Word-of-Mouth Social Norms Pengetahuan Produk Product Knowledge

berdasarkan suatu alasan non-ekonomi seperti karena faktor fun, fantasy dan sosial atau emosional. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif untuk menguji hipotesis yang dihubungkan pada motivasi konsumen dalam impulse buying. Dasar pendekatan teori yang digunakan untuk mengembangkan hipotesis adalah dengan wawancara lebih mendalam. Masing-masing hipotesis diuji dengan pengumpulan dan analisis dari survey data. Data mendukung teori bahwa impulse buying adalah sebuah metode yang umum dari seleksi produk, dalam bagiannya, karena tindakan berbelanja dan seleksi produk impulsif memberi hedonic reward. Penelitian yang dilakukan oleh Moreau, Markman dan Lehmann 2001 dengan judul “What Is It?” Categorization Flexibility and Consumers’ Responses to Really New Products menyatakan bahwa penelitian substansial mengenai inovasi muncul dalam literatur mengenai perilaku konsumen, marketing, dan manajemen selama 30 tahun terakhir. Sebanyak 128 mahasiswa dari sebuah universitas di Southwestern berpartisipasi dalam “marketing research study” ini. Rata-rata usia dari sampel adalah 19,8 tahun dan 42 subyeknya adalah wanita. Subyek secara random dipilih untuk kondisi percobaan dan memberikan paket yang mengandung manipulasi. Dalam penelitiannya Moreau, Markman dan Lehmann, 2001 juga menemukan dua faktor penting telah diidentifikasi dalam literatur yang menentukan jenis proses kognitif dimana konsumen terlibat didalamnya, yaitu pengetahuan masa lalu dan keterlibatan konsumen. Savitrie 2008 dengan judul penelitian “Pola Pembelian Produk Fashion pada Konsumen Wanita Sebuah Studi Kualitatif pada Mahasiswa FE UI dan Pengunjung Butik N.y.l.a”, penelitian ini ingin menjawab bagaimana pola perilaku konsumen wanita terhadap produk fashion dan bagaimana proses pengambilan keputusannya. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara mendalam terhadap 30 orang responden wanita. Penelitian mengambil tempat di Butik N.y.l.a Pondok Indak Mall dan Kampus FE UI Depok. Metode ini diharapkan mampu memberi jawaban beserta alasan dibaliknya demi mendapatkan analisa lebih dalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pembelian fashion mengarah pada pembelian impulsif impulse buying yang tejadi secara spontan ketika konsumen sangat menyukai suatu produk. Konsumen menganggap windows display lebih efektif ketimbang interior display, mereka juga lebih menyukai sale diskon dan menganggap keberadaan salesperson tidak mempengaruhi pembelian secara signifikan.

F. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini mereplikasi murni dan berdasarkan dari model yang dikembangkan oleh Harmanciouglu, Finney dan Joseph 2009. Berdasarkan tinjauan pustaka dan beberapa dasar teori yang ada, maka berikut ini dibentuk kerangka pemikiran: H2 H3 Consumer Excitement Consumer Esteem Impulse Buying Behavior