1.000.000 - Rp 1.500.000, sisanya adalah responden yang berpenghasilan lebih dari Rp 1.500.000 dan Rp 2.000.000.
B. Tabulasi Frekuensi Impulse Buying Responden
Tabel IV.2 Tabulasi Frekuensi
Impulse Buying Responden 1.
Frekuensi pergi
ke Matahari
department store Surakarta Frekuensi
Presentase
a. Sebulan sekali b. 1-2 bulan sekali
c. 2-3 bulan sekali d. Lebih dari 3 bulan sekali
89 61
36 14
44.5 30.5
18 7
2. Frekuensi rata-rata melakukan
pembelian produk
fashion di Matahari Frekuensi
Presentase
a. Sebulan sekali b. 1-2 bulan sekali
c. 2-3 bulan sekali d. Lebih dari 3 bulan sekali
77 90
11 22
38.5 45
5.5 11
3. Jenis produk fashion Matahari yang
biasa dibeli tanpa rencana
Frekuensi Presentase
a. PakaiancelanajaketT-shirt b. Tas
c. Sepatusandal d. Aksesoris
e. Lain-lain 106
20 48
26 53
10 24
13
4. Kisaran
harga produk
fashion Matahari yang biasa dibeli tanpa
rencana sebelumnya Frekuensi
Presentase
a. Kurang dari Rp 50.000,- b. Rp 50.000 – Rp 150.000,-
c. Rp 150.000 – Rp 200.000,- d. Lebih dari Rp 250.000,-
26 101
63 10
13 50.5
31.5 5
Tabel IV.1 terlihat bahwa frekuensi pergi ke Matahari department store menunjukkan bahwa mayoritas responden pergi ke Matahari sebulan sekali.
Frekuensi rata-rata melakukan pembelian produk fashion di Matahari yaitu 1-2 bulan sekali. Sedangkan jenis produk fashion Matahari yang biasa dibeli tanpa
rencana adalah pakaiancelanajaketT-shirt dengan kisaran harga Rp 50.000 – Rp 100.000,-.
C. Uji Instrumen Penelitian
Untuk menguji kehandalan kuesioner sebagai instrumen penelitian, maka sebelum melakukan pengujian dengan sampel besar peneliti telah
melakukan pretest dengan jumlah sampel sebanyak 40 sampel. Berikut ini akan dijelaskan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan sampel besar.
1. Uji Validitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan indikator untuk menjelaskan konstruk yang diukurnya atau yang disebut dengan
validitas konvergen, dan ketidakmampuan indikan untuk menjelaskan konstruk yang tidak diukurnya atau yang disebut dengan validitas
deskriminan. Kedua jenis validitas ini dapat dijelaskan melalui skor loading yang diperoleh melalui pengujian confirmatory factor analysis yang
diperoleh. Namun sebelum menjelaskannya terlebih dahulu dijelaskan hasil pengujian KMO dan Bartlett’s Test yang diperoleh. Pengujian ini merupakan
pengujian goodness-of-fit model dari analisis faktor yang digunakan untuk menjamin bahwa hasil reduksian yang diperoleh dapat diyakini
kebenarannya.
Tabel IV.3
KMO and Bartletts Test
.725 1280.996
190 .000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Approx. Chi-Square df
Sig. Bartletts Test of
Sphericity
Sumber: Data primer yang diolah, 2010
Tabel IV.3 mengindikasi bahwa model analisis faktor yang digunakan memenuhi kriteria goodness-of-fit yang baik. Hal ini dapat dilihat
melalui skor KMO = 0.725 0.50 dan signifikansi Bartletts Test of Sphericity 0.000 0.05.
Pengujian berikutnya adalah mereduksi faktor melalui confirmatory factor analysis. Untuk mempermudah penganalisisan terhadap hasil-hasil
reduksian teknik yang dilakukan adalah melalui rotated factor matrix. Hal ini terjadi karena skor loading yang terbesar saja yang muncul pada tabel faktor
sehingga dapat mempermudah penginterpretasiannya.