BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Produksi dan Produktivitas
Tanaman Buncis di Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat
Buncis merupakan salah satu jenis tanaman sayuran polong yang memiliki banyak kegunaan. Buncis bukan tanaman asli Indonesia, tetapi berasal dari
Meksiko dan Amerika Tengah Cahyono,2007. Produktivitas dalam hal ini merupakan pembagian antara produksi yang diperoleh
dengan luas lahan. Produktivitas tanaman buncis sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung di Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat dapat
diketahui dengan melihat jawaban-jawaban responden terhadap kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan produksi dan pendapatan
petani buncis. Kecamatan Simpang Empat merupakan salah satu sentra penghasil tanaman
buncis terbesar di Kabupaten Karo. Namun produksi dan produktivitas buncis mengalami penurunan semenjak erupsi Gunung Sinabung pada tahun 2010. Hal
ini dikarenakan morfologi tanaman buncis yang bertumbuh di atas permukaan tanah menimbulkan dampak yang sangat nyata. Tabel 5.1 menyajikan data
produktivitas tanaman buncis sesudah tahun 2009 dan sesudah tahun 2015 erupsi Gunung Sinabung di Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel5.1 Produktivitas Buncis Sebelum Tahun 2009 dan Sesudah Tahun2015 Erupsi Gunung Sinabung di Desa Ndokum Siroga
Sumber : Data Primer diolah, lampiran 16 dan 17 Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa produktivitas tanaman buncis per Ha
mengalami penurunan dari 30.968,75 KgHa sebelum erupsi tahun 2009 Gunung Sinabung menjadi 28.592,857 KgHa sesudah erupsi tahun 2015 dan
Produktivitas tanaman buncis per petani mengalami penurunan dari 31.163,528 KgHa sebelum erupsi tahun 2009 Gunung Sinabung menjadi 28.390,064 KgHa
sesudah erupsi tahun 2015. Hal ini disebabkan menurunnya luas panen tanaman buncis per Ha adalah dari 1,6 Ha sebelum erupsi tahun 2009 menjadi 1,4 Ha
sesudah terjadinya erupsi tahun 2015 dan luas panen tanaman buncis per buncis adalah dari 0,053 Ha sebelum erupsi tahun 2009 menjadi 1,4 Ha sesudah
terjadinya erupsi tahun 2015. Penurunan produksi per Ha adalah dari 49.550 Kg sebelum erupsi tahun 2009 menjadi 40.030 sesudah erupsi 2015 dan produksi
per petani adalah dari 1.651,667 Kg sebelum erupsi tahun 2009 menjadi 1.334,333 Kg sesudah Erupsi tahun 2015 . Penurunan luas panen dan produksi
yang berdampak pada penurunan produktivitas tanaman Buncis ini disebabkan oleh abu vulkanik yang berasal dari erupsi Gunung Sinabung menutupi sebagian
besar lahan pertanian di daerah penelitian sehingga mengganggu perkembangan tanaman Buncis di daerah penelitian.
No. Uraian
Sebelum Erupsi Sesudah Erupsi
Persentase Sebelum dan
Sesudah Erupsi Per Ha
Per Petani Per
Ha Per Petani
Per Ha
Per petani
1. 2.
3. Luas Panen Ha
Produksi Kg ProduktivitasKgHa
1,6 49.550
30.968,75 0,053
1.651,667 31.163,528
1,4 40.030
28.592,857 0.047
1.334,333 28.390,064
12,5 19,21
7,67 11,32
19,21 8,89
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.2 Hasil Uji Beda Rata-Rata T-Test Produktivitas Buncis Sebelum Tahun 2009 dan Sesudah Tahun 2015 Erupsi Gunung Sinabung
Dari tabel 5.2 diperoleh nilai t sebesar 7.751 dengan sig 2-tailed sebesar 0.000 atau lebih kecil dari 0.05 maka H0 : ditolak dan H1 : diterima. Sehingga
disimpulkan ada perbedaan nyata dan signifikan produkstivitas usahatani buncis di Desa Ndokum Siroga sebelum dan sesudah erupsi Gunung Sinabung.
5.2 Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Petani Buncis