Pengukuran Faktor Fisik-Kimia Perairan .1 Suhu

Stasiun 4 Bebas Aktifitas 3.4. Pengambilan Sampel 3.4.1. Pengambilan Sampel Fitoplankton Pengambilan sampel fitoplankton menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan ember bervolume 5 liter yang disaring ke dalam plankton net sebanyak 5 kali tuang sehingga total volume air yang tersaring untuk sekali ulangan sebanyak 25 liter. Pengambilan sampel plankton dilakukan sebanyak 3 kali ulangan untuk 4 stasiun. Sampel plankton yang tersaring akan terkumpul dalam bucket yang selanjutnya dituang ke dalam botol sampel. Pengawetan dilakukan dengan menggunakan lugol sebanyak 3 tetes pada setiap botol sampel dan diberi label. Identifikasi plankton dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Sampel diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya dan selanjutnya diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi Edmondson 1963. 3.5 Pengukuran Faktor Fisik-Kimia Perairan 3.5.1 Suhu Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan alat termometer dengan skala 0-100 o C. Termometer dimasukkan ke badan air dan biarkan beberapa saat lalu dibaca skala dari termometer tersebut dan dicatat hasil yang tertera pada skala termometer.

3.5.2. Intensitas Cahaya

Lux meter diletakkan pada lokasi penelitian setelah terlebih dahulu dinyalakan dan diatur Lux meter pada perbesaran 200.000, kemudian dicatat nilai yang tertera pada layar.

3.5.3. Penetrasi Cahaya

Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan eeping Sechii, caranya dengan keeping Sechii dimasukkan ke dalam perairan sungai, sampai keeping Sechii tersebut tidak kelihatan, kemudian diukur panjang talinya.

3.5.4. pH

Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sebelumnya dikalibrasi dulu pH dengan pH 7. pH meter dimasukkan ke badan air lalu dibaca nilainya dan dicatat hasil yang tertera pada skala pH meter.

3.5.5. DO Dicsolved Oxygen

Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan metode Winkler, yaitu sampel air dimasukkan ke dalam botol Winkler, lalu ditambahkan masing-masing 1 ml MnSO 4 dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Sampel didiamkan sebentar hingga terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 , dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu sampel ditetesi amilum sebanyak 5 tetes dan dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru. Kemudian sampel dititrasi menggunakan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Volume Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai dihitung dan hasilnya dicatat.

3.5.6. BOD

5 Biochemical Oxygen Demand Pengukuran BOD5 dilakukan setelah sampel air yang diambil, diinkubasi selama 5 hari, kemudian dengan metode Winkler yang memakai reagen-reagen kimia yaitu MnSO 4 dan KOH-KI, H 2 SO 4 , Na 2 S 2 O 3 , amilum. Sampel air dimasukkan ke dalam botol Winkler, lalu ditambahkan masing-masing 1 ml MnSO 4 dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Sampel didiamkan sebentar hingga terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 , dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu sampel ditetesi amilum sebanyak 5 tetes dan dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru. Kemudian sampel dititrasi menggunakan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Volume Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai dihitung dan hasilnya dicatat. Nilai BOD 5 adalah nilai DO awal dikurang dengan nilai DO akhir.

3.5.7. Kejenuhan Oksigen

Nilai kejenuhan oksigen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kejenuhan = O 2 [u] O 2 [t] x 100 Keterangan: O 2 [u] : Nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgl O 2 [t] : Nilai konsentrasi pada tabel sesuai besar suhunya.

3.5.8. Kadar Nitrat NO

3 Sampel air diambil sebanyak 5 ml, lalu ditambahkan 1 ml NaCL dengan pipet volum dan ditambahkan 5 ml H 2 SO 4 75 lalu ditambah 4 tetes Brucine Sulfat Sulfanic Acid. Larutan yang terbentuk dipanaskan selama 25 menit. Kemudian larutan tersebut didinginkan lalu diukur dengan spektrofotometer pada λ= 410 nm. Kemudian dicatat nilai yang tertera pada spektrofotometer.

3.5.9. Kadar Posfat PO

4 Sampel air diambil sebanyak 5 ml lalu ditambahkan 1 ml Amstrong Reagen dan 1 ml Ascorbic Acid. Larutan yang terbentuk dibiarkan selama 20 menit, lalu diukur dengan spektrofotometer pada λ= 880 nm. Kemudian dicatat nilai yang tertera pada spektrofotometer . Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia perairan beserta satuan dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 2.1 Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan No Parameter Satuan Alat Tempat Pengukuran 1 Temperatur o C Termometer In situ 2 Penetrasi Cahaya Cm Keping secchi In situ 3 Intensitas Cahaya Candella Lux meter In situ 4 pH air - pH meter In situ 5 DO MgL Metode Winkler In situ 6 BOD 5 MgL Metode Winkler dan Inkubasi Laboratorium 7 Kejenuhan Oksigen - Laboratorium 8 Nitrit MgL Spektrofotometri Laboratorium 9 Phosfat MgL Spektrofotometri Laboratorium 3.6.1. Kelimpahan Plankton Data fitoplankton yang diperoleh dianalisis dengan menghitung kelimpahan, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon Wiener, Indeks keseragaman dan indeks kesamaan.

a. Kelimpahan Fitoplankton K : n x Vr