Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial,
dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat
mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan. Salah satu bencana alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5
abad terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus.
Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari
fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak dan runtuh karena gempa. Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada
komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi, letusan
gunung berapi, hujan lebat dan topan Wikipedia, 2014.
2.2.4 Erupsi Gunung Sinabung dan Dampaknya
Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, merupakan salah salah satu gunung penghasil air yang banyak dan strategis, gunung ini di kelilingi oleh
hutan. Gunung Sinabung adalah gunung di dataran tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung dan Sibayak adalah dua gunung berapi aktif
yang berdekatan di Kabupaten Karo. Ketinggian Gunung Sinabung 2.460 meter.
Universitas Sumatera Utara
Gunung ini menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600. Kordinat puncak Gunung Sinabung adalah
3 ˚10’’ LU, 98 ˚23’’ BT.
Peristiwa letusan pertama sejak 27 agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 agustus 2010 sekitar pukul 00.15 WIB Gunung
Sinabung mengeluarkan Lava. Status gunung dinaikkan menjadi “awas” 28.000 warga disekitarnya dari 29 desa dievakuasi dan ditampung ditempat yang lebih
aman. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari barat daya menuju timur laut. Sebagian kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung
Purba, 2013. Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, dalam bulan September
2013 telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Status
Gunung Sinabung dari WASPADA Level II menjadi SIAGA level III. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari.
Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik. Tidak ada tasnda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini
sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa
mengungsi ke kawasan aman. Abu vulkanis selain menutupi jalanan, rumah- rumah penduduk juga menutupi tanaman.
Universitas Sumatera Utara
Debu vulkanik berdampak pada 6 enam kecamatan di sekitar Gunung Sinabung yaitu Kecamatan Namanteran, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Merdeka,
Kecamatan Dolat rayat, Kecamatan Payung, dan Kecamatan Mardinding. Letusan terkini terjadi pada tanggal 15 Oktober 2013 dan dilaporkan juga mengeluarkan
lava. Abu vulkanik letusan Gunung Sinabung menyelimuti pemukiman masyarakat di
Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Letusan Gunung yang disertai dengan gempa itu membuat masyarakat dilanda kepanikan. Sebanyak 17 jiwa meninggal
akibat guguran awan panas sinabung. Akibat letusan gunung berapi, beberapa material yang keluar dari kepundan gunung tersebut antara lain adalah awan
panas, material pijar, hujan abu, kemungkinan gas beracun yang terlempar ke atmosfer. Semua material tersebut memiliki dampak yang berbeda - beda terhadap
lingkungan hidup, terdapat dampak negatif dan dampak positif. Gunung Sinabung mengeluarkan bahan material vulkanik seperti debu dan awan panas yang
disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan jatuh wilayah hingga mencapai ± 25 km dari kawah ke arah timur karena pengaruh hembusan angin.
Di Beberapa desa mengalami dampak langsung antara lain bangunanrumah, lahan, dan tanaman diselimuti oleh debu dan diperparah lagi selama 3 minggu
pasca erupsi tidak ada turun hujan. Akibat debu dari erupsi Gunung Sinabung yang menyelimuti atap seng bangunan rumah penduduk terlihat berwarna
kekuningan dijumpai pada desa Sukanalu 5 km, Sadaperarih 10 km dan Dolat Rayat 15km diperkirakan akan merusak atas bangunan rumah
PVMBG, 2013.
Universitas Sumatera Utara
Material Gunung merapi berpengaruh terhadap pertanian barupa 1 abu vulkanik yang tersembur ke angkasa, lalu terdeposit di lahan pertanian atau menutupi
pertanaman padi dan paliwija dalam berbagai ketebalan dan luasan; 2 lahar dingin secara fisik dapat merusak pertanaman pertanian dengan tingkat keparahan
dari luasan yang berbeda; 3 gas ataupun cairan lahar yang keluar dari perut gunung, biassanya didominasi oleh sulfur yang ditandai oleh baunya yang
menyengat hidung. Diantara ketiga material butir lebih luas dampaknya terhadap pertanian Martini, 2011.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Produksi