Pendapatan Regional Per Kapita Sumatera Utara

orang atau keluarga relatif rendah Anonimous, 2013a. Dan menurut suryana 2003 dengan penduduk yang terus meningkat beban penyediaan beras untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan semakin bertambah berat terutama dalam kondisi semakin terbatasnya sumber daya alam sebagai basis produksi.

4.5.2 Pendapatan Regional Per Kapita Sumatera Utara

Dari hasil regresi diketahui bahwa koefisien regresi pendapatan regional per kapita Sumatera Utara adalah 1,165 artinya pendapatan regional per kapita Sumatera Utara dari seluruh sub sektor memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap rasio kecukupan beras. Artinya setiap kenaikan pendapatan regional per kapita Sumatera Utara sebesar Rp. 1 juta akan menyebabkan rasio kecukupan beras akan meningkat sebesar 1,165. Hasil dari penelitian ini di dukung oleh teori konsumsi engel yang berbunyi : “semakin besar pendapatan, semakin kecil bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi, dan semakin kecil pendapatan semakin besar pula bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi ”. Jadi penduduk Sumatera Utara dapat kita simpulkan jika pendapatan masyarakatnya meningkat maka akan berkurang dalam mengkonsumsi beras yang menyebabkan rasio kecukupan beras di Sumatera Utara meningkat. Universitas Sumatera Utara Uji Asumsi Klasik Adapun hasil dari berbagai uji asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Normalitas Berdasarkan grafik histogram pada lampiran 2 dapat dilihat bahwa pola distribusi data adalah normal,. Dari tabel Normal Probility Plot juga dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikiti arah garis diagonal dan dari hasil uji Kolmogrov-Smirnov dapat diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai signifikan lebih besar α 0,05 dari hasil diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa populasi data yang diambil berdistribusi normal 2. Multikolineritas Berdasarkan nilai VIF dan nilai toleransi diketahui dimana nilai VIF 10 dan nilai tolerance 0,1 maka model linear tersebut bebas dari multikolineritas lampiran 2. 3. Autokolerasi Adapun hasil SPSS dengan metode Durbin-Watson adalah Nilai Durbin-Watson= 2,058 Nilai tabel DL= 0,895 Nilai tabel DU= 1,920 Lampiran 2 Universitas Sumatera Utara Dari hasil diatas diketahui bahwa nilai DW berada diantara DU dan 4-DU 1,920≤ 2,057≤ 4-1,920 2,080 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan variabel penggannggu dengan variabel pengganggu sebelumnya atau tidak terjadi autokolineritas dalam model regresi. 4. Heteroskedastisitas Dari hasil SPSS dapat kita lihat bahwa grafik scatterflot tidak membentuk pola dan tersebar maka hal ini data tidak terjadi heterokedastisitas Lampiran 2. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan