Kelimpahan Fitoplankton K : n x Vr Kelimpahan Relatif Frekuensi Kehadiran FK Indeks Diversitas Shannon – Wiener H’ Indeks EquitabilitasIndeks Keseragaman E E = Indeks Similaritas IS IS = Klasifikasi Fitoplankton

Tabel 2.1 Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan No Parameter Satuan Alat Tempat Pengukuran 1 Temperatur o C Termometer In situ 2 Penetrasi Cahaya Cm Keping secchi In situ 3 Intensitas Cahaya Candella Lux meter In situ 4 pH air - pH meter In situ 5 DO MgL Metode Winkler In situ 6 BOD 5 MgL Metode Winkler dan Inkubasi Laboratorium 7 Kejenuhan Oksigen - Laboratorium 8 Nitrit MgL Spektrofotometri Laboratorium 9 Phosfat MgL Spektrofotometri Laboratorium 3.6.1. Kelimpahan Plankton Data fitoplankton yang diperoleh dianalisis dengan menghitung kelimpahan, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon Wiener, Indeks keseragaman dan indeks kesamaan.

a. Kelimpahan Fitoplankton K : n x Vr

Vo Vs x 1 Keterangan : n = Jumlah sel yang diamati Vr = Volume air tersaring Vo = Volume air yang diamati pada Sedgwick Rafter Vs = Volume air yang disaring 1

b. Kelimpahan Relatif

KR = K total spesies setiap dalam K jumlah x 100 Apabila KR 10 maka suatu habitat dikatakan cocok dan sesuai bagi perkembangan suatu organisme Brower et, al., 1990.

c. Frekuensi Kehadiran FK

FK = 100 x ulangan total Jumlah jenis suatu ditempati yang ulangan Jumlah Apabila nilai FK : 0 - 25 = kehadiran sangat jarang 25 - 50 = kehadiran jarang 50 -75 = kehadiran sering 75 - 100 = kehadiran absolut sangat sering Michael, 1994

d. Indeks Diversitas Shannon – Wiener H’

H’ = ∑ − pi pi ln dimana : H’ = indeks diversitas Shannon – Wiener Pi = proporsi spesies ke –i ln = logaritma Nature pi = ∑ N ni Perhitungan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis 0 H´ 2,302 = keanekaragaman tinggi 2,302 H´ 6,907 = keanekaragaman sedang H´ 6,907 = keanekaragaman rendah Krebs, 1985

e. Indeks EquitabilitasIndeks Keseragaman E E =

max H H dimana : H’ = indeks diversitas Shannon – Wienner H max = keanekaragaman spesies maximum = ln S dimana S banyaknya genus Krebs, 1985

f. Indeks Similaritas IS IS =

100 X b a 2c + dimana: IS = Indeks Similaritas a = Jumlah spesies pada lokasi a b = Jumlah spesies pada lokasi b c = Jumlah spesies yang sama pada lokasi a dan b Michael, 1995 g. Kejenuhan oksigen Harga kejenuhan oksigen dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukann oleh Barus 2004: Kejenuhan = O 2 [u] O 2 [t] x 100 O 2 [u] =Nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgL O 2 [t] =Nilai konsentrasi oksigen sebenarnya pada tabel sesuai dengan harga temperatur.

h. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berkolerasi terhadap nilai keanekaragaman fitoplankton. Analisis korelasi dihitung menggunakan Analisi Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPPS versi. 20.00 Menurut Sugiyono 2005, tingkat hubungan Nilai Indeks Korelasi menyatakan sebagai berikut 0,00 – 0,199 : Sangat rendah 0,20 – 0,399 : Rendah 0,40 – 0,599 : Sedang 0,60 – 0,799 : Kuat 0,80 – 1,00 : Sangat kuat

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Klasifikasi Fitoplankton

Hasil klasifikasi fitoplankton yang diperoleh dari setiap stasiun dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Klasifikasi fitoplankton yang diperoleh pada setiap stasiun Kelas Famili Genus Stasiun 1 2 3 4 Bacillariophyceae Berkeleyaceae 1. Climaconeis + + + + Ephitemiaceae 2. Rhapalodia + + - + Biddulphiaceae 3. Ishtmia + + + + Fragilariaceae 4. Synedra + + + + 5. Diatom + + + + Melosiraceea 6. Melosira + + + + Naviculaceae 7. Nitzschia + + + + 8. Neidium + + + + 9. Pinnularia + + + + Surirellaceae 10.Surirella + + + + Caetocerataceae 11. Bactriatrum + - - - Paraliaceae 12. Paralia + + + + Clorophyceae Cladoporaceae 13. Cladopora + + + + 14. Rhizoclonium + + + + Desmidiaceae 15. Clostrium + + + + 16. Staurastrum + - - - Hidrodictyaceae 17. Pediastrum - - - + Mesoteaniaceae 18. Gonatozygon + + + + Ulotrichaceae 19. Ulotrik + + + + Scenedermaceae 20. Scenedermus + - + + Zygnemataceae 21. Mougontia + + + + Cyanophyceae Zynechoccocaceae 22. Actidesmium + + + + 23. Urenema + + + + Oscilatoriaceae 24. Lyngbia - + + + 25. Oscilatoria - + + + 26. Spirulina + + + + Coscinodiscaphyceae Aulacoseiraceae 27. Aulacoseira + + + + Biddulphyaceae 28. Terpsinoe + + + + Keterangan: + = ditemukan, - = tidak ditemukan Dari Tabel 4.1. menunjukkan bahwa fitoplankton yang didapat pada seluruh stasiun penelitian adalah 4 kelas fitoplankton yang terdiri dari 20 famili dan 28 genus. Dapat diketahui bahwa fitoplankton yang paling banyak diperoleh masuk ke dalam kelas Bacillariophyceae yang terdiri atas 9 famili dan 12 genus, kelas Clorphyceae yang terdiri dari 7 famili dan 9 genus, Cyanophyceae yang terdiri 2 famili dan 5 genus, kelas Coscinodicaphyceae yang terdiri 2 famili dan 2 genus. fitoplankton yang paling banyak didapatkan dari kelas Bacillariophyceae, Hal ini disebabkan genus fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae merupakan anggota utama fitoplankton yang terdapat di seluruh bagian perairan. Kelas fitoplankton ini juga memiliki peranan yang sangat penting dalam memberikan kontribusi dalam dalam produktivitas suatu perairan, khususnya perairan sungai dan danau Menurut Nainggolan 2011 Bacillariophyceae lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan perairan, selanjutnya Welch 1980 menambahkan bahwa Bacillariophyceae merupakan kelas yang paling sering mendominasi di lingkungan perairan dan kelimpahannya sangat tinggi, kecuali di kawasan yang berlumpur. Selain itu perkembangan Bacillariophyceae relatif lebih cepat dibandingkan kelas alga lainnya karena tingkat toleransi yang cukup tinggi terhadap perubahan faktor lingkungan. Hal ini didukung oleh pernyataan Basmi 1999 yang menyatakan bahwa Bacillariophyceae dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual, sehingga lebih cepat dalam memperbanyak diri dan mengakibatkan jumlahnya sangat berlimpah di perairan. Menurut Abida 2010, kelas Bacilariophyceae umumnya ditemukan melimpah karena fitoplankton dari kelas ini merupakan anggota utama dari fitoplankton yang terdapat di seluruh bagian perairan. Nontji 2006 juga menambahkan bahwa komponen komunitas fitoplankton di suatu perairan senantiasa mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Jenis tertentu pada suatu saat akan muncul, kadang-kadang akan mengalami ledakan populasi dan pada saat yang lain akan berkurang atau menghilang sama sekali dan tempatnya digantikan oleh jenis lain.

4.2. Nilai Kelimpahan, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran