Konstanta sebesar 2.453, artinya walaupun variabel bebas nol maka variabel ROA tetap sebesar 2.453.
4.1.4 Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel
dependen. Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen Ghozali, 2005.
Koefisien korelasi maupun koefisien determinasi dari penelitian ini ditunjukkan dalam output spss berikut:
Tabel 4.8 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .104
a
.011 -.005
2.17145 1.220
a. Predictors: Constant, X b. Dependent Variable: Y
Sumber: Data Olahan Penulis, 2013 dari program 16.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Pada model summary di atas nilai koefisien korelasi R
sebesar 0,104 menunjukkan bahwa korelasi antara variabel ROA dengan variabel kepemilikan institusional sangat tidak erat.
Universitas Sumatera Utara
Nilai koefisien determinasi R
2
berada diantara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan variabel
– variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas
Ghozali, 2005. Semakin nilai koefisien determinasi mendekati 1 berati semakin baik garis regresi sampel mencocokan data atau berapa persen
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang ditunjukkan dari
nilai adjusted R
2
sebesar 0.011. Hal ini berarti bahwa 11 variasi kinerja perusahaan dapat dijelaskan oleh kepemilikan institusional, sedangkan
sisanya sebesar 89 kinerja perusahaan dijelaskan oleh variabel lainnya.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu kepemilikan institusional berpengaruh negative
terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan signifikansi t sebesar signifikansi 0.815 0,05. Pengawasan yang dilakukan oleh
pemegang saham institusi berpengaruh negative terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Dini
Nur’aeni 2010 meneliti pengaruh struktur kepemilikan saham terhadap kinerja perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan struktur kepemilikan saham berupa
struktur kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik dan kepemilikan asing sebagai variabel independen. Sedangkan kinerja
perusahaan diukur dengan return on asset ROA. Objek penelitian menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam rentang
Universitas Sumatera Utara