,08 2,8 2,64 -0,5 0,16 2,8 2,56 -0,75 0,24 2,88 2,56 -1 0,32 2,88 2,48 -1,25 0,4 3,04 2,48 -1,5 0,56 3,04 2,4 -1,75 0,64 3,12 2,4 -2 0,72 3,12 2,32 -2,25 0,8 3,28 2,32 -2,5 0,96 3,28 2,2 -2,75 1,08 3,36 2,24 -3 1,12 3,44 2,24 -3,25 1,2 3,44 2,24 -3,5 1,2 3,52 2,16 -3,75 1,36 3,52 2,16 -4 1,36 Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran dalam bentuk gelombang pada osiloskop dapat dilihat pada Gambar di bawah ini : : Gambar 4.1a Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak 0 mm Gambar 4.1b Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak 2,5 mm Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1c Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak 4 mm Gambar 4.1d Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak -2,5 mm Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1e Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak -4mm Bila dibuat grafik antara jarak mm terhadap perbedaaan tegangan didapat sebagai berikut : Gambar 4.2 Grafik Jarak terhadap Tegangan AC Magnitude Signal Generator Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan hukum faraday bahwa transformator hanya dapat mengukur tegangan AC. Grafik 4.2 diatas merupakan hasil pengukuran jarak terhadap tegangan AC magnitude Signal Generator. Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan jarak core atau inti sensor linier terhadap tegangan output sekunder 1 dan sekunder 2. Kelinieran output AC magnitudenya berada pada jarak 0-2,5 mm. Hal ini sesuai dengan spesifik sensor bahwa stroke rangenya mm 5 , 2  . Jika melewati stroke range sensor masih dapat bekerja namun outputnya tidak linier. Adanya sedikit penyimpangan yang ditunjukkan oleh gambar grafik tersebut dikarenakan signal generator yang digunakan memiliki noise yang besar disebabkan oleh sinyal generator tersebut sudah tua. Sensor LVDT ini hanya mampu mengukur pergeseran hingga mm 5 , 2  karena sesuai hukum faraday yakni transformator dapat bekerja sesuai kumparan atau lilitannya. Sensor LVDT ini dirancang dengan kumparan yang dapat mengukur pergeseran hingga mm 5 , 2  sehingga diluar jarak tersebut hasilnnya tidak linear lagi.

4.1.2 Pengukuran AC Magnitude menggunakan Circuit Signal Conditioning

Pada rangkaian pengkondisi sinyal dilengkapi dengan potensiometer dan dioda. Dimana potensimeter itu berfungsi untuk mensetting arus dengan mengatur tegangan setting. Setting arus dilakukan dengan mengatur tegangan setting dengan memutar potensiometer. Potensiometer berfungsi untuk mengatur tegangan offset. Untuk mengetahui tegangan keluaran AC dari sekunder 1 dan sekunder 2 sesuai dengan spesifikasi sensor LVDT yakni bersifat linear dengan jarak maka dilakukan pengukuran dengan menghubungkannya ke osiloskop untuk menunjukkan gelombang tegangan outputnya. Pengukurannya dilakukan dengan mengamati rasio output sekunder 1 dan sekunder 2 dengan mengubah posisi atau jarak inti. Adapun hasil yang diperoleh adalah seperti Table 4.2 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Pengujian untuk output AC Magnitude Rangkaian Signal Conditioning CH1 atau Sekunder 1 volt CH2 atau sekunder 2 volt Jarak mm AC Magnitude volt 2 3,2 4 1,2 2 3,12 3,75 1,12 2,08 3,12 3,5 1,04 2,08 3,12 3,25 1,04 2,16 3,04 3 0,88 2,1 3,04 2,75 0,94 2,24 3,04 2,5 0,8 2,24 2,96 2,25 0,72 2,32 2,96 2 0,64 2,4 2,96 1,75 0,56 2,4 2,88 1,5 0,48 2,48 2,88 1,25 0,4 2,56 2,88 1 0,32 2,56 2,8 0,75 0,24 2,64 2,8 0,5 0,16 2,64 2,72 0,25 0,08 2,72 2,72 2,72 2,64 -0,25 0,08 2,8 2,64 -0,5 0,16 2,8 2,56 -0,75 0,24 2,88 2,56 -1 0,32 2,96 2,56 -1,25 0,4 2,96 2,48 -1,5 0,48 3,04 2,48 -1,75 0,56 3,04 2,4 -2 0,64 3,12 2,4 -2,25 0,72 3,12 2,32 -2,5 0,8 3,12 2,32 -2,75 0,8 3,28 2,24 -3 1,04 3,28 2,24 -3,25 1,04 3,28 2,24 -3,5 1,04 3,36 2,16 -3,75 1,2 3,36 2,16 -4 1,2 Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran dalam bentuk gelombang pada osiloskop ditunjukkan oleh gambar di bawah ini: Gambar 4.3a Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak 0 mm Gambar 4.3b Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak 2,5mm Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3c Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak 4 mm Gambar 4.3d Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak -2,5 mm Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3e Gambar gelombang antara tegangan sekunder 1 dan sekunder 2 pada jarak -4mm Bila dibuat grafik antara jarak mm terhadap tegangan kopling didapat sebagai berikut : Gambar 4.4 Grafik Rasio Tegangan AC magnitude terhadap Jarak menggunakan Signal Conditioning Universitas Sumatera Utara Grafik 4.4 diatas menunjukkan rasio tegangan terhadap jarak Signal Conditioning . Diperoleh data output AC dari sekunder satu dan sekunder dua linear terhadap jarak. Tegangan yang linear terhadap jarak hanya pada sampai posisi 2,5 mm sesuai dengan spesifikasi sensor pada data sheet. Kelinieran output AC magnitudenya untuk kumparan sekunder 1 dan 2 adalah berada pada jarak 0- 2,5 mm. Sensor LVDT ini hanya mampu mengukur pergeseran hingga mm 5 , 2  karena sesuai hukum faraday yakni transformator bekerja sesuai dengan kumparan atau lilitannya. Sensor LVDT ini dirancang dengan kumparan yang dapat mengukur pergeseran hingga mm 5 , 2  sehingga diluar jarak tersebut hasilnnya tidak linear lagi.

4.2 Pengukuran dan Karakterisasi Sensor LVDT Untuk Nilai DC output Sensifitas

Telah diketahui bahwa karakteristik dari rangkaian pengkondisi sinyal membutuhkan sumber tegangan dan bergantung pada arus yang diinjeksikan pada rangkaian tersebut, Untuk itu pada bagaian ini akan dianalisa hasil rancangan Sumber Arus dan rangkaian pengkondisi sinyal yang dibuat. Untuk memenuhi persyaratan bahwa rangkaian pengkondisi sinyal dapat bekerja memerlukan sumber arus AC. Sumber arus konstan dibuat dengan menyearahkan arus AC oleh dioda. Ada tiga komponen penting dalam rangkaian sumber arus, yaitu control tegangan input reference, loop umpan balik, dan monitoring arus tegangan. Rangkaian pengkondisi sinyal memerlukan sumber arus yakni dual source yakni +8 volt dan -8 volt. Karakterisasi pengkondisi sinyal ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja yang dihasilkan, yaitu load regulasi, arus maksimum, dan kestabilan arus atau tegangan terhadap jarak atau perpindahan. Untuk mengetahui load regulasi dengan memberikan beban R variabel yang menarik pada arus maksimum. Beban maksimum yang masih memberikan arus maksimum adalah beban teregulasi . Untuk mengukur kestabilan antara tegangan terhadap jarak maka dilakukan pengukuran besar tegangan yang dihasilkan. Pengukuran dilakukan untuk Universitas Sumatera Utara mengamati perubahan tegangan keluaran dari sensor LVDT Linear Variable Diffrential Transfmer dengan rangkaian pengkondisi sinyal. Adapun hasil yang diperoleh adalah pada Table 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 Pengujian Tegangan Keluaran DC dari Rangkaian Pengkondisi Sinyal N0 Jarak mm Tegangan volt 1 4 4,302 2 3,75 4,174 3 3,5 4,023 4 3,25 3,848 5 3 3,612 6 2,75 3,339 7 2,5 3,022 8 2,25 2,709 9 2 2,394 10 1,75 2,088 11 1,5 1,775 12 1,25 1,473 13 1 1,168 14 0,75 0,874 15 0,5 0,574 16 0,25 0,285 17 18 -0,25 -0,288 19 -0,5 -0,573 20 -0,75 -0,847 21 -1 -1,126 22 -1,25 -1,393 23 -1,5 -1,662 24 -1,75 -1,922 25 -2 -2,184 26 -2,25 -2,436 27 -2,5 -2,688 28 -2,75 -2,923 29 -3 -3,119 30 -3,25 -3,292 31 -3,5 -3,427 32 -3,75 -3,523 33 -4 -3,601 Universitas Sumatera Utara Bila dibuat grafik Tegangan Output DC terhadap Jarak didapat Gambar 4.5 sebagai berikut : x v m    Gambar 4.5 Grafik tegangan output DC terhadap Jarak Dari data yang diperoleh kita dapat melihat bahwa output tegangan DC yang diperoleh stabil. Kestabilan dari output tegangan yakni berada pada range mm 5 , 2  . Untuk mengetahui kelinieraan dari sensor LVDT tipe 100 HR ini dapat diukur dengan mengambil satu sampel dari data melalui persamaan berikut: x v m    1 2 1 2 x x v v m    mm volt m 1 2 168 , 1 394 , 2    mm volt m 226 , 1  Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh sensivitas dari sensor LVDT tipe HR 100 ini sebesar 1,266 voltmm. Data tegangan DC pada tabel 4.3 di atas merupakan tegangan output diffrensial yang diperoleh dari persamaan   b a V V  . Sesuai dengan desain rangkaian yang dibuat bahwa output DC yang dihasilkan adalah diffrensial. Untuk hasil yang lebih baik lagi yakni dengan output ratiometric dari persamaan b a b a v v v v   . Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan