yang lain akan berkurang atau menghilang sama sekali dan tempatnya digantikan oleh jenis lain.
4.2. Nilai Kelimpahan, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran
Hasil perhitungan kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran fitoplankton pada masing-masing stasiun penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut ini:
Tabel 4.2. Nilai Kelimpahan IndL, Kelimpahan Relatif , dan Frekuensi Kehadiran pada masing-masing stasiun penelitian.
No
Genus
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3 Stasiun 4
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK K
KR FK
1
Actidesmium
8,250 3,76
53,33 9,75
4,23 56,66
13,87 5,66
53,33 16,50
5,10 56,66
2
Aulacoseira
10,87 4,96
46,66 10,12
4,39 53,33
14,25 5,81
60 14,62
4,52 43,33
3
Bactriastrum
2,62 1,19
10 -
- -
- -
- -
- -
4
Cladopora
7,50 3,42
30 9,37
4,07 43,33
13,12 5,35
50 18,00
5,56 50
5
Climaconeis
10,50 4,794
53,33 13,12
5,70 63,33
15,00 6,12
63,33 20,25
6,25 50
6
Closterium
8,250 3,76
43,33 7,87
3,42 43,33
12,37 5,05
50 15,75
4,86 43,33
7
Diatom
9,75 4,45
50 11,25
4,88 50
12,00 4,90
60 18,37
5,68 66,66
8
Gonatozygon
10,12 4,62
36,66 9,37
4,07 36,66
10,87 4,44
46,66 12,75
3,94 56,66
9
Ishtmia
17,25 7,87
60 14,25
6,18 50
15,00 6,12
53,33 29,62
9,15 66,66
10
Lyngbia
6,75 3,08
30 8,25
3,58 30
6,00 2,45
26,66 13,87
4,28 40
11
Melosira
7,125 3,25
33,33 10,12
4,39 43,33
11,62 4,74
56,66 16,12
4,98 20
12
Mougentia
10.12 4,62
50 8,62
3,74 53,33
9,00 3,67
33,33 15,37
4,75 43,33
13
Neidium
7,87 3,59
36,66 8,62
3,74 36,66
5,25 2,14
20 10,50
3,24 63,33
14
Nitzschia
9,00 4,10
40 10,50
4,56 36,66
10,50 4,28
46,66 15,37
4,755 70
15
Oscilatoria
- -
- 7,12
3,09 33,33
4,87 1,99
30 16,12
4,98 20
16
Paralia
6,00 2,73
26,66 6,75
2,93 33,33
9,75 3,98
53,33 10,87
3,36 40
17
Pediastrum
2,62 1,19
10 7,12
3,09 33,33
9,00 3,67
40 -
- -
Pinnularia
10,50 4,79
36,66 8,62
3,74 30
9,75 3,98
53,33 12,00
3,70 43,33
18 19
Rhizoclonium
9,00 4,10
43,33 11,62
5,04 53,33
10.12 4,13
50 10,00
3,09 46,66
20
Rhopalodia
10,83 4,96
46,66 3,00
1,30 10
- -
- 10,87
3,36 66,66
21
Scenerdermus
9,37 4,28
43,33 5,62
2,44 26,66
6,750 2,75
36,66 11,25
3,47 40
22
Spirulina
8,25 3,76
46,66 6,75
2,93 40
9,75 3,98
43,33 12,37
3,82 20
23
Straurastrum
1,12 0,53
6,66 -
- -
- -
- -
- -
24
Surirella
3,37 1,54
16,66 7,50
3,25 46,66
9,75 3,98
40 11,25
3,47 40
25
Synedra
8,62 3,93
43,33 10,50
4,56 50
11,62 4,74
46,66 13,87
4,28 56,66
26
Terpsinoe
8,62 3,93
33,33 7,12
3,09 26,66
4,12 1,68
26,66 13,12
4,05 53,33
27
Ulotrik
8,25 3,76
43,33 10,12
4,39 46,66
6,75 2,75
30 14,62
4,52 46,66
28
Urenema
6,37 2,91
33,33 7,12
3,09 43,33
3,75 1,53
20 12,00
3,70 60
Total 339,62
- -
230,25 -
- 219,00
- -
244,87 -
- Jumlah
25 -
- 26
- -
27 -
- 25
- -
Keterangan: Stasiun 1 : Daerah PLTA
Stasiun 2 : Daerah Pariwisata Stasiun 3 : Daerah Keramba
Stasiun 4 : Bebas Aktifitas
Dari Tabel 4.2. nilai kelimpahan fitoplankton tertinggi pada stasiun 4 dengan nilai 339,62Indl. Tingginya nilai kelimpahan fitoplankton pada stasiun 4 terjadi
karena cukupnya ketersediaan nutrisi seperti nitrat, fosfat dan suhu optimum yang sangat mendukung kehidupan fitoplankton. Stasiun ini merupakan daerah bebas
aktifitas yang memiliki suhu 23
o
C. Suhu berperan sebagai pengatur proses metabolisme dan fungsi fisiologis. Suhu juga sangat berpengaruh terhadap
percepatan maupun perlambatan pertumbuhan dan reproduksi fitoplankton. Nilai suhu pada stasiun 4 menunjukkan suhu yang sangat baik bagi pertumbuhan
fitoplankton, hal ini sesuai dengan pernyataan Effendi 2003 yang menyatakan bahwa suhu yang baik bagi pertumbuhan jenis Chlorophyta, Cyanophyta dan
Bacillariophyceae adalah 20-40
o
C. Dari Tabel 4.2. nilai kelimpahan fitoplankton terendah terdapat pada
stasiun 1 dengan nilai 219,00 Indl. Hal ini disebabkan karena kondisi fisika- kimia perairan tersebut tidak cocok bagi pertumbuhan fitoplankton. Suin 2002
menyatakan pola penyebaran fitoplankton di dalam air tidak sama. Tidak samanya penyebaran fitoplankton dalam badan air disebabkan oleh adanya
perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya dan faktor-faktor lainnya, dikarenakan nutrien seperti nitrat dan fosfat sedikit sehingga pertumbuhan
plankton di daerah ini terbatas jumlahnya. Ketersediaan sumberdaya pada lingkungan menentukan keberadaan jenis, jumlah individu, kelimpahan dan
frekuensi kehadirannya.
4.3. Indeks Keanekaragaman Diversitas Shannon-Wiener H’ dan Indeks Equitabilitas Keseragaman E.