Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap Yield

31 30 menit massa sampel yang digunakan adalah 10, 20 dan 30 gram dan hasil ekstrak yang diperoleh berturut-turut adalah 6; 7,7; dan 11 gram. Seharusnya hasil yang diperoleh juga menunjukkan kelipatan karena massa sampel merupakan variabel yang memang berhubungan langsung dengan hasil yang diperoleh. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penambahan massa sampel tidak memberikan kenaikan secara signifikan terhadap massa ekstrak yang dipeoleh. Pada saat massa sampel 10 gram massa ekstrak yang diperoleh sebesar 6 gram yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah massa sampel dapat terekstrak, namun saat massa sampel 20 gram massa ekstrak yang diperoleh tidak mencapai setengah dari massa sampel yaitu sebesar 7,7 gram. Demikian halnya saat massa sampel 30 gram massa ekstrak yang diperoleh hanya sepertiga dari massa sampel yaitu 11 gram. Setelah meninjau hal tersebut diperoleh suatu analogi bahwa penambahan massa sampel lebih lanjut akan menghasilkan massa ekstrak yang semakin rendah. Hasil yang tidak maksimal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya jumlah pelarut yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan jumlah pelarut yang sama untuk semua variasi massa sampel sehingga ada kemungkinan dengan penambahan massa sampel pelarut tidak dapat dengan maksimal melarutkan semua sampel dan mengurangi hasil ekstrak yang diperoleh. Namun memang besarnya massa ekstrak yang dihasilkan belum tentu memiliki yield terbesar. Dari grafik dapat dilihat bahwa massa ekstrak terbesar diperoleh untuk variasi massa sampel 30 gram dengan selang waktu ekstraksi 50 menit yaitu sebesar 17,7 gram. Massa ekstrak terkecil diperoleh pada massa sampel 10 gram dengan lama ekstraksi 60 menit yaitu sebesar 5 gram.

4.2.2 Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap Yield

Waktu ekstraksi merupakan salah satu variabel yang sangat berpengaruh terhadap Yield ekstrak biji sirsak yang dihasilkan. Untuk mengamati pengaruh waktu ekstraksi terhadap yield yang diperoleh dilakukan variasi terhadap waktu ekstraksi dan dari hasil penelitian diperoleh kenaikan dan penurunan yang cukup signifikan untuk setiap variasi. Hal ini dapat dilihat dari grafik 4.7dibawah ini : Universitas Sumatera Utara 32 Gambar 4.7 Grafik Pengaruh Waktu Ekstraksi Terhadap Yield Dari grafik 4.7 di atas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan penambahan waktu ekstraksi akan meningkatkan yield yang diperoleh. Hal ini terjadi karena penambahan waktu ekstraksi akan memberikan peluang yang lebih besar bagi pelarut untuk dapat kontak dengan padatan secara maksimum dan dapat menghasilkan yield yang tinggi. Pada ekstraksi sistem padat-cair, perpindahan massa terjadi secara difusi di dalam padatan [37]. Semakin lama waktu ekstraksi maka yield yang diperoleh akan semakin tinggi. Namun jika waktu ekstraksi maksimum telah tercapai maka penambahan waktu ekstraksi tidak akan menaikkan yield lagi [7]. Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada menit ke 60 terjadi penurunan yang signifikan untuk setiap variasi. Penurunan hasil yield yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, selama proses ekstraksi berlangsung pelarut akan terus mengalami siklus penguapan dan pengembunan, pada titik tertentu akan tercapai suatu kesetimbangan dimana laju difusi solut dari permukaan padatan ke pelarut akan sama besar dengan laju difusi solut dari pelarut kepadatan atau terjadi kejenuhan sehingga pelarut yang teruapkan tidak murni lagi dan menyebabkan zat yang ingin diekstrak akan ikut teruapkan dan kembali ke bagian thimble dan akan menempel pada kapas sehingga hal ini menyebabkan yield akan berkurang. Selain itu pada proses pemurnian menggunakan distilasi, ekstrak dipanaskan dalam waktu yang cukup lama dengan suhu 58 C, sedangkan zat acetogenin sendiri dapat terurai pada suhu 60 C 30 35 40 45 50 55 60 65 20 30 40 50 60 Y ie ld Waktu menit 10 gram 20 gram 30 gram Universitas Sumatera Utara 33 [32]. Jadi ada kemungkinan selama proses distilasi ada sebagian kecil zat acetogenin yang terdegradasi menjadi molekul yang lebih ringan dan ikut teruapkan bersama pelarut aseton yang secara otomatis akan berdampak pada penurunan hasil yield yang dihasilkan. Untuk variasi waktu yang samadengan variasi massa sampel ternyata menunjukkan hasil yang cukup jauh berbeda. Seperti yang dapat kita lihat untuk variasi waktu 30 menit untuk setiap variasi massa sampel : 10, 20 dan 30 gram, yield yang diperoleh berturut-turut adalah : 60, 38,5 dan 36,67. Dapat dilihat bahwa yield tertinggi terdapat pada variasi massa sampel terkecil. Hal ini berhubungan dengan metode ekstraksi yang digunakan, dalam metode penelitian ini digunakan metode sokletasi dengan jumlah pelarut yang diset tetap untuk setiap variasi yaitu 200 mL. Pada prosesnya jumlah pelarut yang teruapkan akan sama banyak untuk setiap siklus pada setiap variasi massa sampel sehingga semakin banyak sampel akan menyebabkan lama kontak antara pelarut dan padatan tidak maksimal atau belum mencapai waktu yang optimum dan menyebabkanproses difusi solut dari padatan ke pelarut tidak berlangsung secara efisien yang berdampak pada yield yang diperoleh. Pada penelitian ini diperoleh yield ekstrak biji sirsak tertinggi pada variasi massa sampel 10 gram dan lama waktu ekstraksi 40 menit yaitu 62. Universitas Sumatera Utara 34 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN