Sub Sistem Ketahanan Pangan

2. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas dari cemaran biologis, kimia, dan bendazat lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta aman dari kaidah agama. 3. Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, dapat diartikan pangan harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah air. 4. Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan pangan mudah diperoleh oleh seetiap rumah tangga dengan harga yang terjangkau. Yang dimaksud pangan pokok ialah pangan yang muncul dalam menu sehari – hari, mengambil porsi terbesar dalam hidangan dan merupakan sumber energi terbesar. Sedangakan pangan pokok utama ialah pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagaian besar penduduk serta dalam situasi normal tidak dapat diganti oleh komoditas lain Khumaidi, 1997;4.

2.1.3 Sub Sistem Ketahanan Pangan

Adapun subsistem dari ketahanan pangan ada 3 sub sistem, yaitu sebagai berikut: 1. Sub sistem ketersedian pangan Sub sistem ketersedian pangan yaitu kebutuhan pangan yang tersedia secara fisik di rumah tangga baik yang berasal dari produksi sendiri, membeli dipasar maupun bantuan. 2. Sub sistem distribusi pangan Sub sistem distribusi pangan yaitu kemampuan rumah tangga secara fisik dan ekonomi untuk memperoleh sejumlah pangan yanng dibutuhkan. 3. Sub sistem konsumsi pangan Universitas Sumatera Utara Sub sistem konsumsi pangan yaitu pemanfaatan atau penyiapan pangan rumah tangga dan kemampuan biologis individual dalam menyerap nutrisi untuk hidup sehat dan produktif Lubis, 2014. Disamping melibatkan integrasi ketiga sub sistem ketersediaan, distribusi, dan konsumsi serta sub sistem penunjang, ketahanan pangan dipengaruhi oleh banyak pelaku dan kepentingan produsen, pengolah, pemasar dan konsumen serta dikelola oleh berbagai institusi sektoral, sub sektoral, skala kecil, skala besar, pemerintah dan masyarakat dan melibatkan integrasi timbal balik antar wilayah. Sistem ketahanan pangan yang kompleks tersebut digambarkan dalam kerangka sistem ketahanan pangan. Untuk mewujudkan suatu kondisi ketahanan pangan nasional yang mantap, ketiga sub sistem dalam ketahanan pangan diharapkan dapat berfungsi secara sinergis, melalui kerja sama antar komponen –komponennya yang dinamis ini, sistem tersebut dituntun untuk terus berevolusi mengikuti aspirasi masyarakat yang terus berkembang. Dalam kondisi demikian, upaya pemantapan dan peningkatan ketahanan pangan masih menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang kompleks. Berbagai substansi yang menjadi komponen ketahanan pangan mulai dari sub sistem penunjang yang meliputi prasarana, sarana, dan kelembagaan, kebijakan , pelayanan, fasilitas pemerintah; sub sistem ketersediaan pangan yang meliputi produksi, impor dan cadangan pangan; sub sistem distribusi yang menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan: hingga sub sistem konsumsi yang mendorong tercapainya keseimbangan gizi masyarakat: merupakan bidang kerja berbagai sektor. Sektor pertanian diharapkan berperan sentral dalam Universitas Sumatera Utara memantapkan ketahanan pangan dalam situasi dan kondisi perdagangan domestik dan global, bekerja sama dengan sektor-sektor mitranya, khususnya industri dan perdagangan, prasarana fisik, serta perhubungan. Dengan memahami hal tersebut, program peningkatan ketahanan pangan ini harus memperhatikan seluruh komponen dalam sistem ketahanan pangan Suryana, 2003. Menyadari peran strategis ketahanan pangan terhadap kelangsungan hidup bangsa Indonesia, Garis-Garis Besar Haluan Negara GBHN tahun 1999 –2004 yang merupakan abstraksi dari aspirasi rakyat Indonesia dan pembangunan bidang ekonomi menjelaskan bahwa mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya bahan pangan kelembagaan dan budaya lokal dalam menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan, pada tingkat harga yang terjangkau dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petaninelayan serta produksi yang diatur dalam undang – undang. Esensi dari pernyataan tersebut adalah mengembangkan dan memantapkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada produksi dan keragaman sumber daya wilayah. Jadi pengembangan ketahanan pangan tersebut harus dikaitkan dengan peningkatan produksi pangan di dalam negeri. Adapun tujuan dari pembangunan ketahanan pangan yang dilakukan secara bersama oleh masyarakat dan pemerintah pusat adalah : 1. Meningkatkan produksi beras, sumber karbohidrat lain, sumber protein, dan zat gizi mikro untuk meningkatkan kualitas pangan dan gizi masyarakat. 2. Meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakatpetani mewujudkan ketahanan pangan yang efesien dan berkelanjutan Universitas Sumatera Utara 3. Mengembangkan sistem kelembagaan pangan secara partisifatif di pusat, provinsi, dan kabupatenkota sehingga dapat berfungsi secara efektif, efisien dan berkelanjutan 4. Meningkatkan upaya ketersediaan pangan yang cukup dalam jumlah dan mutu, beragam, merata, serta terjangkau oleh daya beli masyarakat 5. Meningkatkan penganekaragaman pangan dan produk–produk pangan olahan sehingga mendorong penurunan konsumsi beras per kapita 6. Meningkatkan sistem kewaspadaan pangan dan gizi di daerah sesuai dengan potensi sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal Suryana, 2003.

2.1.4 Kecukupan Beras