30
4.2 ANALISIS KUANTITATIF
Analisis kuantitatif yang dilakukan adalah analisis yield ekstrak biji sirsak yang diperoleh pada setiap variasi percobaan. Kemudian dilihat pengaruh dari
variabel berubah yang dilakukan yaitu variasi massa sampel dan waktu ekstraksi terhadap yield ekstrak biji sirsak yang diperoleh.
4.2.1 Pengaruh Massa Sampel Terhadap Massa Ekstrak
Massa sampel merupakan variabel yang berhubungan langsung dengan hasil ekstrak yang diperoleh selama proses ekstraksi. Untuk melihat pengaruh massa
sampel terhadap massa ekstrak yang diperoleh pada proses ekstraksi biji sirsak ini, maka dilakukan penelitian dengan variasi massa sampel yaitu 10, 20, dan 30 gram.
Pengaruh massa sampel terhadap hasil ekstrak yang diperoleh dapat dilihat pada grafik 4.6 dibawah ini :
Gambar 4.6 Grafik Pengaruh Massa Sampel Terhadap Massa Ekstrak
Dari grafik 4.6 di atas dapat dilihat bahwa penambahan massa sampel berbanding lurus dengan massa ekstrak yang dihasilkan dalam selang waktu yang
sama. Secara teknis semakin besar massa sampel yang diekstraksi maka akan besar juga massa ekstrak yang dihasilkan. Secara teori semakin banyak bahan yang akan
diekstraksi berarti semakin banyak solut yang terdapat di dalam bahan dan tentu saja hasil ekstrak yang diperoleh juga semakin tinggi.
Secara logika seharusnya massa ekstrak yang dihasilkan akan menunjukkan kelipatan dari massa sampel yang ada seperti pada penelitian ini untuk variasi waktu
4 6
8 10
12 14
16 18
10 20
30
M a
ss a
E k
st ra
k gr
a m
Massa Sampel gram
30 menit 40 menit
50 menit 60 menit
Universitas Sumatera Utara
31 30 menit massa sampel yang digunakan adalah 10, 20 dan 30 gram dan hasil ekstrak
yang diperoleh berturut-turut adalah 6; 7,7; dan 11 gram. Seharusnya hasil yang diperoleh juga menunjukkan kelipatan karena massa sampel merupakan variabel
yang memang berhubungan langsung dengan hasil yang diperoleh. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penambahan massa sampel tidak memberikan kenaikan secara
signifikan terhadap massa ekstrak yang dipeoleh. Pada saat massa sampel 10 gram massa ekstrak yang diperoleh sebesar 6 gram yang menunjukkan bahwa lebih dari
setengah massa sampel dapat terekstrak, namun saat massa sampel 20 gram massa ekstrak yang diperoleh tidak mencapai setengah dari massa sampel yaitu sebesar 7,7
gram. Demikian halnya saat massa sampel 30 gram massa ekstrak yang diperoleh hanya sepertiga dari massa sampel yaitu 11 gram. Setelah meninjau hal tersebut
diperoleh suatu analogi bahwa penambahan massa sampel lebih lanjut akan menghasilkan massa ekstrak yang semakin rendah. Hasil yang tidak maksimal ini
dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah pelarut yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan jumlah pelarut yang sama untuk semua variasi massa
sampel sehingga ada kemungkinan dengan penambahan massa sampel pelarut tidak dapat dengan maksimal melarutkan semua sampel dan mengurangi hasil ekstrak
yang diperoleh. Namun memang besarnya massa ekstrak yang dihasilkan belum tentu memiliki yield terbesar.
Dari grafik dapat dilihat bahwa massa ekstrak terbesar diperoleh untuk variasi massa sampel 30 gram dengan selang waktu ekstraksi 50 menit yaitu sebesar 17,7
gram. Massa ekstrak terkecil diperoleh pada massa sampel 10 gram dengan lama ekstraksi 60 menit yaitu sebesar 5 gram.
4.2.2 Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap Yield