menyatakan pola penyebaran fitoplankton di dalam air tidak sama. Tidak samanya penyebaran fitoplankton dalam badan air disebabkan oleh adanya
perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya dan faktor-faktor lainnya, dikarenakan nutrien seperti nitrat dan fosfat sedikit sehingga pertumbuhan
plankton di daerah ini terbatas jumlahnya. Ketersediaan sumberdaya pada lingkungan menentukan keberadaan jenis, jumlah individu, kelimpahan dan
frekuensi kehadirannya.
4.3. Indeks Keanekaragaman Diversitas Shannon-Wiener H’ dan Indeks Equitabilitas Keseragaman E.
Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E yang diperoleh pada masing-masing stasiun dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3. Indeks Keanekaragaman Diversitas Shannon-Wiener H’ dan Indeks Equitabilitas Keseragaman E pada masing-masing
stasiu penelitian
Stasiun 1 Stasiun 2
Stasiun 3 Stasiun 4
H 2,61
2,8 2,69
2,67 E
0,79 0,86
0,83 0,73
Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui bahwa kisaran indeks keanekaragaman fitoplankton yang tertinggi pada stasiun 2 sebesar 2,8. Hal ini disebabkan pada
stasiun 3 memiliki nilai posphat yang lebih tinggi daripada ketiga stasiun lainnya.
Menurut Odum 1993, suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan
jumlah individu masing-masing spesies relatif merata, Barus 2004 menambahkan bahwa nilai indeks keanekaragaman sangat dipengaruhi oleh
faktor jumlah spesies, jumlah individu dan penyebaran individu pada masing- masing spesies .
Dari Tabel 4.3. diperoleh nilai terendah pada stasiun 1 sebesar 2,61. Hal ini disebabkan pada daerah ini zat hara yang diperlukan fitoplankton seperti fosfat
dan nitrat untuk berkembangbiak rendah sehingga berpengaruh terhadap keanekaragaman fitoplankton di daerah ini. Zat-zat hara anorganik utama yang
diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak ialah nitrogen sebagai nitrat dan fosfor sebagai fosfat. Zat-zat hara lain baik anorganik
maupun organik mungkin diperlukan dalam jumlah kecil atau sangat kecil, namun pengaruhnya terhadap produktivitas tidak sebesar nitrogen dan fosfor Yuliana
dan Asriyana, 2012.
Dari Tabel 4.3. diperoleh juga nilai Indeks Keseragaman E tertinggi pada stasiun 2 sebesar 0,86, sedangkan yang terendah pada stasiun 1 sebesar 0,79. Pada
stasiun 2 menunjukkan bahwa keseragaman populasi fitoplankton besar dimana penyebaran individu tiap jenis lebih merata dibandingkan stasiun lainnya. Pada
stasiun 1 yang nilai keseragamannya lebih kecil dibandingkan stasiun lainnya menunjukkan penyebaran individu jenis yang kurang merata. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Fachrul 2007, bahwa nilai indeks keseragaman berkisar antara 0-1, apabila nilai keseragaman mendekati 0, maka tingkat keseragamannya
dikatakan tidak merata dan ada jenis yang mendominasi. Apabila indeks keseragaman E mendekati 1 maka sebaran individu tiap jenis merata.
Menurut Odum 1993, apabila suatu komunitas terdiri dari jenis-jenis dengan jumlah banyak tetapi penyebaran individunya tidak merata maka
keragaman jenis dinilai rendah. Hal ini menunjukkan bahwa Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener merupakan salah satu indeks keanekaragaman
biota pada suatu daerah, bila nilainya semakin tinggi maka semakin tinggi tingkat keragamannya dan sebaliknya jika nilai indeks keanekaragaman rendah maka
keragamannya juga rendah.
4.4. Indeks Similaritas IS