suhu yang menimbulkan konsumsi oksigen meningkat oleh biota air yang menyebabkan terjadinya defisit oksigen terlarut di stasiun tersebut.
Menurut Siregar 2009, bahwa banyaknya tumbuhan air akan memberikan suplai oksigen terhadap perairan tersebut dan penguraian secara
aerob hanya sedikit pada suhu yang tidak terlalu tinggi dan Barus 2004 juga menambahkan bahwa fluktuasi dipengaruhi oleh aktifitas fotosintesis dari
tumbuhan yang menghasilkan oksigen. Nilai oksigen terlarut dalam perairan sebaiknya berkisar antara 6-8 mgL.
f. BOD
5
Biochemical Oxygen Demand
Dari Tabel 4.5. diperoleh nilai BOD
5
tertinggi terdapat padat stasiun 3 yang merupakan daerah keramba dengan nilai 5,9 mgL dan yang terendah terdapat
pada stasiun 4 yang merupakan daerah bebas aktifitas dengan nilai 4.9 mgL. Hal ini disebabkan karena daerah ini merupakan daerah industri PLTA yang limbah
cairnya langsung masuk ke dalam badan air ini sehingga banyaknya bahan organik ini membutuhkan penguraian oleh mikroba yang mengakibatkan
tingginya nilai BOD di stasiun ini dan rendahnya nilai BOD
5
pada stasiun 4 ini disebabkan daerah ini merupakan daerah bebas aktivitas atau daerah kontrol yang
sangat sedikit adanya beban masukan sehingga jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organik itu rendah.
Menurut Effendi 2003, BOD
5
merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk
mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air. BOD
5
hanya menggambarkan bahan organik yang dapat diuraikan secara biologis. Bahan
organik ini dapat berupa lemak, protein, glukosa dan sebagainya. Bahan organik dapat berasal dari pembusukan tumbuhan dan hewan yang mati atau hasil buangan
limbah domestik dan industri.
g. Kejenuhan Oksigen
Dari Tabel 4.5. dapat diperoleh nilai tertinggi terdapat pada stasiun 4 dengan nilai 75,17. yang merupakan daerah bebas aktifitas dan nilai terendah terdapat pada
stasiun 3 dengan nilai 51,78 yang merupakan daerah keramba.
Menurut Barus 2004, nilai oksigen terlarut di suatu perairan mengalami fluktuasi harian maupun musiman. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh temperatur dan
juga aktifitas fotosintesis dari tumbuhan yang menghasilkan oksigen. Faktor yang
dapat menurunkan kadar oksigen dalam air adalah kenaikan suhu air, respirasi dan masuknya limbah organik.
h. Nitrat
Dari Tabel 4.5. diperoleh nilai paling tinggi pada stasiun 2 dengan nilai 1,26 mgL yang merupakan daerah keramba, sedangkan nilai terrendah pada stasiun
0,86 mgL yang merupakan daerah kontrol. Hal ini disebabkan karena banyakan aktivitas yang menyebabkan limbah yang dibuang langsung ke badan perairan
sehingga ikan yang mengandung protein akan diuraikan oleh mikroba sehingga menjadi nitrat kemudian meningkatkan nilai nitrat pada daerah ini.
Menurut Barus 2004, nitrat merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan nitrit dan serta merupakan zat yang dibutuhkan tumbuhan
untuk dapat tumbuh dan berkembang dan Siregar 2009 juga menambahkan tinggi rendahnya nilai nitrit dipengaruhi oleh masukan bahan organik dan
anorganik pada suatu perairan. Nilai nitrit yang terdapat pada kawasan industri relatif lebih tinggi dibandingkan kawasan yang tidak ada hasil anthropogenik.
Sumber nitrit berasal dari pembusukan vegetasi dan juga hasil pembuangan limbah industri.
i. Posfat