Dari Tabel 4.3. diperoleh juga nilai Indeks Keseragaman E tertinggi pada stasiun 2 sebesar 0,86, sedangkan yang terendah pada stasiun 1 sebesar 0,79. Pada
stasiun 2 menunjukkan bahwa keseragaman populasi fitoplankton besar dimana penyebaran individu tiap jenis lebih merata dibandingkan stasiun lainnya. Pada
stasiun 1 yang nilai keseragamannya lebih kecil dibandingkan stasiun lainnya menunjukkan penyebaran individu jenis yang kurang merata. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Fachrul 2007, bahwa nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1, apabila nilai keseragaman mendekati 0, maka tingkat keseragamannya
dikatakan tidak merata dan ada jenis yang mendominasi. Apabila indeks keseragaman E mendekati 1 maka sebaran individu tiap jenis merata.
Menurut Odum 1993, apabila suatu komunitas terdiri dari jenis-jenis dengan jumlah banyak tetapi penyebaran individunya tidak merata maka
keragaman jenis dinilai rendah. Hal ini menunjukkan bahwa Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener merupakan salah satu indeks keanekaragaman
biota pada suatu daerah, bila nilainya semakin tinggi maka semakin tinggi tingkat keragamannya dan sebaliknya jika nilai indeks keanekaragaman rendah maka
keragamannya juga rendah.
4.4. Indeks Similaritas IS
Indeks Similaritas IS antara stasiun pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut:
Tabel 4.4. Nilai Indeks Similaritas IS pada masing-masing stasiun penelitian
IS Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
Stasiun 4
Stasiun 1 -
94,33 92,30
80,76 Stasiun 2
- -
98,03 98,03
Stasiun 3 -
- -
84,00 Stasiun 4
- -
- -
Dari Tabel 4.4. diketahui bahwa indeks similaritas yang diperoleh pada stasiun 1 dan 2 tergolong mirip yakni sebesar 94,33. Untuk stasiun 1 dan 3,
stasiun 1 dan 4, stasiun 2 dan 3, stasiun 2 dan 4 dan stasiun 3 dengan 4 tergolong sangat mirip, masing-masing sebesar 92,30, 80,76, 98,03, 98,03 dan
84,00. Stasiun dengan similaritas tertinggi ada pada stasiun 2 dan 4 yakni sebesar 98,03 dan stasiun similaritas terendah terdapat pada stasiun 1 dan 4
yakni sebesar 85,71. Hal ini disebabkan karena nilai faktor fisika-kimia pada
semua stasiun tidak berbeda jauh sehingga fitoplankton yang hidup di daerah ini juga tidak jauh berbeda. Menurut Krebs 1985 dalam Sirait 2011, Indeks
Similaritas IS digunakan untuk mengetahui seberapa besar kesamaan fitoplankton yang hidup di beberapa tempat yang berbeda. Apabila semakin besar
indeks similaritasnya, maka jenis plankton yang sama pada stasiun yang berbeda semakin banyak. Selanjutnya dijelaskan bahwa kesamaan fitoplankton antara dua
lokasi yang dibandingkan sangat dipengaruhi oleh kondisi faktor lingkungan yang terdapat pada daerah tersebut.
Menurut Barus 2004, suatu perairan yang belum tercemar akan menunjukkan jumlah individu yang seimbang dari hampir semua spesies yang
ada. Sebaliknya suatu perairan yang tercemar akan menyebabkan penyebaran jumlah individu tidak merata dan cenderung ada spesies tertentu yang bersifat
dominan.
4.5. Faktor Fisik Kimia Perairan
Hasil pengukuran faktor fisik kimia perairan yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian di Perairan Danau Toba Desa Silalahi dapat dilihat pada Tabel 4.5.
berikut:
Tabel 4.5. Nilai Faktor Fisik Kimia Perairan Pada Masing-Masing Stasiun Penelitian
No Parameter
Satuan Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
Stasiun 4
1 Temperatur
o
C 21
24 25
23 2
Penetrasi Cahaya Cm
4,1 4,4
3,8 3,9
3 Intensitas Cahaya
Candella 405 x 2000
428 x 2000 340 x 2000
342x 2000 4
pH air 7,8
7,7 7,8
7,3 5
DO mgL
5 5
4,2 6,3
6 BOD
5
mgL 4,7
4,7 5,9
4,9 7
Kejenuhan Oksigen 57,60
60,60 51,78
75,17 8
Nitrat mgL
1,14 1,08
1,26 0,86
9 Posfat
mgL 0,15
0,13 0,18
0,11
Keterangan: Stasiun 1 : Daerah PLTA
Stasiun 2 : Daerah Pariwisata Stasiun 3 : Daerah Keramba
Stasiun 4 : Daerah Bebas Aktifitas
Dari Tabel 4.5. dapat dilihat bahwa nilai setiap faktor fisik kimia perairan memiliki perbedaan pada setiap stasiun. Hal ini juga secara langsung akan
mempengaruhi kelimpahan fitoplankton pada setiap stasiunnya.
a. Temperatur