Rangkaian Filter Aktif Rangkaian Osilator Rangkaian Inverting Rangkaian Penguat Power

Universitas Sumatera Utara Rangkain integrator ini merupakan dasar dari low pass filter. Terlihat dari rumus tersebut secara matematis, penguatan akan semakin kecil meredam jika frekuensi sinyal input semakin besar. Pada prakteknya, rangkaian feedback integrator harus diparalel dengan sebuah resistor dengan nilai misalnya 10 kali nilai R atau satu besaran tertentu yang diinginkan. Ketika inputnya berupa sinyal dc frekuensi = 0, kapasitor akan berupa saklar terbuka. Jika tanpa resistor feedback seketika itu juga outputnya akan saturasi sebab rangkaian umpanbalik op-amp menjadi open loop penguatan open loop opamp ideal tidak berhingga atau sangat besar. Nilai resistor feedback sebesar 10R akan selalu menjamin output offset voltage offset tegangan keluaran sebesar 10x sampai pada suatu frekuensi cutoff tertentu.

3.1.3 Rangkaian Filter Aktif

Rangkaian ini berfungsi untuk menyaring atau membatasi pita frekuensi bias yang melewatinya. Rangkaian ini merupakan rangkain filter aktif karena menggunakan Op Amp. Rangkaian Filter aktif ditunjukkan pada Gambar 3.6 berikut ini: pF 20 in V out V Gambar 3.6 Rangkaian Filter Aktif Penguatan tegangan untuk frekuensi lebih rendah dari frekuensi cut off adalah: 1 2 R R A v   3.8 Universitas Sumatera Utara

3.1.4 Rangkaian Osilator

Osilator yaitu suatu rangkaian elektronika yang dapat membangkitkan getaran listrik dengan frekuensi tertentu dan amplitudonya tetap. Dasar dari sebuah osilator yaitu sebuah rangkaian penguat dengan sistem feedback, yaitu sebagian sinyal keluaran yang dikembalikan lagi ke masukan dengan phase dan tegangan yang sama sehingga terjadi osilasi yang terus menerus. Rangkaian osilator ditunjukkan pada Gambar 3.7 berikut ini: Gambar 3.7 Rangkaian Osilator

3.1.5 Rangkaian Inverting

Dalam desain rangkaian ini digunakan dua rangkaian inverting yaitu rangkain inverting untuk LVDT primer dan rangkaian inverting untuk LVDT sekunder. Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9 dibawah ini. Pada Gambar 3.8 dan Gambar 3.9 sinyal masukannya dibuat melalui input inverting. Pada Gambar 3.8 umpanbalik negatif dibentuk melalui resistor R2 yakni 63K. sedangkan pada Gambar 3.9 umpan balik negatif dibentuk melalui resistor 68K. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.8 Rangkaian Inverting untuk LVDT Primer Gambar 3.9 Rangkaian Inverting untuk LVDT Sekunder Pada rangkaian inverting untuk LVDT sekunder ini memakai transistor 10 Kohm sebagai tegangan offset untuk keluaran DC.

3.1.6 Rangkaian Penguat Power

Rangkaian penguat power pada Gambar 3.10 ini merupakan push-pull amplifier kelas AB. Power Amplifier kelas AB ini dibuat bertujuan untuk membentuk penguat sinyal yang tidak cacat distorsi dari penguat kelas A dan untuk mendapatkan efisiensi daya yang lebih baik seperti pada amplifier kelas B. Pada Kelas AB distorsi rendah dapat disimpan dengan umpan balik negatif dengan tahap bias output untuk mengurangi distorsi crossover. Universitas Sumatera Utara F µ 10 F µ 10 Gambar 3.10 Rangkaian Penguat Power AB Keluaran push-pull adalah jenis rangkaian elektronik yang menggunakan sepasang perangkat aktif yang memasok arus ke, atau menyerap arus dari beban terhubung. Output push-pull biasanya direalisasikan dengan sepasang transistor komplementer, arus dari beban ke ground atau catu daya negatif, dan lainnya memasok arus ke beban dari catu daya positif. Amplifier kelas AB memiliki efisiensi daya penguatan sinyal ±60 dengan kualitas sinyal audio yang baik Power amplifier kelas AB pada umumnya menggunakan sumber tegangan simetris. Fungsi dioda pada rangkaian penguat kelas AB diatas adalah untuk memecah sinyal sisi puncak positif dan sisi sinyal puncak negatif.

3.1.7 Demodulator